OLEH
MUHAMMAD PLATO
Sudah
tidak aneh, jika dokter-dokter di luar negeri mereka menganjurkan pasiennya untuk
berdoa terlebih dahulu sebelum diobati. Di beberapa rumah sakit, jika
sebelumnya pasien disteril dari pengunjung, kini pihak rumah sakit memberi
anjuran kepada pihak keluarga agar pasien dikunjungi.
Fenomena
ini memberi tanda bahwa teknik pengobatan pasien bukan hanya terletak pada
tindakan medis, tetapi telah memperhitungkan hal-hal yang psikis, dan
transenden. Teknik pengobatan abad 21, akan lebih variatif, seiring dengan
kondisi masyarakat yang merasa tidak puas dengan pengobatan tindakan medis saja.
Variasi
gejala penyakitpun semakin komplek, seiring dengan kualitas kesehatan lingkungan
dan makanan tidak lagi alami. Pencemaran air, tanah, udara, sudah terjadi di
mana-mana. Pencemaran telah melahirkan jenis-jenis bakteri dan virus yang kebal
dengan pencemaran, karena mereka sama-sama beradaftasi.
Virus-virus
dan bakteri penyebab peyakit inilah yang di prediksi menjadi penyebab penyakit
yang sulit disembuhkan. Virus dan bakteri ini karena telah beradaftasi dengan
pencemaran, mereka menjadi kebal terhadap dosis dan obat-obatan yang biasa
diresepkan. Untuk itulah pasien sering diresepkan gonta-ganti obat dan dosis.
Maka tidak sedikit kasus, pasien keracunan obat dan over dosis.
USTAD YANA SEDANG MENGOPERASI TULANG LENGAN TANPA PISAU BEDAH (MENGISI SELA-SELA SEMINAR RUMUS SUKSES SEHAT DAN SEJAHTERA DI SMAN 1 PASIRKUDA CIANJUR) |
Atas
dasar fenomena inilah muncul pengobatan-pengobatan alternetif yang tidak
menawarkan obat-obat kimia. Dengan ketidakpuasan masyarakat dan keterbatasan
fasilitas layanan kesehatan, dan pendanaan di dunia medis, masyarakat dengan
sendirinya mulai tertarik dengan pengobatan alternatif yang alami.
Saat
ini banyak orang berpikir, bagaimana pun caranya yang penting penyakit bisa
sembuh. Namun demikian perlu dipahami oleh masyarakat, dalam melakukan
pengobatan ada prasyarat mendasar yang harus ditaati.
Ilmu
pengetahuan yang diketahui manusia saat ini
masih belum seberapa dibanding ilmu pengetahuan yang belum diketahui manusia.
Dari tujuh matahari yang diciptakan Tuhan, satu bumi saja belum kita ketahui
seluruh ruangnya.
Etika
paling mendasar dalam pengobatan yang harus ditaati bersama antara ahli
pengobatan dan yang diobati dilarang MEMUNCULKAN TUHAN SELAIN TUHAN YANG ESA.
Artinya para ahli pengobatan harus menggiring orang yang diobati untuk
meluruskan terlebih dahulu keyakinan pasien kepada Tuhan Yang Esa.
Kunci
untuk kesembuhan pasien adalah mereka harus yakin bahwa Tuhan Yang Esa adalah
pemberi kesehatan. Selanjutnya pasien harus punya komitmen untuk membangun hubungan
sosial yang sehat dengan orang tua, kerabat, teman sejawat, dan masyarakat.
Teknik
ini dalam ilmu pengobatan masuk kepada pendekatan psikoterapi. Teknik
psikoterapi pada intinya adalah membangun hubungan sehat antara orang-orang,
dengan melibatkan orang-orang yang dapat membantunya, untuk mengukuhkan kembali
optimisme dan kepercayaan dirinya. (Pasiak, 2012).
Selain
psikoterapi, dewasa ini dikembangkan pemulihan kesehatan dengan pendekatan
spiritual. Pendekatan spiritual ini dilandasi oleh empat kategori, 1) memperbaiki
makna hidup, 2) melatih emosi positif, 3) merasakan pengalaman spiritual, 3) melakukan
ritual. Dari hasil riset bahwa mereka yang hidup dengan komponen-komponen spiritual
tersebut memiliki kehidupan yang relatif lebih sehat dan lebih berbahagia.
(Pasiak, xxxvi:2012).
Saat
ini tidak ada satu metode pun yang bisa menyelesaikan masalah manusia, maka saat
ini sedang dikembangkan metode pendekatan holistik. Semua metode sedang
dikembangkan untuk menyelesaikan masalah manusia, khususnya dalam ilmu kesehatan.
Namun
demikian, harus dijaga jangan sampai dalam pengobatan melahirkan Tuhan kedua,
ketiga, dan seterusnya. Tuhan-tuhan selain Tuhan Yang Esa itu bisa melekat dalam
jiwa, dan di luar jiwa manusia.
Dari
pengamatan Ustad Yana, selama mengobati penyakit, penyebab sakit karena hadirnya
tuhan-tuhan selain Tuhan yang Esa (syirik) dalam jiwa. Zakir Naik menjelaskan
dari perbandingan agama, semua kitab suci agama berbicara tentang penyembahan
kepada Tuhan yang Esa.
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kedzaliman yang besar". (Luqman, 31:13)
Saya
berasumsi bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Esa, di abad ini menjadi ukuran
kesehatan spiritual seseorang yang akan menjadi faktor penentu kesehatan psikis
dan fisik seseorang.
Teknik
pengobatan alternatif yang dilakukan Ustad Yana, sekalipun teknik ini belum
bisa dijelaskan secara empiris, asal etikanya tidak membuat pasien keluar dari
keyakinan pada satu Tuhan yang Esa, model pengobatan ini sah-sah saja
dilakukan. Pada faktnya pengobatan yang
dilakukan ustad Yana, telah membantu masyarakat untuk menikmati hidupnya dengan
sehat. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment