OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Saya
pernah ceramah dhuha dihadapan anak-anak sekolah, menekankan bahwa “syarat
menjadi Islam harus cerdas, jika bodoh silahkan pilih agama selain Islam”.
Kekuatan Islam tidak akan hancur karena ditinggal penganutnya, karena yang
keluar dari Islam adalah orang-orang bodoh”. Saya sangat yakin pada ayat-ayat
Al-Qur’an yang memerintahkan kepada manusia untuk berpikir. Ini pertanda bahwa
syarat menganut agama Islam harus cerdas.
Kebenaran
ayat Al-Qur’an ini dapat kita buktikan pada kisah-kisah bagaimana para mualaf
memeluk Islam. Hampir 100 persen para mualaf memilih agama Islam karena proses
pencarian Tuhan, seperti pencarian Tuhan yang dilakukan Nabi Ibrahim as.
Berikut
beberapa kisah pilu dan pemikiran-pemikiran para mualaf yang saya rekam dari pengakuannya
yang ditampilkan di youtube. Latar belakang para mualaf rata-rata berpendidikan
tinggi. Sekalipun ada yang berpendidikan sekolah dasar, mereka berkategori
cerdas, mendapat inspirasi karena telah membuktikan kebenaran ajaran Islam yang
masuk di nalar.
Gene
Netto adalah mualaf berlatar belakang Atheis berasal dari Selandia Baru. Awalnya
dia belajar Islam untuk mencari bukti bahwa semua ajaran agama tidak masuk
akal. Setelah membaca Al-Qur’an, dia merasa heran karena ajaran Islam didapatinya rasional. Semakin
dalam mencari Islam semakin bisa dipahami oleh akalnya, oleh karena itu dia
berkata, “saya terpaksa masuk Islam”. Beliau masuk Islam karena mendapati
ajaran-ajaran islam yang mudah dan rasional.
Terkait
dengan fakta terjadinya perpecahan karena perbedaan aliran dan perebutan
kekuasaan yang terjadi pada umat Islam, dia mengatakan bahwa blue print Islam dalam Al-Qur’an mendesain umat Islam bersatu.
Buktinya di dalam Al-Qur’an ada larangan umat Islam untuk berpecah belah.
“Dia telah mensyariatkan kamu
tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya…” (Asy Syuura, 42:13)
Steven
Indra Wibowo, mantan Pendeta keturunan Tionghoa. Tertarik karena melihat
aktivitas shalat umat Islam yang tertib. Masuk keluar masjid secara teratur
tanpa ada paksaan. Beliau kemudian masuk Islam dan diusir oleh orang tuanya.
Hidup dengan menjadi kuli panggul dan cuci piring. Mandi tiga hari sekali, baju
hanya yang nempel di badan. Beliau bertahan dalam kondisi sulit demi Islam.
Pierre
Reynaldi Mualaf berlatar belakang etnis Tionghoa berpendapat agama yang
benar-benar suci, dan bisa dipahami dengan logika adalah Islam. Setelah Bleiau masuk
Islam dimusuhi oleh seluruh keluarga termasuk ibunya. Rela hidup terlunta-lunta
dan keluar kerja demi mencari kebenaran Islam.
Yudi
Mulyana mantan pendeta berlatar belakang etnis Tionghoa, berkerja di departemen
pendidikan agama, mendengar adzan di waktu dhuha dan mendapat panggilan untuk
berislam. Setelah masuk Islam, terpisah dengan anak dan istri dan keluarga
besarnya. Tidak di aku anak oleh ibunya. Sempat menyesal telah masuk Islam, karena
hidup jadi tidak menentu kehilangan segalanya. Dia bertahan dan belajar Islam
sampai menemukan jati dirinya.
Dewa
Putu berasal dari Kasta Brahmana, anak pendeta tertinggi agama Hindu. Menemukan Islam dari
kitab agama hindu. Tokoh Kalki Awatara banyak diberitakan dalam kitab weda.
Disebutkan lahir di tanggal 12 di awal bulan sepanjang tahun. Ciri-cirinya
datang dengan menggunakan unta, menggunakan pedang dan panah. Ciri-ciri ini
mengisyaratkan seorang Nabi yang membawa agama Islam yaitu Nabi Muhammad saw.
Setelah
masuk Islam, tidak dianggap anak oleh ayah dan ibunya, dan di tentang oleh seluruh
keluarganya. Di bertahan dalam
keyakinannya dan belajar shalat dengan terus melakukan kajian dan menemukan
kedamaian dalam shalat. Putu tidak pernah menganggap shalat sebagai kewajiban. Allah
tidak akan sedih karena kita berhenti shalat. Shalat adalah kebutuhan, jika shalat
sebagai kewajiban maka shalat akan jadi paksaan. Jika kita yang butuh maka kita
tidak akan meninggalkan shalat sampai ajal menjemput.
Ustad
Abdul Aziz mantan Pendeta Hindu, tidak ada cita-cita menganut agama Islam.
Segala kenikmatan dunia sudah didapatkan dalam agama Hindu. Awalnya masuk
Islam, merasa lelah dengan ritual-ritual yang sangat mengikat. Setiap mau minum
atau makan harus dibuang sedikit untuk betara. Kalau lewat dikuburan, harus
bunyikan klakson, tujuannya pamit kepada para betara. Hal-hal yang tidak
rasional itu mengusik keimanannya.
Insprirasi
masuk Islam terjadi ketika melakukan semedi sambil puasa tujuh hari tujuh malam,
dengan membaca mantra-mantra. Pada hari ketujuh mendengar suara takbiran
seperti menjelang hari raya idul fitri, padahal saat itu bukan menjelang hari
raya idul fitri. Sejak saat itu Beliau memutuskan memeluk Islam.
Ketika
sedang shalat beliau ketahuan beragama Islam oleh ayahnya. Beliau disidang dihadapan
keluarga. Pamannya datang melampiaskan marah dengan meludahi wajahnya. Di marahi
ayah ibu dan lima saudaranya. Pamannya mengancam akan membunuh, dan ucapan
pamannya ternyata benar-benar dibuktikan, ketika sedang sendirian di rumah, di
sergap dari belakang, tangan diikat, lehernya mau digorok.
Saat
pisau menempel di leher, dia memohon pertolongan Allah. Doanya dikabul, ayahnya
pulang ke rumah, dan berteriak lalu bertengkar dengan pamannya, setelah itu dibebaskan.Setelah
beberapa lama beragama Islam, ayahnya memeluk Islam dan tidak lama kemudian
meninggal.
Ustad
Bangun Samudera mantan Pastur, masuk Islam karena dalam kitab suci agama
awalnya dia menemukan banyak hal kontradiktif. Dalam kitab Talmud dijelaskan bahwa
satu tahun terdiri 10 bulan, berbeda dengan keterangan Al-Qur’an, bahwa satu
tahun adalah 12 bulan. Dalam sejarah agama lamanya ternyata, Paus Gregorius,
memerintahkan pendeta untuk menambah bulan dua bulan hingga jumlahnya genap 12.
Dua bulan tersebut ada Januarius (dewa yang disembah selain bapaknya) bermuka
depan belakang, dan Februarius (dewa yang urusi bumi).
Meiga
Fitri seorang mualaf keturunan Tionghoa. Setelah masuk Islam, dia kehilangan
harta dan suaminya, dia harus menghidupi tiga anaknya dengan kondisi janda. Dia
berislam karena menemukan dalam kitab Injil semua kebenaran agama Islam
diberitakan. Injil memberitakan tentang Tuhan yang esa, kewajiban shalat,
wudhu, menghadap kiblat, sunat, tidak makan babi, dan banyak fakta lainnya.
Steven
Indra Wibowo setelah memperdalam isi ajaran islam dalam Al-Qur’an dan hadis, berpendapat
bahwa Islam bukan untuk diperdebatkan. Debat tidak efektif mengantarkan orang
mengenal Islam, kecuali dilakukan dengan orang-orang yang punya kemampuan ilmu sepadan.
Untuk mengajarkan Islam kepada orang-orang di luar Islam, harus perlihatkan
akhlak Islam. Itulah dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Para
mualaf benar-benar menemukan Islam dengan akal dan hatinya yang diberkahi Tuhan
Allah swt. Keyakinan mereka bertambah tebal terhadap Islam karena mereka
tersentuh, terhenyak, dan tertegun, ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang
menantang akal. Mereka takluk dan menerima Islam sebagai agama yang benar dan
mudah dipahami dengan akal sehat.
Bersyukur
kita yang telah berislam sejak lahir dari lingkungan keluarga muslim.
Perjuangan para mualaf memeluk Islam, harus mereka tebus dengan harta,
keluarga, siksaan, dan nyawa taruhannya. Penderitan mempertahankan iman Islam, mereka
dapatkan seperti perjuangan para pemeluk Islam di masa awal.
Semoga
para mualaf dan kita semua diberi rahmat oleh Allah untuk tetap menemukan
nikmatnya berislam. Semoga kita semua diberi hidayah untuk terus belajar Islam
dari sumbernya yang benar yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Wallahu’alam.
(Penulis Master of logika Tuhan)
Sangat inspiratif. Ummat islam harus pandai. #islam harus berkemajuan
ReplyDeletesangat menarik
ReplyDelete