OLEH: MUHAMMAD PLATO
Di dalam Al-Quran
minimalnya berdasarkan penelusuran penulis menemukan beberapa konsep yang
berkaitan dengan keyakinan. Konsep konsep yang bisa kita pahami tentang keyakinan
dijelaskan di dalam Al-Qur’an ada tiga.
· Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah
suatu keyakinan yang benar. (Al Waq’ah, 56:95). Dan sesungguhnya Al Qur'an itu
benar-benar kebenaran yang diyakini. (Al Haqqah, 69:51)
· Janganlah begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin, (At Takaatsur, 102:5).
· dan sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan `ainulyaqin, (At Takaatsur, 102:7).
Berdasarkan tiga konsep yakin
yang kita temukan dari keterangan Al-Qur’an, kita dapat mengetahui tiga konsep yakin
yaitu haqul yakin, ‘ilmal yaqin, dan ‘ainal yaqin. Tiga konsep yakin ini
memiliki kreteria masing-masing. Untuk mengetahui kriteria ketiga konsep
keyakinan di atas, kita harus teliti dari konsep-konsep yang berdekatan dengan
ketiga konsep keyakinan tersebut.
Untuk menjelaskan ketiga konsep ketiga keyakinan di atas, kita kaji dulu konsep apa yang berdampingan dengan konsep yakin dalam ayat yang mengandung konsep yakin tersebut. Jika penjelasan konsep yakin tidak ditemukan dalam redaksi satu ayat, maka cari hubungan konsep di ayat berikut atau sebelumnya, jika belum ditemukan cari dari surat lain. Metode inilah yang penulis sebut dengan metode “hubungan konsep”. Berdasarkan penelitian terhadap ketiga konsep yakin di atas, penulis sajikan dalam tabel berikut:
NO
|
KONSEP YAKIN
|
HUBUNGAN KONSEP
|
KETERANGAN
|
1
|
Haqul
Yaqin
|
Mengetahui kebenaran berdasarkan keterangan Al-Qur’an. (tanpa proses penelitian atau percobaan)
|
Penjelasan ayat sebelumnya, dan surat
lain.
|
2
|
‘Ilmal
Yaqin
|
Mengetahui kebenaran dengan Pengetahuan (metode
Penelitian)
|
Penejelasan dalam redaksi satu ayat
tersebut
|
3
|
‘Ainul
yaqin
|
Mengetahuai kebenaran dengan Melihat (percobaan)
|
Penjelasan dalam redaksi datu ayat tersebut
|
Berdasarkan tabel di atas,
kita sudah dapat menghubung-hubungkan konsep. Pertama, yaitu antara yakin
dengan hari kiamat dan kehidupan akhirat tentang keberadaan surga dan negara,
dan tentang wahyu kitab suci Al-Qur’an. Kedua, konsep yaqin berhubungan dengan pengetahuan.
Konsep ini dijelaskan dalam redaksi satu ayat berarti hubungannya sangat erat
sekali. Ketiga, konsep yakin berhubungan dengan penglihatan dijelaskan dalam
redaksi satu ayat yang berarti hubungannya erat.
Hubungan-hubungan dua konsep ini, selanjutnya kita bisa melakukan penafsiran. Tafsiran paling dasar yaitu dengan membangun definisi tentang keyakinan. Selanjutnya kita bisa buat definisi keyakinan sebagai berikut:
Haqul yaqin adalah kepercayaan terhadap suatu kebenaran
yang tidak memerlukan pembuktikan secara ilmiah (metode penelitian) ataupun
berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman langsung atau pengamatan berdasar
penglihatan). Keyakinan ini murni dibentuk oleh penalaran yang sumber
pengetahuannya dari kitab suci Al-Qur’an. Pengetahuan-pengetahuan yang di dapat
dari Al-Qur’an tidak diragukan sudah mengadung kebenaran karena bersumber pada
Pemilik Alam Semesta. Sebagai contoh, keyakinan pada seluruh isi Al-Qur’an
sebagai wahyu Tuhan, di dalamnya termasuk kejadian hari kiamat, kehidupan
akhirat, kita meyakininya berdasarkan nalar Al-Qur’an sehingga tidak perlu dan
tidak mungkin membuktikan semua dan melihatnya sekarang.
Pada konsep haqul yaqin orang-orang meyakini kebenaran
karena ketidaktahuan. Sekalipun di hari akhirat dijelaskan di dalam Al-Qur’an
ada kehidupan surga dan neraka pada dasarnya manusia meyakini keberadaannya
karena ketidaktahuan. Manusia hanya tahu kehidupan akhirat, surga, neraka, pengadilan
akhirat, sebatas apa yang diberi tahu oleh Tuhan dalam kitab suci melalui para Rasul
dan manusia tidak mungkin membuktikannya melalui metode ilmu pengetahuan apalagi dengan penglihatan.
Sehubungan beberapa generasi manusia sudah diturunkan
Nabi dan Rasul yang membawa kitab suci, pada saat ini masih ada manusia-manusia
yang mengaku beriman kepada kitab suci namun dipertanyakan apakah itu benar
kitab suci atau bukan. Maka pada tahap inilah manusia harus memiliki kemampuan
berpikir untuk meneliti dan membuktikan terhadap bagian ayat-ayat kitab suci
yang memungkinkan bisa diuji coba dan dilihat kebenarannya di alam semesta.
TIGA KONSEP KEYAKINAN YAITU HAQUL YAKIN, 'ILMAL YAKIN, DAN 'AINUL YAKIN (MUHAMMAD PLATO) |
Atas dasar Nabi dan Rasul sudah lama meninggal, maka pada
tahap ini, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menemukan kebenaran-kebenaran
wahyu dari Tuhan. Para ilmuwan selain meneliti rahasia alam untuk mengembangkan
teknologi, harus menemukan kebenaran-kebenaran dari pengetahuan-pengetahuan
kitab suci, sebagai pembangun keyakinan. Artinya, tidak semua isi Al-Qur’an
tidak bisa diteliti, ada keterangan-keterangan Al-Qur’an yang bisa diteliti
kebenarannya dengan metodologi penelitian baik di kehidupan sosial maupun alam.
Peluang ini Tuhan berikan kepada manusia untuk membantu manusia menemukan
kebenaran dari Tuhannya setelah para Nabi dan Rasul meninggal. Metode penelitian
pada dasarnya adalah metode berpikir yang dikembangkan manusia untuk menemukan
kebenaran. Pada tahap ini, keyakinan manusia dibentuk dengan
pengetahun-pengetahuan yang dibangunnya yang disebut ilmal yaqin. Produk dari penelitian
adalah teori-teori tentang kebenaran.
Pada kriteria Ainul Yaqin, manusia untuk membangun
keyakinannya membutuhkan bukti yang bisa dilihat atau dirasakan. Pada kriteria
ini manusia bisa menemukan keyakinannya dengan melakukan percobaan, atau
pengalaman langsung. Pengetahun Al-Qur’an mengandung kebenaran-kebenaran nyata yang
bisa dilihat. Seperti diumpamakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an Nabi Ibrahim membuktikan
kebenaran Tuhan bisa menghidupkan dari kematian. Pesannya adalah Allah memberi
petunjuk kepada manusia untuk melakukan percoban demi percobaan untuk
membuktikan sebuah kebenaran yang mungkin terdapat dalam Al-Qur’an. Keyakinan ini
bisa dibuktikan dengan percobaan-percobaan yang bisa menghasilkan berbagai
teknologi di muka bumi ini. Semua teknologi yang berhasil dibangun manusia
melalui percobaan pada dasarnya adalah kebenaran-kebenaran ayat-ayat Tuhan yang
bisa dilihat kebenarannya. Perjalanan Isra mi’raj, satu malam bisa dibuktikan
kebenarannya setelah ditemukannya teknologi pesawat terbang, pesawat luar
angkasa, kecepatan melebihi cahaya dan sebagainya. Ainul yaqin adalah
pembenaran berdasarkan pembuktian (penglihatan) melalui percobaan-percobaan
dengan bantuan teknologi. Ainul yakin berkaitan dengan ilmu teknologi.
Pengetahuan-pengetahuan yang terdapat di dalam Al-Qur’an mengandung
kebenaran nalar berdasar pengetahuan murni wahyu, rasional berdasar pemikiran
di alam dan kehidupan sosial, serta kebenaran berdasarkan bukti melalui
percobaan dan penemuan teknologi. Dengan demikian informasi Al-Qur’an meliputi
penjelasan kehidupan yang tidak diketahui manusia di alam nyata, yang bisa
diketahui dengan pemikiran manusia dan dapat dibuktikan dalam kehidupan di alam
nyata melalui peralatan yang diciptakannya.
Mempelajari Al-Qur’an sebagai kitab kebenaran membutuhkan
ketiga konsep keyakinan yang harus dikembangkan manusia untuk menjaga keyakinan
kepada Tuhan berdasar pada tiga konsep keyakinan. Para ulama mempelajari ilmu
keyakinan dari pengetahuan murni Al-Qur’an. Ilmuwan melalui berbagai metode
kelimuan. Para teknokrat menemukan kebenaran melalui berbagai percobaan nyata dan
penemuan teknologi. Hasil akhirnya adalah membangun keyakinan kepada Tuhan.
Dikarenakan penciptaan alam semesta ini bersumber dari
satu kesatuan, saling berhubungan, saling ketergantungan, maka dalam menjaga
keyakinan manusia kepada Tuhan, semua konsep keyakinan harus dikembangkan melalui
keterkaitan antara ketiga konsep keyakinan di atas sebagai pembentuk dan peningkatan
keyakinan kepada Tuhan. Pengetahuan di Al-Qur’an memiliki tiga dimensi yaitu
transenden (beyond imagination), abstrak (imajinasi), dan konkrit
(nyata). Al-Qur’an layaknya dijadikan sebagai sumber segala sumber pengetahuan.
Tidak terbatas pada hal-hal transenden berbicara kehidupan yang tidak diketahui
manusia (akhirat).
No comments:
Post a Comment