OLEH: MUHAMMAD
PLATO
Menarik untuk disimak dan dicerna, ketika acara serah terima
jabatan dua orang pejabat berbicara tentang hakikat jabatan. Mereka
menyampaikan hakikat jabatan dan kita menyimak bertarung dengan ego.
YANG BERPISAH
“innalillahi wa innailaihi rojiun”, ini adalah ekpresi
seorang pejabat ketika menerima amanah jabatan baru dalam acara pisah
sambut. Apa sebab kalimat ini harus terucap dari pejabat rendah sampai pejabat
tinggi? Semua karena betapa berat beban dunia akhirat yang akan ditanggung oleh seorang pejabat. Allah telah memberi peringatan betapa bodohnya manusia
ketika menerima jabatan yang diamanahkan kepadanya.
Ucapan innalillahi wa innaliaihi rojiun didasari oleh
dalil-dalil yang memberatkan dan kerasnya ancaman Allah kepada seorang pejabat. “Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada
pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari
kiamat”. (HR. Ath-Thabrani).
Allah telah memberitahu bahwa kita
makhluk terbodoh dihadapan Nya. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”
(Al Ahzab, 33:72).
dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh” (Al Ahzab, 33:72). |
Mengapa langit, bumi, dan gunung enggan dibebani amanah
jabatan? Sepertinya langit, bumi, dan gunung lebih cerdas dari manusia. Terungkap
dalam Al-Qur’an manusia telah menyesali diri menjadi manusia. “… pada hari manusia melihat apa yang
telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah
baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (An Nabaa, 78:40). Tanah
tidak menerima amanah dari Tuhan, maka tanah bebas dari hisab di yaumil akhir.
Sesungguhnya “jabatan adalah penderitaan”, sebagaimana kisah
Nabi Muhammad saw memikulnya selama 63 tahun. Setelah meninggal pun hujatannya tidak pernah reda. Setiap pejabat memegang kekuasaan
atas tanah, langit, gunung, dan segala yang hidup di dalamnya. Segala keluh
kesah, kehancuran, kesakitan, penderitaan, kesenangan, dan kesejahteraan
seluruh makhluk yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab pejabat yang
diamanahi.
Seorang pejabat diamanahi langit, bumi, tanah, dan segala
yang hidup di dalamnya. Tanah, bangunan, seluruh aset, kucing, kecoa, tikus,
semut, dan manusia, segala kesulitan dan kesenangan berada dalam tanggung jawab pejabat yang
diberi amanah. Inilah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung-gunung apabila menerima
amanah.
Para pejabat harus menjadi rahmat bagi seluruh alam, inilah
amanah berat yang diemban bagi seorang pemimpin. Rahmat bagi seluruh alam
artinya pejabat harus mensejahterakan seluruh wilayah langit, bumi, gunung, dan
seluruh makhluk yang ada di dalamnya. Ini adalah perintah langsung dari Allah untuk pejabat.
Allah akan menghisab dengan teliti atas apa yang telah
dikerjakan bagi setiap pejabat berkaitan dengan kondisi makhluk yang ada di
wilayah kekuasaannya. Semut yang terinjak, kucing yang terdzalimi, anjing terperosok lubang, akan bersaksi. Inilah perkara besar bagi pejabat di yaumil akhir.
YANG DISAMBUT
“jangan minta jabatan, karena jabatan tidak boleh diminta”.
Ini adalah ekpresi dari pejabat yang menempati tempat baru. Perkataan ini juga
berdalil dari hadis dan Qur’an. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman
bin Samurah, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu
jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung
seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong
mengatasinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jabatan tidak boleh diminta karena di dalamnya ada beban
berat bahkan kerugian besar. Kerugian yang paling ditakuti yang diberi tanggung
jawab sebagai pejabat adalah tidak mendapat pertolongan Allah ketika bertugas.
Jangankan meminta, diberi saja langit, bumi, dan gunung menolak. Mereka yang diberi
jabatan sudah dikatakan bodoh oleh Allah, apalagi yang meminta.
Maka, rezeki para pemimpin yang paling diharapkan dan
menjadi anugerah terbesar adalah mendapat limpahan ampunan Allah swt. Doa-doa yang diharapkan dari rakyatnya oleh para pemimpin ADALAH mohonkanlah LIMPAHAN ampunan untuk kami yang akan menanggung azab di hari kiamat nanti.
Di Malaysia, penulis menyaksikan sehabis jumatan bersama jamaah satu per satu sultan didoakan. Sebaik-baiknya doa adalah mendoakan pemimpin agar diberi ampunan dan kemudahan dalam menjalankan tugas, karena jika doa terkabul maka kebaikan dan kesejahteraan akan didapat oleh masyarakat.
Di Malaysia, penulis menyaksikan sehabis jumatan bersama jamaah satu per satu sultan didoakan. Sebaik-baiknya doa adalah mendoakan pemimpin agar diberi ampunan dan kemudahan dalam menjalankan tugas, karena jika doa terkabul maka kebaikan dan kesejahteraan akan didapat oleh masyarakat.
Inilah pesan moral tinggi dari acara pisah sambut dua orang
pejabat. Semoga Allah melimpahkan ampunan kepada kita semua. Wallahu ‘alam.
(Penulis Head Master Trainer)
Bukankah dari awal penciptaan manusia memang sudah diberikan jabatan oleh khaliknya.. yaitu menjadi Khalifah di bumi?? Jadi tidak ada satu manusia pun yang akan lepas dari hal tersebut..
ReplyDeleteDan jabatan ini sering abai oleh setiap orang karena memang tidak ada sk dan pisah sambut..