OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Saya berkesimpulan sebagian besar manusia tersesat. Mungkin
banyak orang protes atas pernyataan ini. Namun saya tidak mau berdebat, karena
apa yang saya katakan ada dasarnya. Sumber dasar sebuah pernyataan adalah
pengetahuan dasar. Pengetahuan dasar yang saya gunakan untuk sebuah pernyataan
adalah kitab suci Al-Qur’an.
“dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya
syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu
tidak memikirkan? (Yasin, 36: 61-62).
Wajar jika terjadi perbedaan, karena ada logika Al-Qur’an
yang sangat sulit dipahami oleh logika alam. Namun demikian logika Al-Qur’an
sedikit-demi sedikit akan terbukti keberannya di alam. Tidak ada hambatan
sedikit pun bagi Allah untuk membuktikan logika-Nya dalam Al-Qur’an untuk
dibuktikan di alam.
JALAN LURUS
Apakah benar sebagai besar manusia disesatkan setan? Allah
memerintahkan silahkan pikirkan! Ukuran tersesat menurut Al-Qur’an adalah keluar
dari jalan yang lurus. Jalan lurus adalah menyembah hanya kepada satu Tuhan
yang Ghaib. Selain itu maka telah disesatkan oleh setan. Ini jalan lurus versi
Al-Qur’an, jika ada konsep jalan lurus yang lain, silahkan kita buktikan saja
di akhirat nanti siapa yang benar. Saya tidak akan terlibat dalam perdebatan
sekarang karena kebenaran Allah yang tahu.
Jika kita ambil data kasar secara statistik, jumlah manusia
yang benar-benar berkomitmen taat kepada satu Tuhan yang ghaib, dari tujuh
miliar manusia hanya satu miliar jumlahnya. Dari satu miliar berapa persen
manusia yang menjaga komitmennya secara ajeg kepada satu Tuhan? Jumlahnya
sesuai dengan keterangan Al-Qur’an hanya sebagian kecil. Jumlah mereka yang
telah berkomitmen taat pada satu Tuhan antara 10-50 persen. Jumlah ini saya
prediksi dari keterangan Al-Qur’an di bawah.
Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk
berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya
mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang
(yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang
kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang
Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada
kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu
orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan
seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Anfaal, 8:66-67).
Dari kelompok yang berkomitmen menyembah satu Tuhan Ghaib masih
ada kurang lebih 50 sd. 90 persen yang berhasil disesatkan setan. Jika ditambah
dengan jumlah enam miliar manusia yang belum berkomitmen pada satu Tuhan, maka
jumlah manusia yang disesatkan setan antara 6,5 s.d. 6,9 miliar manusia. Jumlah
ini hanya tafsiran saya terhadap keterangan Al-Qur’an. Benar salahnya hanya
Allah yang tahu.
“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih mengutamakan kualitas”. (Muhammad Plato) |
Bila kita cek dalam kehidupan sehari-hari kita bisa saksikan
hanya 10 s.d 50 persen anak-anak sekolah yang biasa melaksanakan ritual shalat
lima waktu berjamaah. Angka persentase ini tidak jauh berbeda dengan mereka
yang sering bangun di sepertiga malam, dan melaksanakan doa di waktu dhuha.
Dari 250 juta penduduk beragama Islam di Indonesia, jika diukur kualitas
keberagamaannya akan menunjukkan kisaran anggka persentase yang sama sebagaiman
diisyarat dalam Al-Qur’an.
HUKUM HIDUP
“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih
mengutamakan kualitas”. Siapapun manusianya, mereka yang menggunakan potensi
akalnya, dan punya komitmen tinggi terhadap cita-citanya mereka akan mengendalikan
dunia”. Orang Islam berkualitas adalah mereka yang menjadikan dunia sebagai
kendaraan untuk kehidupan akhirat dan “menyimpan kekayaan dunia di tangannya,
bukan di dalam hatinya” (Abu Bakar As Syidiq). Jumlah orang-orang ini sedikit,
namun kekuasaannya berlipat dua sampai 10 kali lipat.
Orang Yahudi di Amerika serikat mereka sangat berkomitmen
tinggi terhadap cita-citanya, jumlahnya hanya 6 juta orang atau 2,5 persen dari
populasi nasional penduduk Amerika Serikat. Selain jabatan presiden,
orang-orang Yahudi memegang semua jabatan strategis pemerintahan AS.
(Maheswara, 2010, hlm. 66). Data ini membuktikan kebenaran Al-Qur’an bahwa kekuatan
bukan di jumlah tetapi ada di kualitas.
Pada tahun 1970 jumlah penduduk Yahudi di dunia hanya ada 12
juta jiwa. Tidak kurang dari 12 persen hadih nobel perdamaian dalam berbagai
bidang ilmu jatuh ke tangan Yahudi. Sekitar 25 persen wartawan di Washinton dan
New York adalah Yahudi, hampir tidak ada wartawan koran dan tv berkebangsaan Arab
Islam. (Maheswara, 2010, hlm. 115-117). Singapura adalah negara kecil
ditengah-tengah bangsa berpenduduk besar Asia Tenggara, namun dari negara kecil
ini ekonomi dikendalikan.
KESIMPULAN
Hukum ini menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan untuk
selalu mengutamakan kualitas, bukan pada jumlah statistik. Target pendidikan
dalam bentuk statitsik Angka Partisifasi Kasar (APK) bisa jadi gulma dalam
pendidikan, karena target pendidikan bergeser ke jumlah statistik bukan di
produk dan kualitas. Produk dan kualitas pendidikan yang mendasar dan tidak
boleh berubah adalah membangun manusia bermoral tinggi yaitu melalui peningkatan
keyakinan dalam kehidupan beragama yang berdampak pada kesejahteraan dunia dan
akhirat.
Menghapus mata pelajaran agama dalam pendidikan bisa
berdampak fatal pada generasi bangsa. Manusia sifat dasarnya buruk, maka jika
tidak ada kewajiban, dia akan mengikuti sekehendak nafsunya. Agama adalah kehendak
baik yang menuntut orang untuk wajib melaksanakan kebaikan. Jika agama tidak
diwajibkan dalam sebuah pendidikan, maka manusia akan hidup sekehendak nafsunya
yang cenderung membinasakan dirinya.
Jika agama dijadikan kewajiban pribadi tidak melibatkan lembaga
pendidikan, maka kita sudah tahu bahwa sebagian besar manusia disesatkan setan,
hingga kita bisa tebak di masa mendatang, agama akan hilang dalam kolektif
memori bangsa. Negara-negara sekuler telah menjadi bangsa yang tengah mengalami
ancaman keruntuhan dalam peradaban, karena di dalam memori kolektif bangsa
mereka, agama hampir punah.
“tidak ada satu pun kelompok masyarakat yang ditakuti bangsa
Yahudi, kecuali umat Islam berkualitas. (Maheswara, 2010, hlm. 120). Umat Islam
memiliki Al-Qur’an sebagai pedoman manusia berkualitas. Hingga umat Islam tidak
akan mudah diperdaya. Wallahu ‘alam.
(Penulis Head Master Trainer)
No comments:
Post a Comment