OLEH: MUHAMMAD PLATO
Tidak ada yang mengetahui yang
gaib kecuali Allah. Selain dari Allah, informasi tentang yang gaib adalah
spekulasi atau praduga, jika salah dosa dan jika benar dosa. Jika salah dosa
karena telah berprasangka salah, dan jika benar dosa karena telah beriman
kepada selain Allah.
Jin adalah makhluk ghaib, maka
tidak ada informasi yang benar tentang jin kecuali dari Allah. Sumber kebenaran
yang kita imani dari Allah adalah Al-Qur’an. Segala informasi tentang gaib dari
Al-Qur’an adalah benar. Jika kita membenarkan informasi yang gaib dari Al-Qur’an,
kita dapat pahala kebaikan karena beriman kepada yang benar. Jika salah memahami
yang ghaib dari Al-Qur’an tetap memiliki pahala karena kita telah mempelajari
Al-Qur’an.
Sekalipun ada Al-Qur’an, banyak
manusia disesatkan oleh jin karena menerima informasi gaib dari selain Allah. Agar
manusia tidak tertipu oleh jin, maka harus tahu sosiologi (prilaku) jin.
Manusia diciptakan oleh Tuhan lebih unggul dari jin. Berikut akan penulis
informasikan tentang prilaku jin dari sumber Al-Qur’an.
JIN MENGETAHUI DENGAN
MENDENGARKAN
“Katakanlah (hai Muhammad):
"Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan
(Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al
Qur'an yang menakjubkan”. (Al Jin, 72:1).
Jin tahu Al-Qur’an hanya
berdasarkan pendengaran. Untuk mengetahui, jin hanya mengandalkan pendengaran.
Jin selalu mencari informasi dengan mendengarkan. Apa yang mereka dengar itulah
yang akan mereka katakana kembali.
JIN HANYA MELIHAT DAN TIDAK BISA BERPIKIR
“Dan sesungguhnya Kami jadikan
untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (Al A’raaf,
7:179).
Jin sekalipun tahun tentang kebenaran
dari Al-Qur’an, mereka tidak bisa memahaminya. Mereka tidak diberi kemampuan
berpikir, dan hanya mengandalkan pengetahuan-pengetahuan dari yang didengar. Perbendaharaan
pengetahuan yang dimiliki jin terbatas pada apa yang didengar. Kualitas
pengetahuan mereka sangat tergantung pada kualitas pengetahuan yang
didengarnya.
JIN TIDAK MENGETAHUI YANG GAIB
“Maka tatkala Kami telah
menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya
itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur,
tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah
mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (Saba, 34:14).
Manusia harus tahu, sekalipun jin
makhluk gaib, tetapi jin sendiri tidak mengetahui yang gaib. Manusia selalu
terjebak, karena jin adalah makhluk gaib maka manusia berprasangka bahwa jin
mengetahui hal-hal gaib padahal tidak. Kelebihan jin adalah dia bisa masuk ke
dalam alam pikiran manusia. Jin mengganggu kepada manusia dengan membisikkan
pengetahuan-pengetahuan buruk untuk membangkitkan berbagai niat atau nafsu yang
buruk menjadi aktif. Hal inilah yang akan membuat manusia sakit, kerasukan, dan
cenderung dikendalikan jin.
Itulah sekelumit tentang
sosiologi jin dari Al-Qur’an. Pengetahuan ini tentu belum cukup, kita harus
lebih banyak menambah perbendaharaan pengetahuan Al-Qur’an ke dalam otak kita,
agar manusia selalu berada dekat dengan Allah, sehingga kesadarannya selalu
terjaga dan tidak mudah dikendalikan setan. Wallahu’alam.
(Penulis Master Trainer Logika
Tuhan)
No comments:
Post a Comment