OLEH: MUHAMMAD PLATO
Sekarang kita memasuki awal abad 21, inilah zaman perubahan
sebagaimana dikabarkan dalam hadis. “Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk
umat ini di setiap awal 100 tahun, seseorang yang akan memperbaharui agama ini.”
(HR. Abu Hurairah).
Ustad Evie adalah sesungguhnya fakta fenomena terjadinya pembaharuan
dalam agama. Ustad Evie yang berlatar belakang dunia hitam, bukan saja berhasil
mengubah dirinya menjadi orang cerdas beragama, tetapi dia juga berhasil mengubah
paradigma beragama masyarakat.
Perubahan paradigma beragama yang bisa kita akui bersama
adalah cara berpenampilan Ustad Evie dalam setiap ceramah. Ustad Evie telah membebaskan
belenggu masyarakat dalam melihat baju sebagai ukuran seorang beragama. Ustad
Evie telah menyadarkan bahwa menjadi pemuda hijrah tidak harus merubah
tampilan, tapi utamakan keimanan.
Paradigma lama, hijrah prilaku selalu di dahului dengan
hijrah penampilan. Paradigma lama ini menjadi banyak orang sulit untuk
berhijrah karena masalah penampilan. Ustad Evie membuka paradigma baru bahwa
tampilan bukan ukuran perubahan seseorang. Perubahan ada diakhlak dan
pengetahuan tentang keimanan terhadap hukum-hukum dalam agama. Untuk itulah dakwah
ustad Evie diterima oleh semua kalangan, khususnya mereka yang selama ini tidak
tersentuh dan diabaikan yaitu anak jalanan dan berandalan.
LOGIKA KOCAK
Keberhasilan dakwah Ustad Evie kepada masyarakat adalah
kelihaian Ustad Evie dalam mengolah logika Al-Qur’an. Logika dasar dari Al-Qur’an
disampaikan, dikemas dalam bahasa-bahasa
sehari-hari melalui contoh-contoh ringan dalam kehidupan nyata dan lucu.
KITA SEKARANG BERADA DI ABAD 21, DIMANA DALAM 100 TAHUN AKAN ADA PEMBAHARU |
Bahasa kocak yang sering diucapkan Ustad EVie adalah “Ganteng itu relatif, yang mutlak yang
jelek”. Ini bahasa logika, kalau kita telusuri sumbernya dari Al-Qur’an.
Bahasa logika yang diolah Ustad Evie sebenarnya ingin menyampaikan bahwa
manusia bukan pemilik kebenaran, tetapi manusia pemilik keburukan.
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari
sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) diri mu sendiri". (QS.
An-Nisa' 4: Ayat 79).
Bahasa logika kocak lain yang sering disampaikan Ustad Evie
ketika membahas masalah poligami. Ajaran poligami sering dianalogikan dengan kaki kursi yang jumlahnya empat, sehingga
kursi bisa berdiri kokoh. Kursi tidak akan berdiri ajeg ketika kakinya satu.
Beliau juga menjelaskan bahwa berpoligami tidak perlu izin
karena poligami tidak ada di lembaga perizinan pemerintah. Poligami izinnya
bukan dari lembaga atau dari manusia tetapi dari Allah, karena itu ajarannya
yang tertulis dalam Al-Quran.
"maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua,
tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki". (An nisaa, 3:3)
Bisa dipahami, pertimbangan poligami adalah keadilan bukan
izin. Tafsir bahwa poligami harus izin istri sebenarnya bukan hak istri
(manusia), tetapi itu tafsir dalam rangka pertimbangan untuk mewujudkan
keadilan agar tidak ada yang tersakiti.
Itulah beberapa kecerdasan ustad Evie dalam menjelaskan
ajaran agama kepada masyarakat. Bahasa-bahasa logika analogi kehidupan
sehari-hari, membuat Ustad Evie sangat disukai oleh masyarakat dan membuat
ajaran agama mudah dipahami.
Ustad Evie juga sering menganalogikan poligami dengan shalat berjamaah
yang hanya boleh dipimpin oleh satu imam, dan boleh dengan empat makmum. Logika
sederhana ini ikut menjelaskan bahwa perempuan tidak mungkin berpoliandri.
Kepemimpinan ada di laki-laki sehigga menguatkan bahwa poligami adalah kodrat
laki-laki.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), (An nisaa, 4:34)
Demikian penjelasan-penjelasan
logika kocak dari ustad Evie yang sering mengundang gelak tawa. “dan bahwasanya
Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (An Njam, 53:43). Tapi jangan
terlalu banyak tertawa jika tidak ingin kalian banyak menangis! Wallahu ‘alam.
(Penulis Master logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment