OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Kata iqra tidak sebatas dipahami sebagai arti kata sederhana
membaca. Jika iqra hanya dipahami sebagai kata membaca, kita termasuk yang awam
dalam beragama. Iqra memiliki makna mendalam dan proses inti dari makna iqra harus
benar-benar sampai kepada orang-orang beriman.
Iqra adalah membaca akibat setelah kejadian. Setiap kejadian
menghasilkan akibat bisa meninggikan dan merendahkan. “(Kejadian itu)
merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),” (Al Waa’qiah,
56:3).
Bagi orang-orang beriman setiap kejadian adalah meninggikan dan
bagi orang-orang tidak beriman, kejadian bisa merendahkan. Bagi orang beriman tidak
ada satu kejadian di muka bumi ini yang merendahkan, karena Allah sudah
mengabarkan akibat baik dari setiap kejadian. Semua akibat kejadian bagi orang
beriman adalah kebaikan yang lebih baik.
Berdasar petunjuk Tuhan, panduan dasar membaca kejadian hanya dua yaitu semua sebab adalah Tuhan dan semua akibat adalah Tuhan. (Muhammad Plato) |
Agar mampu membaca setiap kejadian berakibat meninggikan,
maka dalam membaca kejadian harus dibaca berdasar petunjuk dari Tuhan. “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (Al ‘Alaq, 96:1). Membaca harus
mengikuti pedoman, bimbingan dari Tuhan sang pencipta. Tidak akan pernah putus
asa orang-orang beriman jika membaca setiap kejadian berdasar petunjuk Tuhan.
Tanpa bantuan Tuhan, membaca kejadian dapat berakibat fatal
bagi kehidupan. Membaca bencana, tanpa petunjuk dari Tuhan, bisa jadi
kemunkaran dan keterpurukan. Kekalahan dalam persaingan jika dibaca tanpa
panduan dari Tuhan bisa jadi sengketa dan peperangan. Kehilangan orang-orang
terkasih jika dibaca tanpa bimbingan Tuhan dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
Berdasar petunjuk Tuhan, panduan dasar membaca kejadian hanya
dua yaitu semua sebab adalah Tuhan dan semua akibat adalah Tuhan. “Dialah Yang
Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (Al Hadiid, 57:3). Jangan membaca tanpa pengetahuan dari Tuhan, sebab
kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi kecuali apa-apa yang telah dikabarkan
oleh Tuhan dalam kitab suci. Jangan so tahu!!!
Jika sudah tahu, semua sebab dan akibat adalah Tuhan, maka
lepaskan semua persepsi negatif terhadap kejadian demi kejadian, karena semua
skenario Tuhan Yang Maha Baik adalah menguji kita untuk menjadi yang terbaik
sebagai persiapan kembali kepada Tuhan. “Maka Maha Suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”
(Yasin, 36:83).
Allah tidak menerima kembali jiwa-jiwa yang kotor. Hanya
jiwa-jiwa yang suci yang akan kembali kepada Allah. Untuk itulah segala
kejadian adalah ujian yang menyucikan jiwa manusia untuk kembali kepada
Pemiliknya. “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (As Syams, 91:10).
Itulah panduan membaca dari Tuhan. “Dan kewajiban kami tidak
lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas". (Yasin, 36:17).
Saya hanya menyampaikan apa-apa yang dikabarkan oleh Tuhan. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment