OLEH: MUHAMMAD PLATO
Dalam situasi politik terbelah
dua saat ini dibutuhkan masyarakat cerdas. Apapun masalah yang menimpa elit
politik saat ini, korban terbanyaknya pasti ada di masyarakat. Kecerdasan
masyarakat harus dimulai, dari meluruskan
tauhid dalam berpolitik dengan berniat membela Allah, bukan membela manusia, kepentingan, kekuasaan, keturunan, kelompok, suku,
atau bangsa.
Allah memberi peluang kepada
siapa saja untuk menegakkan kebenaran
dengan tidak melampaui batas, yaitu dengan tidak mencampur adukkan kebenaran
dengan fitnah. Kecurangan-kecurangan boleh diungkap berdasarkan fakta yang benar-benar
terjadi dan bisa dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan.
Jika masyarakat membela Allah, semua harus sepakat segala kecurangan
harus diselesaikan melalui musyawarah, diperadilan resmi pemerintah. Hal ini sebagaimana
Allah perintahkan, “bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu.” (Ali Imran, 3:159).
"SEMUA MANUSIA BERPRILAKU CURANG DIHADAPAN ALLAH" (MUHAMMAD PLATO) |
Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan menerima hasil
keputusan musyawarah dengan bertawakal kepada Allah. Kepentingan kita sebagai
anggota masyarakat bukan saya menang dia kalah, tetapi ingin hidup damai
seperti ratapan anak-anak di Syiria dan Palestina yang hampir tidak didengar
dunia. “apabila kamu telah membulatkan
tekad (ada keputusan), maka bertawakallah kepada Allah.” (Ali Imran, 3:159).
Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan cenderung menciptakan
situasi damai daripada konflik. Hanya orang-orang berjiwa damai yang akan jadi
hamba-hamba Allah dan diperkenankan masuk surga. “jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya.” (Al
Anfaal, 8:61).
Jika masyarakat benar-benar membela Allah, kita sebagai masyarakat sesungguhnya
tidak memiliki pengetahuan cukup tentang siapa yang benar dan salah. Jangan
terjebak membela ego, kepentingan, kekuasaan, atau golongan. Tidak ada yang luput
dari kecurangan dihadapan Allah. Semua manusia, berpangkat, berilmu, berketurunan,
atau rakyat biasa, semua pelaku curang dihadapan Allah. “Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik
pembuat kesalahan ialah mereka yang bertaubat”. (HR. Addarami)
Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan berpikir tidak ada
masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan damai. Hati manusia pembela Allah tidak
takut dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan manusia, karena setiap pelaku
kecurangan pasti menerima hukuman setimpal dari Allah. Cukup Allah yang akan
menghakimi setiap kecurangan manusia, bukan kita. “Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya,”
(An Nuur, 24:25).
Jika masyarakat benar-benar membela Allah, tidak membabi buta
membela yang kamu anggap benar. “Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah, 2:216). Allahu Akbar! Fokus pada Allah,
abaikan tuhan selain Allah. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment