OLEH: MUHAMMAD PLATO
Kawan saya berkata, “apa
pun yang kita lakukan tidak akan mengubah apa-apa. Mau berbuat baik, berbuat
jahat, bekerja keras atau tidak, ujungnya semua sama yaitu mati. Jadi apapun
yang kita lakukan sebenarnya tidak berguna. Manusia hanya mencari hidup senang
dan bahagia dengan berbagai macam cara sebelum kematian tiba”.
Pemikiran di atas, kalau
kita analisa pasti bersumber pada pola pikir yang pengetahuannya dibatasi oleh
material. Kawan saya seorang muslim, tetapi apa yang dia katakan berasal dari
pemikiran orang sekuler. Pemikir sekuler tidak menjadikan
pengetahuan dari kitab suci sebagai sumber pengetahuan dalam pengembangan paradigma
berpikir.
Pola pikir teman saya
sekalipun muslim, dia tidak berpola pikir yang bersumber dari ajaran agama yang dianutnya. Pola pikir Beliau, mengikuti para pemikir sekuler yang tidak ramah dengan pengetahuan-pengetahuan bersumber dari kitab suci.
Katakanlah: "Tidak
sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik
hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan." (Al Maidah, 5:100).
Tidak semua keburukan adalah keburukan, dan tidak semua kebaikan adalah kebaikan. Bisa jadi yang buruk jadi baik dan yang baik jadi buruk. Suatu keburukan dikatakan buruk jika kita melihat kerugian dari keburukan. Namun suatu keburukan bisa jadi kebaikan jika kita melihat keuntungan dari keburukan.
Tidak semua keburukan adalah keburukan, dan tidak semua kebaikan adalah kebaikan. Bisa jadi yang buruk jadi baik dan yang baik jadi buruk. Suatu keburukan dikatakan buruk jika kita melihat kerugian dari keburukan. Namun suatu keburukan bisa jadi kebaikan jika kita melihat keuntungan dari keburukan.
Ayat di atas seperti
ingin menjawab bahwa ada manusia-manusia yang berpikir bahwa berbuat baik dan
buruk sama saja, jika ujungnya akan mati. Orang yang berpikir
seperti ini berkesimpulan bahwa jika yang buruk itu menyenangkan hati, lakukan
saja karena hidup ini mencari kesenangan. Toh pada ujungnya kita berbuat baik
juga sama akan mati. Sementara orang berpikir seperti ini menganggap bahwa
kehidupan hanya terjadi satu kali.
Pola pikir dari Al-Qur’an
bukan seperti itu. Ciri orang-orang yang berpikir dengan petunjuk Al-Qur’an
adalah sebagai berikut:
KEHIDUPAN
|
KEMATIAN
|
KEHIDUPAN
|
Setelah kematian ada
kehidupan itulah pola pikir sesuai petunjuk Al-Qur’an. Hidup ini harus diisi
dengan kebaikan, karena setelah kematian ada kehidupan. Hukum dalam kehidupan
sekarang dan nanti setelah kematian adalah sama, yaitu masa lalu penyebab masa depan.
Siapa yang masa lalunya buruk maka masa depannya buruk. Siapa yang masa lalunya baik
maka masa depannya baik. Bisa disimpulkan orang-orang yang berpola pikir
sesuai petunjuk Al-Qur’an pasti memiliki sikap moral, dan etika dalam berprilaku karena perhitungan dalam
hidupnya sampai pada pertimbangan hidup setelah kematian yang harus baik.
Sebaliknya, pada pola
pikir material mereka tidak mengakui ada kehidupan setelah kematian, karena
setelah kematian tidak ada bukti material kehidupan itu ada. Bagi mereka, segala
sesuatu yang secara material tidak bisa dibuktikan, tidak bisa diakui sebagai kebenaran.
Maka dari itu, tujuan hidup ini adalah mencari kesenangan tanpa memperhatikan
baik dan buruk. Prinsip orang materialis, selama itu menyenangkan lakukan saja mumpung belum mati. Mereka juga pesimis, Jika manusia
mau hidup dalam kebaikan silahkan, mau hidup dalam keburukan silahkan, hal itu
menjadi pilihan hidup seseorang, dengan pertimbangan bahwa ujung hidup itu mati
dan tidak hidup kembali.
Berdasarkan pada panduan Al-Qur’an baik dan buruk itu berbeda. Apa perbedaannya? Dijelaskan bahwa setiap keburukan dibalas dengan keburukan dan setiap kebaikan dibalas kebaikan. Maka jika hidup ini terbelah dua yaitu hidup di dunia dan hidup setelah kematian. Dua dunia ini memiliki pola sebab akibat, yaitu kehidupan dunia menjadi sebab kehidupan setelah kematian. Jika kehidupan dunia buruk maka hidup setelah matinya adalah buruk. Orang-orang terbaik itu adalah mereka yang mati dalam kebaikan, sehingga setelah kematiannya akan mendapatkan hidup yang baik. Wallahu’alam.
Berdasarkan pada panduan Al-Qur’an baik dan buruk itu berbeda. Apa perbedaannya? Dijelaskan bahwa setiap keburukan dibalas dengan keburukan dan setiap kebaikan dibalas kebaikan. Maka jika hidup ini terbelah dua yaitu hidup di dunia dan hidup setelah kematian. Dua dunia ini memiliki pola sebab akibat, yaitu kehidupan dunia menjadi sebab kehidupan setelah kematian. Jika kehidupan dunia buruk maka hidup setelah matinya adalah buruk. Orang-orang terbaik itu adalah mereka yang mati dalam kebaikan, sehingga setelah kematiannya akan mendapatkan hidup yang baik. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment