OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Semua Nabi yang pernah diutus oleh Allah memiliki kecerdasan
dan kelebihan sesuai dengan jiwa zamannya. Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, Nabi
Musa melempar tongkat jadi ular, Nabi Isa menghidupkan orang mati, dan Nabi
Muhammad saw menguasai kitab suci Al-Qur’an yang terpelihara. Setiap Nabi
diutus di tengah-tengah umat dimana Allah mengutus kenabiannya. Nabi Muhammad
saw melarang merendahkan atau meninggikan derajat diantara para Nabi, karena
semuanya utusan Allah.
Salah satu tugas para Rasul adalah menghilangkan kesombongan
manusia dengan mengatasnamakan ras atau keturunan. Kebanggaan berlebihan kepada
ras pernah terjadi dalam ingatan sejarah manusia, hingga menjadi penyebab
terjadinya perang dunia. Penjajahan bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika,
dan Amerika Latin, telah melahirkan penderitaan dan perang perlawanan.
Chauvinistik adalah bentuk kejahiliahan manusia atas nama ras.
Sifat sombong atas nama ras telah melahirkan tindakan-tindakan yang melampaui
batas kemanusiaan. Kaum perempuan menjadi korban pelecehan. Ajaran Islam sangat melarang tindakan chauvinistik, karena
Tuhan tidak melihat kemuliaan seseorang dari asal keturunan atau ras.
Indonesia menurut data BPS tahun 2010 tercatat ada 1.331 suku
di Indonesia. Variasi bahasa sudah terpetakan ada 652 jenis. (kompas.com).
Suku-suku di Indonesia memiliki variasi hidup yang beragam. Mulai dari suku yang
masih menggunakan teknologi sederhana sampai dengan teknologi super canggih.
Suku Jawa dan Sunda merupakan suku terbesar di Indonesia, tidak
lebih mulia kedudukannya dibanding suku Asmat dan Dani di Papua. Manusia kerap
tertipu oleh tampilan fisik. Orang-orang Eropa dengan tampilan fisik tinggi,
putih, merasa lebih mulia dibanding orang Asia dan Afrika yang pendek, hitam, dan berwarna.
ALLAH TIDAK MEMULIAKAN MANUSIA DARI RASNYA, KEMULIAN MANUSIA DILIHAT DARI AKHLAKNYA YANG DIPANDANG BAIK OLEH ALLAH. (MUHAMMAD PLATO) |
Tuhan melihat kemuliaan manusia berdasarkan kualitas akhlaknya.
Barat dan Timur seperti terbelah dua dengan karakteristik berlawanan. Barat
sangat ahli dalam bidang keduniawiaan. Orang-orang Barat berhasil menciptakan
berbagai macam teknologi untuk mepermudah kehidupan. Timur sangat ahli dalam bidang
kebatinan, dan berhasil menciptakan teknologi kebatinan untuk menenangkan jiwa.
Islam adalah agama yang menjaga keseimbangan antara Barat dan
Timur, tidak melarang penggunaan akal dan tidak menganjurkan untuk mengurusi
kebatinan secara berlebihan sampai melupakan dunia. Islam sangat menghargai rasionalitas
dan menjunjung tinggi para pemikir. Islam juga memuji mereka yang menyucikan
jiwa dengan hidup sederhana tanpa sentuhan teknologi. Nabi Muhammad saw sekalipun
diakhir hidupnya miskin, karena kekayaannya sudah memenuhi langit dan bumi.
Maka mengakhiri hidup dalam keadaan miskin adalah cara untuk memperloleh
kekayaan di akhirat.
Allah menyeru kepada seluruh manusia (yaa ayyuhannas), saling kenal mengenal dan tidak boleh mencela dan menghujat karena kemulian
manusia tidak dilihat dari latar belakang ras dan suku.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat,
49:13).
Ayat ini pernah dikemukakan Sukarno dalam sidang PBB. Kalimatullah ini membatalkan semua keyakinan manusia yang
memosisikan keturunan dalam bentuk fisik sebagai ukuran kemuliaan, sekalipun pada
keturunan Nabi. Penghormatan kepada sesama manusia tidak boleh melebihi apa
yang telah diperintahkan Tuhan, yaitu berbuat baik kepada mereka yang sudah berjasa baik pada kemanusiaan. Juga saling berbuat baik kepada sesama manusia yang
sama-sama memiliki hak sebagaimana Tuhan tetapkan.
Siapapun pelakunya, menghina ras lain karena merasa lebih baik
adalah pelanggaran terhadap ketentuan Tuhan. Namun demikian Tuhan mengajarkan
manusia untuk jadi pribadi-pribadi pemaaf. Orang Papua, Jawa, Sunda, Batak,
Aceh, Kalimantar, Maluku, harus jadi pemaaf. Hilangnya pribadi-pribadi pemaaf
diantara suku, akan menjadi sebab terjadinya bencana dan bencana tanpa
kesudahan pada bangsa kita. Jadi pemaaf adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada manusia,
agar manusia bisa hidup damai, sejahtera, dunia dan akhirat. Damai adalah ajaran
Tuhan. Siapa yang mengajak pada perpecahan dia telah menentang Tuhan dan dia
akan berperang dengan Tuhan. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment