OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Agus Mutofa seorang penulis buku Tasawuf Modern mengatakan bahwa
“untuk memahami agama Islam sumber mutlaknya adalah Al-Qur’an dan sumber kedua
adalah hadis”. Objek yang kita pikirkan adalah pengetahuan dari kitab suci
Al-Qur’an. Sebelum meneliti informasi dari Al-Qur’an jangan menggunakan dulu
sumber-sumber lain. Pembelajaran yang harus diutamakan di dalam memahami ajaran
agama Islam adalah memahami isi Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengemukakan balasan-balasan
bagi orang-orang yang melakukan kebaikan. Oleh karena itu, Al-Qur’an adalah
kitab pembawa kabar gembira bagi orang-orang beriman. Nabi Muhammad saw adalah
pembawa kabar gembira bagi umat manusia yang mau menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan karakteristik Al-Qur’an, seorang guru adalah pembawa kabar
gembira bagi murid-muridnya.
Di bawah ini saya buat matrik agar mudah memahami apa fungsi
balasan Allah terhadap kebaikan. Pola pikir sebab akibatnya saya gambarkan
sebagai berikut;
BALASAN PRILAKU BURUK
PRILAKU
DI DUNIA
|
BALASAN
DUNIA/AKHIRAT
|
PSIKOLOGIS
|
Membunuh Mukmin
dengan Sengaja (An Nisaa, 4:93)
|
Jahanam dan
adab yang besar
|
Putus Asa/Sedih
|
Berbuat Jahat (An
Nisaa, 4:123)
|
Kejahatan
|
Putus
Asa/Sedih
|
Berbuat Dosa (Al
Maa’idah, 5:29)
|
Penghuni
Neraka
|
Putus
Asa/Sedih
|
Memerangi Allah
dan Rasul Nya (Al Maa’idah, 5:330
|
Siksaan
yang Besar
|
Putus
Asa/Sedih
|
Demikian beberapa gambaran bagaimana balasan buruk bagi
orang-orang yang berprilaku buruk di dunia. Balasan itu berlaku di dunia dan
akhirat. Balasan ini bersifat pasti baik secara fisik maupun fsikis. Selanjutkan
saya gambarkan balasan terhadap perbuatan baik
.
BALASAN PRILAKU BAIK
PRILAKU
DI DUNIA
|
BALASAN
DUNIA/AKHIRAT
|
PSIKOLOGIS
|
Amal
baik (An An’aam, 6:160)
|
Tidak dianiaya
|
Optimis/Gembira
|
Mohon
ampun dan bertobat (Huud, 11:3)
|
Kenikmatan
yang baik
|
Optimis/Gembira
|
Sabar
(An Nahl, 16:96)
|
Pahala
lebih baik
|
Optimis/Gembira
|
Beramal
Saleh (An Nahl, 16:97)
|
Kehidupan
yang baik
|
Optimis/gembira
|
Berdasarkan perbandingan balasan perbuatan baik dan buruk di atas,
kita bisa pahami untuk apa fungsi informasi balasan-balasan keburukan dan
kebaikan menjadi jelas. Balasan terhadap keburukan fungsinya adalah untuk
memutuskan harapan orang agar berhenti berbuat jahat. Sebaliknya balasan baik memiliki
fungsi membangun harapan (optimisme) atau kabar gembira bagi orang-orang yang
telah berbuat baik tetap istiqomah dalam kebaikan. Sekalipun para pembuat
kebaikan mendapat ancaman, cemoohan, dan lecehan, mereka akan tetap optimis
karena ada balasan baik dari Allah. Pola berpikir inilah yang akan membuat
orang-orang beriman selalu bertawakal kepada Allah.
JANJI BALASAN DARI ALLAH ADALAH PEMBENTUK OPTIMISME ORANG-ORANG BERIMAN DALAM BERBUAT BAIK. (MUHAMMAD PLATO) |
Pertanyaannya apakah boleh kita berbuat baik karena ingin
balasan baik dari Allah? Menurut pendapat penulis selama itu diinformasikan
Allah di dalam Al-Qur’an, maka informasi itu bisa kita gunakan untuk menjaga semangat
dan kesabaran kita dalam berbuat baik di dunia. Apa saja yang dijanjikan Allah
untuk kita, maka hal itu bisa kita jadikan sebagai pembangun optimisme dan penggembira
bagi bagi orang-orang baik. Pola pikir ini tidak bertentangan dengan keterangan
dan sesuai dengan anjuran Allah.
Hal yang tidak boleh adalah berharap balasan kepada sesuatu
yang tidak dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. Balasan kebaikan selain
dari Allah hanyalah angan-angan.
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang
kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan
ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari
Allah. (An Nisaa, 4:123).
Balasan yang bersifat angan-angan itu adalah balasan-balasan yang
dibuat-buat atas dasar dusta, bukan dari keterangan kitab suci. Balasan angan-angan
dilakukan orang-orang yang mengajarkan kemunkaran, seolah-olah kebaikan dari
Tuhan. Kemunkaran itu mereka ajarkan dari sebuah kitab buatan manusia, lalu dikatakan
bahwa kitab itu seolah-olah datang dari Tuhan. Sesungguhnya janji-janji balasan
kebaikan di dalamnya adalah angan-angan mereka.
Jadi, selama manusia berbuat baik, dan berharap balasan kebaikan
sebagaimana dijanjikan Allah dalam kitab suci Al-Qur’an, maka dia berada di
jalan lurus. Dia telah bertahuid kepada Tuhan dengan beriman kepada kitab dan berharap
balasan baik dari Tuhan. Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment