OLEH: MUHAMMAD PLATO
Mengulang-ngulang
kebaikan adalah cara pembelajaran yang harus dilakukan di sekolah. Shalat dhuha
12 rakaat harus dilakukan secara terus menerus. Mengulang-ngulang kebaikan
adalah perintah dari Allah. Shalat adalah kebaikan yang harus diulang-ulang
tiap hari.
“Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Al Jumu’ah, 62:10).
Menurut Prof. Fahmi
Basya, mengingat Allah banyak-banyak adalah mengulang-ngulang perbuatan baik
sesering mungkin. Shalat dhuha 12 rakaat setiap hari dilandasi dengan
perintah Allah, dalam rangka mengingat Allah banyak-banyak.
MENGULANG-NGULANG KEBAIKAN ADALAH PERINTAH ALLAH YAITU BANYAK-BANYAK MENGINGAT ALLAH. (MUHAMMAD PLATO) |
Kesuksesan akan tercapai
jika seseorang melakukan kebaikan berulang-ulang. Praktek pendidikan di sekolah
adalah mengulang-ngulang perbuatan baik. Semakin sering kebaikan diulang-ulang
maka dia akan jadi karakter. Semakin sering seseorang melakukan perbuatan baik
maka dia akan dikenal sebagai orang berkarakter baik. Dapat dipahami bahwa sukses
itu sama dengan karakter baik (akhlak mulia), prilaku baik yang diulang-ulang.
Dari pengulangan harus
mulai merasakan dampak yang terjadi. Dari perasaan tersebut timbul berbagai
macam pengetahuan dan pemahaman. Rasa dari prilaku baik yang diulang-ulang bisa
diketahui dengan mengunakan pola pikir ilmiah seperti seorang ilmuwan ketika
melakukan penelitian. Penelitian itu dilakukan dengan merasakan akibat-kaibat
apa yang terjadi setelah melakukan kebaikan berulang-ulang.
Semakin sering rasa itu
dirasakan, dinikmati dan mejadi sebuah kenyamanan, maka
akan timbul akumulasi
pengetahuan. Dari akumulasi pengetahuan yang banyak itu, maka didapatlah sebuah
keyakinan berdasarkan penglihatan dan keabsolutan terhadap kebenaran dengan
dukungan bukti dan rasa yang tidak diragukan.
Jika kita melakukan
pengulangan shalat tanpa dibarengi dengan penelitian atas akibat yang terjadi
pada diri kita berdasar petunjuk Allah, maka motivasi untuk melakukan shalat
tiap hari akan mengalami penurunan. Lama-lama shalat akan ditinggalkan.
Untuk itu ketika
melaksanakan shalat dibutuhkan akal untuk melakukan pengamatan kejadian-kejadian
apa yang terjadi setelah shalat, tetnu berdasar petunjuk Tuhan. Akal di sini
berfungsi sebagai pembentuk kesadaran bahwa apa yang diberitakan Allah sehabis shalat
benar-benar terjadi.
Pengulangan
(repetition) bukan saja bertujuan membentuk karakter tetapi membuka kesempatan
pikiran untuk memahami apa yang terjadi. Sehingga kegiatan shalat ataupun
kebaikan bisa dirasakan manfaatnya dan menjadi sebuah kebenaran ainul
(dilihat) dan haqqul (kokoh) yakin.
Wallahu ‘alam.
(Penulis
Head Master Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment