Oleh: Muhammad Plato
Usia 40 tahun di kalangan
muslim sangat dikenal, usia ini mejadi titik kebangkitan karena pada usia 40
tahun Nabi Muhammad saw menerima wahyu. Dalam perkembangan psikologi kita
mengenal usia perkembangan anak-anak yang dibatasi dengan umur. Namun
pembahasan tentang psikologi berdasarkan umum banyak dikaji hanya pada level
anak-anak dari usia dini sampai pendidikan menengah. Kajian perkembangan
psikologi anak-anak berkaitan dengan kepentingan pendidikan.
Kajian psikologi
perkembangan kebanyakan terbatas pada anak-anak, padahal selama manusia hidup
sampai usia tua manusia terus mengalami perkembangan psikologi. Untuk itu kajian
psikologi perkembangan orang dewasa perlu mendapat kajian, agar orang dewasa punya
pegangan bagaimana seharusnya berprilaku seiring dengan perkembangan usianya.
Di dalam Al-Quran dijelaskan;
Dan barang siapa yang
Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka
apakah mereka tidak memikirkan? (Yasin, 36:68)
Informasi ini memberi
inspirasi bahwa selama hidupnya manusia akan mengalami masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan tua. Secara psikologis perkembangan manusia akan mengalami masa
anak-anak, dewasa dan kembali seperti anak-anak. Namun demikian, secara
psikologis kita berharap tidak kembali pada jiwa anak-anak tetapi berkahir kembali
kepada Tuhan dalam kedewasaan, yaitu meninggal dalam khusnul khotimah.
Kedewasaan manusia
mengacu pada kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad saw, dimulai dari usia 40. Kita
ambil pelajaran pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad menerima wahyu. Mengapa usia
40 tahun? Pertanyaan ini tidak layak dipertanyakan karena faktanya Nabi
Muhammad menerima wahyu usia 40 tahun. Namun sesuai dengan perintah-Nya, kita
harus memikirkannya. Ada pelajaran apa bagi manusia? Apa yang terjadi pada psikologi manusia ketika
sudah menginjak usia 40 tahun? Secara deduktif saya akan menginformasikannya
dari Al-Qur’an. Selanjutnya para psikolog bisa mengungkapnya secara induktif
melalui kejadian-kejadian di alam.
“Kami perintahkan kepada
manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh
yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al Ahqaaf, 46:15).
Informasi dari ayat Al-Qur’an
di atas sudah memberikan informasi lengkap tentang psikologi orang-orang dewasa.
Inilah the secret of forty years. Umur 40 tahun ternyata sebagai titik tolak
ukuran manusia telah dewasa. Selanjutnya ayat ini mengandung kriteria manusia
yang sudah berumur dewasa;
- Seluruh prilakunya mencerminkan rasa syukur atas apa yang telah diterimanya. Selalu merasa cukup apa yang telah diterimanya tidak lagi melihat sedikit atau banyak.
- Implementasi dari rasa syukurnya diwujudkan dalam berbuat baik kepada ibu bapaknya.
- Implementasi syukur selanjutnya adalah seluruh hidupnya diniatkan untuk kegiatan amal.
- Implementasi selanjutnya adalah memberi dukungan pada lahirnya anak-anak cucu berkualitas. Segala tindakannya ditujukan bukan untuk dirinya tetapi generasi yang akan melanjutkan misi ketuhanan selanjutnya.
- Implementasi syukur selanjutnya adalah memperbanyak permohonan ampun dan melatih diri untuk pasrah kepada segala ketentuan Tuhan.
Kelima kriteria di atas
menjadi ciri bagi orang-orang yang telah dewasa ditandai dengan mencapai usia 40
tahun. Kriteria ini harus terus dipelihara sampai menjelang usia tua dan
meninggal. Itulah kondisi khusnul khatimah yang harus diperjuangkan.
Untuk itulah mengapa
jabatan-jabatan penting dalam lembaga-lembaga masyarakat selalu
mempertimbangkan umur 40 tahun. Secara psikologis usia 40 tahun orientasi manusia
sudah mengalami perubahan. Berdasarkan ciri
prikologi usia dewasa, perbedaan psikologi anak-anak dan dewasa secara garis
besar dapat dikategorikan sebagai berikut:
PSIKOLOGI ANAK-ANAK
(0-39 TAHUN)
|
PSIKOLOGI
ORANG DEWASA
(40-MENINGGAL)
|
MENUNTUT
|
MENERIMA
|
AGRESIF
|
PERSUASIF
|
EMOSIONAL
|
SABAR
|
PROTES
|
MENASEHATI
|
EGOIS
|
ALTRUISME
|
KOMPETITIF
|
KOOPERATIF
|
KEPEMIMPINAN
|
KETELADANAN
|
MENGKRITISI
|
MEMPERBAIKI
|
DUNIAWI
|
AKHIRAT
|
MENGGUNAKAN
|
MEWARISKAN
|
MASA SEKARANG
|
MASA DEPAN
|
ALAM
|
TUHAN
|
Beberapa kriteris
psikologi anak-anak dan dewasa di atas tidak akan hilang pada diri seseorang,
keduanya bergerak dinamis silih berganti. Kondisi psikologi usia 0-39 prilaku
manusia di dominasi oleh psikologi anak-anak. Pada perkembangan usia 40 s.d. meninggal,
prilaku manusia didominasi oleh psikologi orang dewasa.
Pendidikan tujuannya
adalah mengajar, melatih, dan membimbing anak-anak menjadi manusia-manusia yang
memiliki prilaku dominan sebagaimana perkembangan psikologi orang-orang dewasa.
Itulah mengapa Tuhan memerintahkan berpikir kepada mereka yang diberi umur panjang,
agar mereka tetap dewasa sekalipun fisiknya akan kembali melemah seperti
anak-anak baru lahir. Wallahu’alam.
(Head Master trainer
Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment