OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Kita sering mendengar nasehat, berdoalah dengan bahasa-bahasa
positif jangan menggunakan bahasa negatif. Bahasa-bahasa negatif akan menjebak
pikiran dan perasaan menjadi negatif. Alhasil doa yang kita lantunkan menjadi harapan
negatif. Demikian sedikit argumen mengapa berdoa harus dengan bahasa positif.
Nasehat di atas tidak salah namun itu berlaku bagi
orang-orang yang belum memahami hakikat Allah sebagai dzat yang absolut baik.
Allah tidak terpengaruh kata, kalimat, atau bahasa negatif. Sifat Allah Maha
Baik, tidak ada yang dapat mengubah sifatnya menjadi maha buruk. Allah
memperkenalkan dirinya kepada manusia sebagai yang maha baik, pengasih,
penyayang, pemelihara dan maha teliti.
Jika sudah memahami bahwa Allah selalu positif dan seluruh
isi dunia adalah sesuai sifat pemiliknya, maka ini doktrin bagi isi pikiran
kita bahwa semua kejadian, fenomena, adalah baik. Jika doktrin pikiran ini kita
gunakan, maka setiap kejadian akan baik karena persepsi kita sudah mendapat
doktrin bahwa semua harus baik sesuai dengan sifat Allah yang maha baik.
"ALLAH TIDAK AKAN BERUBAH BURUK KARENA PERBUATAN MAKHLUK, JANGAT KHAWATIRKAN ALLAH JADI BURUK, KAHAWATRIKANLAH DIRI MU SENDIRI" (MUHAMMAD PLATO) |
Allah Yang Maha Baik tidak terpengaruh oleh persepsi manusia.
Sekalipun bahasa manusia buruk, dan jahat kepada Allah, sifat Allah yang maha
baik tidak akan berubah jadi buruk. Jika manusia menghujat Allah, memaki Allah,
maka Allah akan tetap baik. Bukan Allah yang membuat prilaku manusia buruk,
tapi perkataan dan perbuatan manusia itu sendiri.
Doa-doa yang kita lantunkan sekalipun dalam bahasa negatif,
Allah akan tetap memberikan hal yang positif. Ketika semua makhluk bersentuhan
dengan Allah, mengenal Allah semuanya akan positif sesuai sifat Allah.
Semua makhluk milik Allah, semua makhluk akan kembali kepada
Allah. “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (Yasin, 36:83). Jika Allah
baik tidak mungkin semua makhluk akan kembali ke Allah dalam kondisi buruk.
Untuk itulah fungsi neraka, seperti penggorengan yang akan mensterilkan makhluk
dari keburukan. Neraka bukan tempat menghukum makhluk tapi tempat untuk mensucikan,
membersihkan makhluk agar bebas dari keburukan dan kembali kepada Allah. Maka neraka
adalah fasilitas kenikmatan yang disediakan Allah untuk semua makhluk.
Semua makhluk mengenal Allah, yang berbeda hanya kadarnya
saja. Tidak pernah, kadang-kadang, sering, sangat sering, itulah kadar makhluk
dalam mengingat Allah. Mereka yang tidak pernah bukan tidak kenal tetapi melupakan
dan hidup dengan naluri duniawinya. Makhluk yang sangat beruntung adalah mereka
yang sering mengingat Allah.
Dalam kondisi apapun makhluk mengingat Allah maka Allah akan
memberikan kebaikan. Jika anda memaki-maki Allah, menistakan Allah, menghujat
Allah, merendahkan Allah, menyimpan Allah dalam telapak sendal mu, maka Allah
akan terpingkal-pingkal tertawa dan dia taburkan rahmat dan kasih sayangnya kepada
makhluk itu dengan sepenuh kasih sayangnya melebihi ibu-ibu binatang buas
kepada anaknya.
Kenalilah Allah maka kamu akan mengenal dirimu sendiri.
Makhluk dicipta dari citranya Allah maka siapa yang mengenal Allah dia akan
mengenal dirinya. Sebaliknya siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Allah. Jangan
mengkhawatirkan Allah menjadi buruk karena perbuatan makhluknya, khawatirkanlah
dirimu sendiri, karena semua kebaikan dan keburukan sebabnya dari dirimu
sendiri.
Jika kita memaki-maki Allah kita masih fokus pada Allah, dan
Allah akan tetap memberikan yang terbaik. Lupa adalah seburuk-buruknya
perbuatan makhluk. Ingat Allah sekalipun dipandang ringan, tetapi itulah
penyelamat hidup kelak. Ya Allah aku sudah merasakan tidak ada kebahagiaan
untuk diriku, kecuali engkau pertemukan aku, istri dan keluarga ku, dalam
keridhaan surga Mu. Wallahu ‘alam.
(Head Master Trainer)
No comments:
Post a Comment