OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Sudah menjadi ketetapan Tuhan, bahwa manusia lebih unggul
dari Iblis. Tuhan memerintahkan kepada Iblis dan malaikat untuk tunduk kepada Adam
(manusia). Apakah yang jadi sebab keunggulan manusia dari Malikat dan Iblis?
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari
tanah". (Al A’raaf, 7:12).
Sifat Iblis adalah makhluk yang tidak bisa mengakui kelebihan
manusia. Iblis terjebak oleh materi. Dia hanya bisa melihat ciptaan Tuhan dari apa
yang dilihat secara material dan apa yang dia dengar. Iblis mengganggap
kebaikan dari sudut pandang material bahwa api lebih baik dari tanah. Inilah
kelemahan Iblis, tidak bisa memahami kebaikan dibalik materi karena hanya
mengandalkan pada apa yang dilihat dan didengar.
Manusia adalah makhluk yang bukan hanya bisa melihat dan
mendengar. Manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk berpikir, sehingga bisa memahami
kejadian bukan hanya berdasar pada apa yang dilihat dan didengar. Bukti bahwa
kelebihan manusia sebagai makhluk berpikir adalah ketika Tuhan memerintahkan
menyebutkan nama-nama (konsep-konsep) kepada Adam.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka
nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,
bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa
yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al Baqarah, 2:33)
Adam adalah makhluk berpikir, maka dengan kemampuan
berpikirnya Adam bisa menciptakan nama-nama benda yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Melalui kemampuan berpikirnya, kecerdasan manusia menjadi tidak tertandingi
oleh malaikat dan Iblis. Untuk itu Allah memerintahkan Malaikat dan Iblis untuk
sujud kepada Adam. Kecerdasan manusia yang tidak tertandingi oleh golongan Jin,
dikabarkan oleh Allah dalam kisah Nabi Sulaiman. Inilah cerita penuh misteri
dari kejadian di Kerajaan Sulaeman.
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara
kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". (An Naml, 27:38)
Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku
akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu
berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
lagi dapat dipercaya". (An Naml, 27:39)
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip".
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang
siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (An
Naml, 27:40)
Itulah bukti bahwa manusia lebih unggul dari Malaikat dan Jin.
Kelebihan Jin dia bisa melihat dan mendengar, tetapi tidak bisa memproses
pengetahuan untuk melahirkan nama-nama baru. Namun manusia selain bisa mengetahui
dengan melihat dan mendengar, lalu dengan pikirannya dia bisa mengetahui apa
yang terjadi di masa lalu sekalipun tidak terlihat terjadi di jutaan tahun lalu,
mampu memahami apa yang terjadi dibalik kejadian sekarang, dan mengetahui apa
yang akan terjadi di masa mendatang.
Sehebat-hebatnya ilmu jin, apa yang dia ketahui hanya
terbatas pada apa yang diihat dan didengar. Untuk menghindari tipu daya jin,
manusia harus mengaktifkan keunggulannya yaitu meningkatkan kemampuan otak
dalam berpikir memahami logika dari ayat-ayat Tuhan. Saya menyaksikan bahwa Jin
tidak mampu berpikir memahami dan menjelaskan ayat-ayat Allah. Apa yang mereka
tahu bersumber dari melihat dan mendengar. Wallahu’alam.
(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment