Oleh
MUHAMMAD PLATO
Setiap
umat pasti akan diutus seorang rasul. Hal ini menjadi ketetapan Tuhan, sebagai
wujud kasih sayang Tuhan kepada umatnya. Jika tidak demikian, tidak mungkin
Tuhan menelantarkan umatnya di rimba belantara tanpa petunjuk seorang rasul.
Namun
demikian Tuhan telah mengakhiri kerasulan dengan mengutus Nabi Muhammad saw. “Aku penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi
sesudah aku”. (HR. Ahmad dan Al Hakim).
Saat
akan terjadi perang Tabuk (penaklukkan suriah), Nabi Muhammad meninggalkan Ali di
Madinah untuk menjaga keluarganya. Kemudian beredar kabar burung bahwa Ali
dibebastugaskan dari perang oleh Nabi Muhammad. Ali menyusul Nabi ke perbatasan
menceritakan desas desus tersebut kepada Nabi. Kemudia Nabi Muhammad berkata, “mereka
berdusta. Aku memintamu untuk tinggal agar menjaga apa yang kutinggalkan. Maka
kembalilah dan lindungilah keluargaku dan harta bendaku. Tidakkah engkau
berbahagia, wahai Ali, bahwa engkau di sisiku seperti Harun dan Musa; ingatlah sesudahku tidak ada lagi nabi.”
(lings Martin, 496:2007)
Pada
tahun 632 Masehi (Senin 12 Rabiul awal, tahun ke-8 HIjriah), Nabi Muhammad saw meninggal
dunia, dipangkuan Istrinya Aisyah. Lalu siapa yang akan menyampaikan kebenaran
Tuhan kepada manusia saat ini? Sedangkan tidak ada nabi setalah Nabi Muhammad
saw.
Maka
sesungguhnya Nabi Muhammad saw tetap hidup, sekalipun jasadnya telah dikubur.
Nabi Muhammad saw ada di hati orang-orang shaleh yang beriman kepada Allah, kitab
suci Al-Qur’an dan hadis. “Dan janganlah
kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka
itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka
itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (Al Baqarah, 2:154)
Bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan kitab-Nya, mereka menyadari bahwa para nabi
dan orang-orang shaleh tidak mati. Ajaran para Nabi dan orang-orang shaleh akan
tetap ada dalam kesadaran mereka, sehingga hubungan mereka seperti saudara.
Bukti
hidupnya para Nabi dan orang-orang shaleh adalah dengan terpeliharanya kitab
suci Al-Qur’an. Sementara kitab-kitab suci terdahulu sudah tersebar berserakan
dan bercampur baur dengan pemikiran manusia. Al-Qur’an dan hadis terpelihara
berkat kejujuran para sahabat Nabi dan orang-orang shaleh.
“Sungguh telah aku tinggalkan kepada
kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh pada keduanya selamanya tidak
akan pernah tersesat sepeninggalku yaitu kitab Allah dan Sunnahku, maka
peganglah dengan erat”. (HR. Hakim).
Dua
perkara inilah yang akan selalu memberi kesadaran kepada umat-umat manusia,
bahwa Nabi Muhammad saw masih hidup, dan akan tetap hidup sampai pada akhirnya
berjumpa wajah dengan Nabi dan Tuhannya.
Nabi
Muhammad saw akan tetap hidup diantara umat-umat terbaiknya di masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang. “Nabi Berkata, “umat yang terbaik adalah
generasiku; lalu orang yang datang sesudah mereka; kemudian orang-orang yang
datang sesudah mereka”. (dikutif dari, lings martin, 514-515, 2007)
INTI
DARI HIDUP ADALAH INGAT TUHAN. Perumpamaan
orang yang berzikir (ingat) kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup
dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
UKURAN ORANG SADAR ADALAH INGAT KEPADA TUHAN DAN RASULNYA. Maka
orang-orang yang menyadari, mereka belajar dan meneladani ajaran Tuhan dari Rasulnya bersumber dari kitab suci yang ditinggalkannya. Maka sesungguhnya dia telah menjadikan dirinya, Tuhan
dan Rasulnya tetap hidup. Inilah generasi terbaik ketiga yang diprediksi oleh Nabi Muhammad. Generasi ini diakui oleh Nabi Muhammad saw sebagai saudara yang kelak akan ditemuinya.
Faktanya
Nabi Muhammad saw masih hidup di dalam hati orang-orang shaleh yang selalu
meneladaninya. Sekalipun Nabi Muhammad saw sudah meninggal, Beliau tetap hidup
karena sampai sekarang masih tetap mengajari umat manusia melalui kitab dan sunnah yang
ditinggalkannya. Kitab dan sunnah yang tidak pernah usang di makan zaman, dan
tetap menjawab segala tantangan zaman. Dialah kitab dan sunah dari yang maha hidup
yaitu Allah swt.
Sampai
saat ini Nabi Muhammad saw masih tetap hidup dan mengajar. Beliau selalu mengajak membaca, terus memberi inspirasi, memotivasi, menjadi penenang, penyejuk,
penguat, penggembira, dan terus masuk ke alam sadar orang-orang beriman. Beliau
selalu mengajarkan untuk menyembah kepada Tuhan Yang Esa dan tidak menyekutukannya. Semoga kita termasuk
di dalamnya. Wallahu ‘alam.
(Master
Trainer@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment