OLEH : MUHAMMAD PLATO
Apakah penyebab kematian? Jika sakit adalah penyebab
kematian, banyak orang sembuh dari sakit, dan meninggal bukan karena sakit.
Jika kecelakaan penyebab orang mati, beberapa kesaksian ada yang berhasil
selamat dari kematian sekalipun mengalami kecelakaan berat. Jika racun penyebab
kematian, ada orang-orang keracunan berhasil selamat dari kematian.
Banyak macam sebab kematian di dunia ini, karena terlalu
banyak sebab, kita tidak akan sanggup menyebutkannya. Itulah variasi sebab
kematian dari sudut pandang duniawi. Kita tidak bisa menyebutkan secara tegas
apa penyebab kematian. Kesimpulannya ada banyak penyebab kematian di muka bumi
ini.
Ilmu tentang keduniawian memang rumit dan sulit dicari keajegannya.
Jika sakit biasanya segera diobati, dan sebenarnya sembuh dan tidak setelah
diobati tidak dapat dipastikan. Ada yang sembuh diobati, namun ada juga yang
meninggal setelah diobati. Dunia ini sifatnya tidak pasti. Kepastian dunia
hanya mitos, sebagai bentuk kesepakatan bersama dengan dukungan data-data, agar
terlihat pasti.
Kepastian ada dalam kontinum waktu. Kehidupan dunia terlalu
singkat untuk melihat kepastian. Guna melihat kepastian, kontinum waktu harus
dibaca tembus sampai ke kehidupan setelah mati.
Masa lalu>>>masa sekarang>>>masa
depan>>>setelah kematian (akhirat)
Kepastian hidup di dunia dapat kita pahami, jika hidup ini
berkelanjutan tembus sampai kehidupan setelah mati. Untuk itu, penting meyakini
adanya hidup setelah mati, agar kita punya kepastian dalam hidup. Oleh karena
itu, keyakinan kepada adanya hari akhirat, adalah keyakinan sesungguhnya yang
harus benar-benar diyakini oleh manusia.
Pola pikir ini dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Dan sesungguhnya orang-orang
yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan
(yang lurus). (Al Mukmunuun, 23:74).
Surat ini menegaskan bahwa keyakinan kepada akhirat adalah
kebenaran mutlak. Harus dimiliki oleh setiap orang agar punya kepastian dalam
hidup.
Dan tiadalah kehidupan dunia
ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang
sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Al Ankabuut, 29:64).
Keterangan ini, menguatkan lagi bahwa kehidupan nyata ada
di akhirat, dan manusia harus berusaha mengetahuinya sampai haqul yakin. Tanpa
keyakinan pada kehidupan akhirat, tidak akan ada kepastian hidup di dunia ini.
Dan Kami berikan kepadanya
kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk
orang-orang yang shaleh. (An Nahl, 16;122)
Orang-orang yang mendapat kebaikan di dunia, bukan karena
terlihat kasat mata kebaikannya di dunia, tetapi karena dinilai baik oleh Allah di kehidupan akhirat kelak. Bagi penglihatan manusia di dunia, kebaikan harus
menghasilkan kebaikan, namun di akhirat, apa yang dilihat kasat mata keburukan bisa jadi
pembuat kebaikan seseorang. Maka kebaikan tidak dapat dinilai pada saat kebaikan dilakukan, tetapi kebaikan seseorang dinilai setelah kebaikan itu berlalu. Untuk itu agar kita dapat memahami kebaikan seseorang di dunia dibutuhkan waktu dan pengamatan. Maka dari itu, kita sering menemukan kebaikan-kebaikan seseorang setelah orang itu
pergi dari sisi kita.
Kebaikan sifatnya ada dalam keyakinan pribadi seseorang dengan
Tuhannya. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kebaikan seseorang dinilai dari niatnya. Niat hanya ada dalam hati dan pikiran seseorang. Maka kebaikan dna keburukan yang mutlak ada di kehidupan setelah mati (akhirat). Hati-hati menilai seseorang, jangan terlalu cepat mengambi kesimpulan, karena kebaikan tidak dapat dinilai
pada saat kebaikan itu dilakukan, tetapi beberapa saat setelah kebaikan itu dilakukan. Maka
untuk menilai sesuatu bernilai baik atau tidak, butuh waktu sampai akhirnya
kebaikan di nilai di akhirat. Atas dasar itu, dilarang manusia berprasangka
buruk terhadap prilaku seseorang, karena pandangan mata fisik tidak dapat dijadikan ukuran mutlak.
Allah lah penyebab segala kebaikan, demikian juga dengan
kematian. Bukan sakit, kecelakaan, bencana, sebagai penyebab kematian manusia, tetapi
semata-mata karena takdir Allah swt. Allah lah penyebab segala sebab, dan
kepada Allah lah kita akan berakhir.
Dialah Yang Awal dan Yang
Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadid, 57:3)
Suatu kepastian adalah takdir Allah penyebab kematian seseorang,
dan terjadi dalam berbagai cara secara kasat mata. Namun dari setiap kejadian yang beraneka ragam
akan ada pelajaran dari Allah agar manusia belajar dari setiap kejadian alam termasuk kematian. Instrospeksi diri karena segala kejadian yang menimpa adalah hasil ulah diri sendiri, maka sucikan diri dengan selalu berprasangka baik pada segala takdir Allah, untuk persiapan kita kembali
kepada Allah Yang Maha Suci, karena Allah lah tempat semuanya kembali. Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment