Sunday, September 15, 2019

TUHAN TIDAK MEMULIAKAN KETURUNAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Semua Nabi yang pernah diutus oleh Allah memiliki kecerdasan dan kelebihan sesuai dengan jiwa zamannya. Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, Nabi Musa melempar tongkat jadi ular, Nabi Isa menghidupkan orang mati, dan Nabi Muhammad saw menguasai kitab suci Al-Qur’an yang terpelihara. Setiap Nabi diutus di tengah-tengah umat dimana Allah mengutus kenabiannya. Nabi Muhammad saw melarang merendahkan atau meninggikan derajat diantara para Nabi, karena semuanya utusan Allah.

Salah satu tugas para Rasul adalah menghilangkan kesombongan manusia dengan mengatasnamakan ras atau keturunan. Kebanggaan berlebihan kepada ras pernah terjadi dalam ingatan sejarah manusia, hingga menjadi penyebab terjadinya perang dunia. Penjajahan bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Latin, telah melahirkan penderitaan dan perang perlawanan.

Chauvinistik adalah bentuk kejahiliahan manusia atas nama ras. Sifat sombong atas nama ras telah melahirkan tindakan-tindakan yang melampaui batas kemanusiaan. Kaum perempuan menjadi korban pelecehan. Ajaran Islam sangat melarang tindakan chauvinistik, karena Tuhan tidak melihat kemuliaan seseorang dari asal keturunan atau ras.

Indonesia menurut data BPS tahun 2010 tercatat ada 1.331 suku di Indonesia. Variasi bahasa sudah terpetakan ada 652 jenis. (kompas.com). Suku-suku di Indonesia memiliki variasi hidup yang beragam. Mulai dari suku yang masih menggunakan teknologi sederhana sampai dengan teknologi super canggih.

Suku Jawa dan Sunda merupakan suku terbesar di Indonesia, tidak lebih mulia kedudukannya dibanding suku Asmat dan Dani di Papua. Manusia kerap tertipu oleh tampilan fisik. Orang-orang Eropa dengan tampilan fisik tinggi, putih, merasa lebih mulia dibanding orang Asia dan Afrika yang pendek, hitam, dan berwarna.

ALLAH TIDAK MEMULIAKAN MANUSIA DARI RASNYA, KEMULIAN MANUSIA DILIHAT DARI AKHLAKNYA YANG DIPANDANG BAIK OLEH ALLAH. (MUHAMMAD PLATO) 
Sikap-sikap rasis sangat dilarang dalam ajaran Islam. Semua ras diciptakan Tuhan. Barang siapa menghina dan merendahkan ras tertentu, maka dia sedang menghina Tuhan Sang Pencipta. Sangat tidak pantas dan tidak sopan, manusia melakukan penghinaan kepada Tuhannya.

Tuhan melihat kemuliaan manusia berdasarkan kualitas akhlaknya. Barat dan Timur seperti terbelah dua dengan karakteristik berlawanan. Barat sangat ahli dalam bidang keduniawiaan. Orang-orang Barat berhasil menciptakan berbagai macam teknologi untuk mepermudah kehidupan. Timur sangat ahli dalam bidang kebatinan, dan berhasil menciptakan teknologi kebatinan untuk menenangkan jiwa.

Islam adalah agama yang menjaga keseimbangan antara Barat dan Timur, tidak melarang penggunaan akal dan tidak menganjurkan untuk mengurusi kebatinan secara berlebihan sampai melupakan dunia. Islam sangat menghargai rasionalitas dan menjunjung tinggi para pemikir. Islam juga memuji mereka yang menyucikan jiwa dengan hidup sederhana tanpa sentuhan teknologi. Nabi Muhammad saw sekalipun diakhir hidupnya miskin, karena kekayaannya sudah memenuhi langit dan bumi. Maka mengakhiri hidup dalam keadaan miskin adalah cara untuk memperloleh kekayaan di akhirat.

Allah menyeru kepada seluruh manusia (yaa ayyuhannas), saling kenal mengenal dan tidak boleh mencela dan menghujat karena kemulian manusia tidak dilihat dari latar belakang ras dan suku.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat, 49:13).

Ayat ini pernah dikemukakan Sukarno dalam sidang PBB. Kalimatullah ini membatalkan semua keyakinan manusia yang memosisikan keturunan dalam bentuk fisik sebagai ukuran kemuliaan, sekalipun pada keturunan Nabi. Penghormatan kepada sesama manusia tidak boleh melebihi apa yang telah diperintahkan Tuhan, yaitu berbuat baik kepada mereka yang sudah berjasa baik pada kemanusiaan. Juga saling berbuat baik kepada sesama manusia yang sama-sama memiliki hak sebagaimana Tuhan tetapkan.

Siapapun pelakunya, menghina ras lain karena merasa lebih baik adalah pelanggaran terhadap ketentuan Tuhan. Namun demikian Tuhan mengajarkan manusia untuk jadi pribadi-pribadi pemaaf. Orang Papua, Jawa, Sunda, Batak, Aceh, Kalimantar, Maluku, harus jadi pemaaf. Hilangnya pribadi-pribadi pemaaf diantara suku, akan menjadi sebab terjadinya bencana dan bencana tanpa kesudahan pada bangsa kita. Jadi pemaaf adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada manusia, agar manusia bisa hidup damai, sejahtera, dunia dan akhirat. Damai adalah ajaran Tuhan. Siapa yang mengajak pada perpecahan dia telah menentang Tuhan dan dia akan berperang dengan Tuhan. Wallahu’alam.

(Penulis Head Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment