OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Seorang Ustad dalam sebuah diskusi berkata, “di Yerusalem
bacaan orang Yahudi itu Al-Qur’an. Orang Yahudi mereka percaya bahwa Al-Qur’an
adalah wahyu dari Allah. Yang mereka tolak adalah kenabian Nabi Muhammad saw. Karena
Nabi bukan dari keturunan Nabi Ibrahim dari Siti Sarah, tetapi dari Siti Hadjar.
Selanjutnya Ustad itu berkata, “berbeda dengan umat Islam di
tanah air mereka sangat percaya dan mencintai Rasulullah saw, tetapi kurang
begitu suka membaca dan menghayati Al-Qur’an”. Kitab suci Al-Qur’an baru ramai
dihafalkan oleh para santri dari juz 1 sampai juz 30. Alhamdulillah. Al-Qur’an
bisa terpelihara dengan adanya para penghafal Al-Qur’an.
Saya sebagai generasi muslim dari golongan intelektual, harus
memberi sumbangan untuk kejayaan Islam. Saya bisa memahami Al-Qur’an dengan
sudut pandang keilmuan dan pendekatan ilmiah.
TUGAS DUNIA PENDIDIKAN MELAHIRKAN GOLONGAN INTELEKTUAL YANG BISA MEMBACA KALIMAT-KALIMAT ALLAH DALAM SELURUH MATA PELAJARAN (MUHAMMAD PLATO) |
Namun sudah lama, ada upaya pembodohan terhadap umat manusia.
Saya katakan pembodohan terhadap umat manusia karena Al-Qur’an turun untuk umat
manusia.
Upaya pembodohan terhadap umat manusia dikatakan oleh Prof.
IRS dalam tayangan youtube 23 September 2019 berjudul “cara lauhul mahfudz
menghidupkan orang mati hatinya”, sebagai berikut, “pembodohan terhadap
umat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya menjauhkan kitab suci Al-Qur’an
dari umat, dengan memberi pernyataan bahwa menafsirkan Al-Qur’an tidak boleh
dilakukan sembarangan orang, dia itu harus ulama, kiyai, ustad, ahli bahasa
Arab, ahli hadist, dll., akhirnya umat menjadi takut mendekati Al-Qur’an dan
tidak mempelajarinya.
Untuk membaca dan memahami Al-Qur’an dibuat aturan yang sulit
dan memberatkan, sampai diancam barang siapa melakukan kesalahan dalam menafsirkan
Al-Qur’an akan masuk neraka. Kalimat ini tidak ada dalam Al-Qur’an, dan bukan
perkataan Nabi Muhammad saw. Perkataan ini berasal dari orang-orang yang tidak
memahami kandungan Al-Qur’an. Ini adalah kebohongan publik yang sistematis dilakukan
untuk melemahkan umat.
Tidak ada bacaan terbaik melebihi Al-Qur’an. Jika kita berpendapat
merujuk kepada Al-Qur’an tidak ada yang bisa meluruskan kesalahan pendapat kita
kecuali dengan dalil Al-Qur’an. Orang yang memahami Al-Qur’an akan tunduk
kepada keterangan Al-Qur’an. Maka orang-orang yang memahami substansi Al-Qur’an
tidak akan berani menentang atau ngotot menentang ayat Al-Qur’an. Tidak akan
terjadi perdebatan bagi manusia yang memahami Al-Qur’an. Jika ada orang yang
menyampaikan perkataan bersumber pada Al-Qur’an maka dia akan tunduk pada ayat
Al-Qur’an tersebut.
Orang-orang yang menghujat dan menghina kepada mereka yang
mencoba menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an maka dia adalah golongan Abu Lahab,
yang dibenci oleh Allah dan kelak mati dalam kekafiran jika tidak
menghentikannya. Dia tidak akan mendapat petunjuk dari Allah sampai ujung
hidupnya.
Al-Qur’an adalah milik semua, karena itu semua orang
anak-anak, remaja, dewasa, tua, berpendidikan tidak berpendidikan bisa mendapat
petunjuk dengan membaca dan memahami Al-Qur’an melalui terjemahan, tafsir bahasa
yang dapat dipahaminya. Semoga Allah memberi hidayah pengetahuan Al-Qur’an
kepada kita semua.
Tidak akan pernah ada satu-satunya orang yang ahli menafsir Al-Qur’an
di muka bumi ini. Terlalu rendah kualitas Al-Qur’an jika hanya bisa ditafsir oleh
satu orang ahli. Maka salah satu kemukjizatan Al-Qur’an adalah dia bisa
ditafsir oleh semua kalangan sesuai kecerdasannya, karena Al-Qur’an adalah wujud
kasih sayang Allah untuk semua makhluk
ciptaannya.
Ajarkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam seluruh mata pelajaran di
sekolah sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan anak-anak. Itulah implementasi
pendidikan berke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Wallahu’alam.
(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment