OLEH: MUHAMMAD PLATO
Kita mungkin seperti prasangka
orang awan lainnya. Bahwa kedigdayaan sebuah bangsa terletak pada kepemilikan angkatan
bersenjata dengan alat-alat senjata super canggih. Kapal Induk, pesawat tempur
anti radar, rudal dengan jarak jangkau ribuan kilometer berhulu ledak nuklir,
pesawat tempur tanpa awak dan satelit pengintai. Berdasar ukuran material itu,
kita merasa tidak berdaya dan menjadi bangsa lemah dibanding negara lain.
Kekuatan sebuah bangsa bukan pada
kepemilikan benda material. Dalam logika Tuhan kekuatan itu terletak pada
ketaatan warga negara kepada Tuhan. Umar bin Khattab, menyuruh pulang seorang
pemuda dari petempuran, karena seorang pemuda tersebut diketahui termasuk anak
durhaka kepada orang tua.
Erdogan dalam pidatonya di
youtube berjudul Kisah Hulagu dan Kadihan. Hulagu (cucu Jengis Khan)
menaklukkan Bagdad. Persitiwa penaklukkan dikabarkan memakan korban antara
200-400 ribu orang. Setiap masjid bersejarah, istana, perpustakaan, dibumi
hanguskan oleh Hulagu khan. Pemerintahan Hulagu yang berada di luar kota,
mengirim kabar bahwa dirinya ingin bertemu dengan ulama terkemuka di daerah
itu. Tidak ada satu pun ulama yang berani bertemu Hulagu. Pada akhirnya
seseorang bernama Kadihan, seorang guru madrasah yang masih muda belum
berjanggut, berani bertemu dengan Hulagu.
Dia membawa seekor unta, seekor
kambing, dan seekor ayam bersamanya. Ketika sampai di markas, Hulagu
memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hulagu bertanya kepada
Kadihan, “apakah selama ini mereka hanya bisa menemukan orang seperti mu untuk
menghadap ku?”. Kadihan menjawab, “jika engkau ingin bertemu orang besar, di
luar ada unta, jika engkau ingin bertemu yang berjanggut di luar ada kambing,
jika engkau ingin bertemu yang bersuara lantang di luar ada ayam jantan. Engkau
bisa panggil sesuka hatimu”. Demikian jawaban Kadihan.
JIKA KALIAN SUDAH SADAR DIRI, BERSABAR DAN SELALU BERHARAP PERTOLONGAN DARI TUHAN, MAKA TUHAN AKAN MEMBERI KEKUATAN KEPADA BANGSA MU DENGAN 5000 MALAIKAT BERTANDA (MUHAMMAD PLATO) |
Hulagu pun memberikan pertanyaan
kedua, “kalau begitu siapa yang bisa mengusirku dari sini?” Kadiha pun menjawab,
“JIka kami kembali sadar akan diri kami. Jika kami mensyukuri segala nikmat
yang diberikan kepada kami. Jika kami berhenti bertikai satu sama lain, maka
pada saat itulah kau tidak akan bisa bertahan di tanah ini”.
Erdogan ingin menyampaikan bahwa
kekuatan sebuah bangsa terletak pada ketakwaan warga negara kepada Tuhan,
merasa cukup atas nikmat yang telah diberikan Tuhan, dan melaksanakan perintah
Tuhan dengan mengutamakan persatuan dan perdamaian.
LOGIKA TUHAN
SEBAB
|
AKIBAT
|
KETAKWAAN DITANDAI
SABAR, BERSYUKUR ATAS SEGALA NIKMAT
YANG TELAH ALLAH BERIKAN
MENGUTAMAKAN HIDUP DAMAI DAN MENJAGA
PERSATUAN
|
KEKUATAN BANGSA TIDAK AKAN TERKALAHKAN
|
SUMBER PENGETAHUAN
|
|
“ya (cukup), jika kamu bersabar dan
bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya
Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (Ali
Imran, 3:125)
|
Logika ini bisa jadi pondasi
dasar dalam mengelola pendidikan. Sekolah sebagai tempat pewarisan generasi penerus, jika ingin melahirkan
generasi-generasi yang kuat dan cerdas di masa mendatang, maka pendidikan harus
didasari oleh pembentukan pola pikir dan pembiasaan yang akan menjadikan anak-anak manusia bertakwa (sabar dan optimis berharap pada Allah), cinta
damai dan selalu menjaga persatuan sebagaimana Allah perintahkan. Jika sekolah-sekolah melaksanakan pendidikan dengan dasar logika Tuhan, maka Allah akan menolong keberhasilan di
sekolah dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment