OLEH: MUHAMMAD PLATO
Danah Zohar (2007:168)
menjelaskan bahwa salah satu kecerdasan spiritual adalah mereka mampu mengambil
manfaat dari kemalangan. Kemampuan ini
berkaitan dengan mengubah persepsi negatif terhadap kemalangan menjadi hal yang
positif. Melalui pola sebab akibat, mengubah akibat kemalangan yang biasanya
negatif menjadi akibat positif.
Saya agak beda pendapat
dengan Danah Zohar yang mengatakan bahwa spiritual tidak berkaitan dengan
agama. Saya paham dengan pernyataan Zohar, bahwa Dia tidak mau terjerumus pada
masalah konflik agama yang menurut dirinya ajaran agama tidak universal.
Dalam hal ini saya
ingin menjelaskan bahwa hal-hal yang menyangkut spiritualitas sumbernya dari
agama. Setiap orang memiliki kecerdasan spiritual bersumber dari ajaran agama.
Salah satu hal yang ingin saya perkenalkan adalah kitab suci Al-Qur’an adalah
sumber informasi tentang adanya kecerdasan-kecerdasan spiritual yang harus
dimiliki oleh setiap manusia. Mengapa saya katakan setiap manusia? Karena
Al-Qur’an bukan hanya untuk kaum muslimin tetapi untuk panduan seluruh manusia.
Al-Qur’an menjelaskan “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang
telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian
bertakwa.” (Al-Maidah, 2:21).
SEMUA KEJADIAN TINDAKANNYA SAMA YAITU BERDERMA |
Secara ringkas saya
ingin perkenalkan kecerdasan-kecerdasan spiritual yang ada dalam Al-Qur’an,
untuk membantu manusia dalam menyikapi masalah hidup. Menarik suatu pernyataan
dari Danah Zohar, beliau mengutif dari Rudyard Kipling, yaitu “Jikalau bersua
dengan kejayaan dan penderitaan, dan kau mampu menggapi keduanya dengan cara
yang sama… maka kau akan jadi seorang manusia anakku”. (Marshall & Zohar,
2007, 168). Hal ini menunjukkan manusia kelas spiritual tinggi yang sudah
melihat potensi baik dari segala kejadian. Untuk mencapai posisi ini, ada
kercerdasan spiritual yang harus dimiliki oleh
manusia.
Di dalam Al-Qur’an,
informasi tentang manusia yang bisa menanggapi segala kejadian dengan cara yang
sama adalah yang bisa konsisten berbuat baik dalam kondisi sempit dan lapang.
Hal ini dindikasikan dalam komitmen seseorang dalam berderma (sedekah).
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran, 3:134)
Di bawah ini akan saya
beri panduan pola berpikir dari Al-Qur’an untuk membantu Anda dalam menghadapi
permasalahan. Bagi yang beradama Islam karena panduan ini sumbernya dari Al-Qur’an
selain diuji dengan pembuktian, bisa di dorong dengan keyakinan. Bagi yang non
muslim bisa uji kebenaran dengan bukti-bukti di lapangan.
Pola-pola berpikir di bawah ini akan membantu
Anda, menentukan apakah Anda punya kecerdasan spiritual atau tidak. Silahkan
perhatikan pola berpikir dari Al-Qur’an di bawah ini:
TABEL
PETUNJUK BERPIKIR DARI AL-QUR’AN
POLA BERPIKIR
|
SIKAP/EMOSI
|
TINDAKAN
|
|
SEBAB
|
AKIBAT
|
||
KESULITAN
|
KEMUDAHAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
GAGAL
|
SUKSES
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
SAKIT
|
REZEKI
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
CACIAN
|
KEDUDUKAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
BENCANA
|
REZEKI MELIMPAH
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
FITNAH
|
KECERDASAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
MISKIN
|
KAYA
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
PENGELUARAN
|
PEMASUKKAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
ANCAMAN
|
KESELAMATAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
DOSA
|
AMPUNAN
|
SENANG
|
SEDEKAH
|
Tabel petunjuk berpikir
di atas, akan membantu Anda dalam menghadapi masalah kehidupan yang kita terima.
Ingat bukan masalah orang lain, tapi masalah kita sendiri. Kuncinya adalah
dengan mensetting pola pikir seperti tabel di atas. Jika kita gagal, maka baca
akibatnya adalah sukses. Emosi yang hadir di hati adalah senang, tindakannya
adalah lakukan sedekah. Ukuran sedekah bukan harta, tetapi segala kebaikan yang
mampu kita lakukan yang bisa membawa manfaat bagi banyak orang.
Konsep dasar pola pikir
dalam tabel di atas, grand theorinya dijelaskan dalam Al-Qur’an, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan,” (Alam Nasyrah, 94:5). Menurut keterangan Al-Qur’an hidup
ini adalah siklus antara dua kejadian yaitu diawali dari sulit berlanjut ke mudah. Kesulitan akan dialami
dalam berbagai bentuk sesuai variasi hidup manusia, dan kemudahan akan datang
dalam berbagai bentuk sesuai dengan variasi hidup manusia. Siklus ini terjadi
di alam, seperti terjadinya siang malam, jatuh bangunnya peradaban, terbenam
dan terbit.
Jika anda mampu
menerapkan pola pikir ini, maka anda termasuk orang yang memiliki kecerdasan
spiritual, seperti yang dikatakan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. Selain
itu, pola berpikir inilah yang dimaksud dengan mengambil manfaat dari
kemalangan. Dengan pola pikir ini, Anda akan menyikapi semua kejadian dengan
satu tindakan yaitu sedekah. Anda termasuk manusia kelas tinggi, karena
emosinya sudah stabil tanpa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Untuk menananmkan pola
pikir ini dalam pikiran, pahamilah nasihat para Nabi, Sufi dan Filsuf, bahwa
kenyataan hidup bukan yang anda lihat tetapi apa yang anda pikirkan. Kedamaian,
kebahagian, sumbernya dari pola pikir dan ketetapan hati. Maka dari itu, dalam
Al-Qur’an ada perintah, “…jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa…” (Al Hujurat, 49:12). Jauhi prasangka yang
tidak bermanfaat, kembangkanlah prasangka yang positif. Setiap prasangka atau
persepsi adalah kenyataan hidup yang akan anda alami. Nikmat mana lagi yang
kamu dustakan?
No comments:
Post a Comment