Oleh: Muhammad Plato
Melawan jin bukan dengan mantra-mantra
atau sesaji-sesaji. Mungkin anda pernah menyaksikan, ketika jin merasuki otak
manusia, kemudian dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, jin malah tertawa dan
menantang dengan menirukan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah itu kita
menjadi ragu pada ayat Al-Qur’an karena tidak bisa menaklukkan jin. Kelemahan
iman dan keraguan kita kepada ayat Al-Qur’an itulah yang membuat jin terus
bercokol dalam otak dan hati manusia.
Untuk itu menaklukkan jin bukan
dengan mantra atau sesaji, tetapi dengan menjaga dan melatih diri membangun kesadaran
kepada Tuhan. Mantra atau sesaji sifatnya seperti bacaan yang tidak dimengerti
isinya. Bacaan-bacaan yang bersifat mantra kurang melindungi otak dari bisikan-bisikan
jin. Kelemahan dari mantra atau sesaji adalah tidak menyediakan stok pengetahuan
yang banyak didalam otak.
Al-Qur’an yang dibaca dan dihafal
tanpa mengetahui maknanya, sangat miskin pengetahuan. Untuk itu bacaan-bacaan pendek
Al-Qur’an yang hanya dihafal pengetahuannya tidak memenuhi seluruh ruangan otak,
kecuali orang-orang penghafal Al-Qur’an. Mereka fokus pada bacaan Al-Qur’an 30
juz, dan otaknya terjaga oleh hafalannya yang banyak. Otaknya selalu terlatih
menjaga hafalan Al-Qur’an, hingga jauh dari jin.
Manusia kedudukannya lebih unggul
dari pada jin. Pengetahuan kita tentang sosiologi jin dapat membantu kesadaran
manusia bahwa kita berada sebagai makhluk superior dari jin. Manusia harus
percaya diri bahwa manusia lebih berkuasa dari jin. Manusialah yang harus
mengendalikan dan menguasai jin, bukan kita
yang dikendalikan jin.
Arti kesadaran manusia adalah ingat
Allah. Manusia dikatakan sadar jika ingat Allah. Untuk selalu mengingat Allah,
manusia butuh banyak pengetahuan yang sumbernya dari Allah. Kitab suci Al-Qur’an
harus dibaca dan dipahami, agar seluruh ruang otak manusia diisi oleh pengetahuan-pengetahuan
dari Allah. Pengetahuan-pengetahuan dari Allah inilah yang akan menjaga otak
manusia tetap sadar, dan sulit dimasuki atau dipengaruhi, diperdaya, atau
ditipu setan.
Pengetahuan-pengetahuan dari
Allah yang bersumber dari wahyu Al-Qur’an menjadi alat untuk memecahkan masalah
ketika jin memberi solusi yang buruk pada pikiran manusia. Apapaun masalahnya,
emosi manusia akan terkendali karena masalah selalu diolah oleh
pengetahuan-pengetahuan yang sumbernya membuat manusia ingat pada Allah.
Untuk menaklukkan jin, manusia
harus memperbanyak pengetahuan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an.
Memahami logika Al-Qur’an akan membantu manusia memahami hukum-hukum sebab
akibat dari Allah, yang akan selalu memandu kita dalam memecahkan masalah.
Untuk bisa menaklukkan jin,
diwajibkan membaca Al-Qur’an tidak sekedar membaca dalam bahasa Arabnya saja,
karena cara demikian tidak memberi masukkan pengetahuan yang banyak ke dalam
otak. Pengetahuan-pengetahuan hukum sebab akibat dari Al-Qur’an yang ada dalam
otak akan menjadi imun bagi otak. Membaca Al-Qur’an dengan hanya memerhatikan
tajwij saja, kalau dilakukan terus menerus, otak kita akan mengalami kekeringan
pengetahuan Al-Qur’an.
Jika otak mengalami kekeringan
pengetahuan Al-Qur’an maka emosi akan lebih aktif bekerja. Pada saat emosi lebih
dominan bekerja maka jin akan memberikan masukkan-masukkan (bisikan) pengetahuan
yang mendorong kerja emosi orang berlebihan. Pada posisi ini manusia dikendalikan
setan.
Kesadaran diri manusia akan mudah
dimasuki pengaruh jin, ketika emosi meningkat dan berlebih. Ketika kita lupa pada Tuhan saat
sedih, putus asa, benci, dendam, jengkel, jin akan lebih mudah masuk pada otak
manusia. Selain itu ketika kita lupa kepada Tuhan saat bahagia, bangga, senang,
sukses, jin akan masuk pada otak, maka kebanggan dan kebahagian kita akan berlebihan.
Kesadaran dalam bentuk ingat Allah,
bukan sekedar ingat saja, tetapi ingatan itu harus dibangun oleh pengetahuan
tentang sebab-akibat dan berlakunya ketentuan-ketentuan Allah di dalam Al-Qur’an.
Hukum-hukum Allah lah yang akan memnjaga otak manusia untuk selalu ingat Allah
dan emosi manusia akan dalam kondisi terkendali. Manusia punya emosi yaitu suka
dan benci, senang dan sedih. Emosi ini harus terkendali agar manusia bisa
mengendalikan dirinya, melalui pengetahuan dari Tuhannya manusia bisa
mengendalikan dirinya dan mengendalikan gangguan-gangguan dari jin dan lingkungannya.
Orang-orang yang sakit dan selalu
di ganggu jin dalam hidupnya bisa diprediksi bahwa mereka memiliki kelemahan
dalam mengendalikan emosi. Untuk memeprbaikinya mereka harus memperbanyak
pengetahuan-pengetahuan tentang hukum sebab akibat dari Al-Qur’an agar otaknya
terlindungi dari bisikan-bisikan pengetahuan dari Jin. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment