Para pemimpin ternyata orang-orang
hebat, tidak mungkin mereka terpilih oleh rakyat jadi pemimpin jika di dalam
diri mereka tidak punya kelebihan. Di sekolah-sekolah anak-anak harus diajarkan
kembali untuk menghargai dan menghormati wakil rakyat dan pemimpin kita.
Sejak kejadian keusuhan
besar tahun 1965 dan 1998, bangsa kita hampir kehilangan harga diri ditandai
dengan menurunnya penghormatan warga negara terhadap pemimpinnya. Kita saksikan
masyarakat melakukan pelecehan dan penghinaan kepada wakil rakyat dan para
pemimpin dengan melakukan postingan-postingan ujaran kebencian, gambar-gambar
lecehan, dan video-video penghinaan. Kebebasan ekpresi masyarakat difasilitasi
dengan media teknologi informasi hampir tanpa kendali.
Setiap orang diciptakan
oleh Tuhan dengan fitrah sebagai manusia yaitu memiliki kekurangan dan
kelebihan. Dari mulai rakyat biasa sampai pemimpin tertinggi tidak lepada dari
dua sisi ini. Maka sudah pasti setiap orang akan punya sisi buruk dan sisi
baik.
Satu hal yang harus
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, para pemimpin di lembaga tinggi
negara pada hakikatnya adalah orang-orang terbaik. Dari mulai ketua RT sampai
presiden dan anggota DPR, mereka adalah orang-orang terbaik. Tuhan telah
menetapkan bahwa pada setiap kelompok masyarakat akan diangkat seorang pemimpin
dari orang-orang terbaik di mata Tuhan. Ini adalah ketentuan mutlak dari Tuhan.
Untuk itu, sikap seorang warga negara yang baik, absolut harus menghormati
pemimpin.
"PENDIDIKAN HARUS MANGAJARI ANAK-ANAK UNTUK MENGHORMATI PEMIMPIN, KARENA PEMIMPIN DIANGKAT ALLAH ATAS DASAR KEBAIKAN YANG DIMILIKINYA". (MUHAMMAD PLATO) |
Sebuah bangsa besar,
berdaulat sudah pasti ditandai oleh warga negaranya yang menghargai dan
menghormati pemimpin. Rendahnya kualitas sebuah bangsa ditandai dengan
rendahnya penghargaan warga negaranya kepada seorang pemimpin. Sejak peristiwa
kerusahan dan jatuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, harga diri bangsa kita
melorot jatuh ke titik nadir ditandai dengan rendahnya penghargaan masyrakat
kepada pemimpin.
Tugas besar bagi dunia
pendidikan adalah mengembalikan harkat martabat seorang pemimpin kepada
posisinya. Tanpa melihat latar belakangnya semua orang yang ditakdirkan jadi
pemimpin adalah orang-orang terbaik dihadapan Tuhan. Menjaga marwah bangsa
adalah mempertahankan seluruh warga negara kepada para pemimpinnya. Upaya besar
dalam dunia pendidikan karakter saat ini adalah memutus rantai
generasi-generasi kualitas rendah yang tidak menghargai pemimpin, digantikan
dengan generasi-generasi bermartabat tinggi dengan mengembalikan seluruh warga
negara untuk menghargai pemimpin.
Menhgormati pemimpin
adalah sebuah keharusan dan harus dilakukan tanpa syarat. Mengajarkan ini
kepada peserta didik adalah pekerjaan berat. Mengajarkan warga negara untuk
menghargai pemimpin dilakukan dengan melatih anak-anak didik untuk menjadi dan
merasakan bagaiman beratnya menjadi seorang pemimpin.
Ketika berdiskusi dengan
salah seorang wakil rakyat di tingkat provinsi, saya menyimak ternyata pemimpin
kita memiiki kelebihan-kelebihan tersendiri. Kegagalan masyarakat dalam
menghargai pemimpin, karena tidak mengenal dari dekat siapa pemimpinnya. Masyarakat
terbawa suasana kebencian terhadap pemimpin karena teralu fokus pada sisi sisi
buruk pemimpin yang diberitakan. Rendahnya penghargaam masyrakat terhadap
pemimpin didasari oleh informasi informasi buruk yang ditampilkan di media
massa tentang seorang pemimpin. Pengetahuan dari media massa akhirnya menjadi
kolektif memori warga negara dalam memandang sama untuk seluruh pemimpin.
Padahal jika kembali kepada fitrah manusia, maka tidak kecuali pemimpin, mereka
pasti memiliki kekurangan seperti kita.
Masyarakat terlalu asik
melihat keluar dirinya dan mereka lupa bahwa dirinya sama dengan pemimpin
sebagai manusia yang memiliki fitrah tempatnya salah dan benar. Kita menjadi
tidak sadar sedang merendahkan martabat bangsa sendiri dengan menghina dan merendahkan
pemimpin, padahal kekurangan-kekurangan yang dituduhkan pada pemimpin
sesunguhnya terdapat pada dirinya sendiri.
Pengajaran berat yang
harus dilakukan dunia pendidikan adalah memberikan kesadaran pada anak-anak
bahwa perbuatan menghina atau menghujat pemimpin merupakan suatu tindakan
berkualitas rendah bagi seorang manusia, bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Upaya yang harus
dilakukan oleh dunia pendidikan adalah mengajarkan pola pikir positif bahwa
siapaun pemimpin dia diangkat oleh Tuhan atas dasar kebaikannya, sekalipun
kebaikan itu kadang tidak diketahui manusia. Siapapun manusianya, termasuk
anak-anak di sekolah harus diajarkan memberikan penghormatan dan menjaga harga
diri pemimpin. Mengapa? Karena pemimpin membawa nama baik kelompok, merendahkan
pemimpin sama dengan meredahkan sekelompok orang. Jika yang direndahkan
pemimpin kelompok kita, maka menghina pimpinan sama dengan menghina diri
sendiri.
Bagi para pemimpin, seadil-adilnya
pemimpin dia pasti memiliki kekurangan, bahkan lebih banyak kekurangannya.
Seorang pemimpin tidak akan bisa memeprtanggungjawabkan kepemimpinannya di
dunia dan akhirat. Seorang presiden tidak akan bisa berlaku adil, memperhatikan
masyarakat sampai ke pelosok bumi dan seluruh makhluk hdanidup di dalamnya.
Seorang pemimpin sudah
pasti banyak kekurangannya dari pada kelebihannya. Seorang presiden Indonesia harus
mempertanggungjawabkan dihadapan Allah, wilayah seluas 1,095 juta km persegi, ditambah manusia, binatang, dan
tumbuhan yang ada di dalamnya, tidak mungkin manusia dapat mempertanggungjawabkannya. Seorang kepala sekolah dengan luas wilayah 10.000 sd
30.000 meter persegi, sangat tidak mungkin bisa mempertanggungjawabkan tugasnya dihadapan Allah untuk mengelola manusia, tanah, bangunan, tumbuhnan dan binatang yang ada di
dalamnya.
Seorang pemimpin harus adil terhadap alam, manusia, binatang, tumbuhan, dan jin sekalipun yang hidup di dalamnya. Bagaimana pemimpin daidili oleh Allah karena kucing terlantar, ayam tertabrak, dan tikus yang dipukul sampai mati. Bagaimana mempertanggungjawabkan dihadapan Allah dengan pohon yang kekeringan dan terbakar. Bagaimana pertanggungjawaban pemimpin dihadapan Allah dengan orang gila yang terlantar tidak ada yang mengurus, jalan jalan dipakai berjualan, sungai-sungai dipenuhi sampah?
Untuk itu seorang
pemimpin tidak akan ada yang layak mendapat surga jika tidak mendapat ampunan
Allah. Maka tugas para pemimpin adalah berdzikir memohon ampunan Allah,
mengingat kekurangan, keterbatasannya dalam menjalankan tugas menjaga keadilan.
Hanya ampunan Allah saja yang bisa menyelamatkan para pemimpin.
Dzikir para pemimpin
setiap hari adalah memperbanyak istigfar dan shalawat. Istigfar untuk memohon
bantuan agar bisa keluar dari masalah, diberi solusi, mendapat ampunan dan mendapat rezeki dari arah tidak
disangka. Memperbanyak shalawat untuk membersihkan dosa dan tetap didudukkan pada posisi tertinggi
di sisi Allah. Setelah itu berusaha dan bekerja keras mewujudkan keadilan untuk kesejahteraan manusia. Wallahu’alam.
(Penulis Master Trainer
Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment