MUHAMMAD
PLATO
Untuk memprediksi siapa pemenang pilkada, biasanya masyarakat akan melihat hasil survey lembaga
independen. Namun harus hati-hati, karena ada jasa survey tidak punya
integritas, mereka melakukan survey dengan tujuan subjektif. Jadi masyarakat
harus teliti membaca hasil survey dengan melihat siapa lembaga dibalik survey.
Ada alat
prediksi yang luput dari perhatian masyarakat, dan tidak pernah diliput media. Alat
prediksi ini bermanfaat bagi semua orang dan akan terhindar dari kecurangan.
Alat prediksi ini bermanfaat bagi pemimpin juga rakyat. Jika alat prediksi ini
disosialisasikan kepada rakyat, alat ini akan membangun hubungan pemimpin
dengan rakyat menjadi harmonis.
Alat prediksi
ini menggunakan sumber pengetahuan dari kitab suci Al-Qur’an. Kita bisa tahu
siapa pemenang pemilu dengan melihat karakter pemimpin yang berhak menduduki posisi tertinggi.
Boleh diuji melalui riset, semua kabar berita yang terdapat dalam
Al-Qur’an memiliki bukti.
Prof. Kiai Fahmi
Basya dalam Flying Book nya berjudul
Al haqq dan Bi, menjelaskan bahwa untuk mengenal Allah sebagai Tuhan Yang Esa, Al-Qur'an membimbing manusia untuk mengetahui Allah dengan tujuh karakter yaitu;
1) NAMA, 2) JUMLAH, 3) JENIS, 4) UMUR, 5) WARNA, 6) AKTIVITAS, 7) KONDISI.
Penjelasan Beliau tetang Allah melalui tujuh karakter, bisa diaplikasikan menjadi alat analisa sebuah fenomena atau kejadian. Sebagai alternatif kita menganalisis kejadian dengan rumus 5W+1H. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak dengan baik tayangan youtube karya Kiai Haji Fahmi Basya di internet.
Tujuh karakter untuk memahami ke-Esa-an Allah, kali ini saya manfaatkan alat latihan berpikir dalam pembelajaran. Contoh dalam memprediksi siapa pemenang pemilu, bisa dianalisa secara kualitatif dengan tujuh karakter. Artinya, setiap pemenang pemilu harus memiliki tujuh karekter di bawah ini;
KARAKTER PERTAMA pemimpin yang akan terpilih
harus memiliki NAMA. Siapakah? Jawabannya, “Dan
sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai
hamba-hamba-Ku yang shaleh. (Al anbiyaa’, 21:105).
Sebagai pusaka
bumi, hamba-hamba yang shaleh berada ditempat ditempat tinggi. Inilah
dalil yang menjelaskan bahwa orang-orang shaleh adalah pengendali bumi, dan
mereka berkedudukan tinggi di atas yang lain. Sebagai mana dijelaskan di dalam
Al-Qur’an. “Dan barang siapa datang
kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shaleh, maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang tinggi (mulia)” (Thahaa, 20:75).
Dari keterangan
di atas, kita sudah dapat karaker pertama dari siapa pemenang pemilu mendatang?
Dia beranama hamba-hamba yang shaleh.
KARAKTER KEDUA dilihat dari karakter JUMLAH. Jumlah
hamba-hamba yang shaleh sangat sedikit. “Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat dzalim kepada
sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh; dan amat sedikitlah mereka
ini". (Shaad, 38:24).
Dari jumlah yang
sedikit itu kita harus memilih dengan selektif, satu atau dua hamba shaleh yang
terbaik. Dalam kehidupan politik kita, pemilu memilih pasangan terdiri atas ketua dan wakil.
KAKRATER KETIGA dilihat dari jenis KELAMIN. Dari
jenis kelamin kriteria hamba-hamba yang shaleh terdiri dari laki-laki dan
perempuan. “Barang siapa yang mengerjakan
amal shaleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(An
Nahl, 16:97).
Jika hamba-hamba
yang shaleh dipusakai bumi dan duduki tempat yang tinggi, Allah tidak
membeda-bedakan pahala bagi laki-laki maupun perempuan yang mengerjakan amal
shaleh. Bisa jadi pemenang pemilu ini dari laki-laki maupun
perempuan. Sekalipun Allah menetapkan laki-laki sebagai pemimpin, jika ada
perempuan sebagai pemimpin maka itu adalah sebagai pertanda telah terjadi kondisi
darurat.
KARAKTER KEEMPAT dilihat dari UMUR, pusaka bumi akan diberikan kepada
mereka yang beramal shaleh yang sudah dewasa. Ukuran dewasa dilihat dari umur, Al-Qur'an memberi batasan minimal 40 tahun. Fakta manusia produktif sampai rentang usia 60 tahun. Ibnu Khaldun, dalam bukunya Mukaddimah, menjelaskan usia puncak produktif kepemimpinan berada di usia 50 tahunan.
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al Ahqaaf, 46:15).
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al Ahqaaf, 46:15).
KARAKTER KELIMA dilihat dari WARNA. Warna ini mencerminkan cahaya,
cara pandang, filosofi, ideologi, agama, suku, ras, bangsa, bisa macam-macam. “(Dan
mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang
menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh
dari kegelapan kepada cahaya. (Athaalaq,
65:11).
Hal terpenting
dari hamba-hamba yang shaleh yang menjadi pusaka bumi adalah mereka punya warna
(cara pandang) yang mengajak masyarakat keluar dari kegelapan. Di tandai
dengan cara-cara pandang mereka yang sesuai dengan hukum-hukum Tuhan, dengan pola-pola pikir yang bersumber
kepada kitab yang lengkap dan rinci, rahmat bagi alam yaitu Al-Qur’an.
Seorang pemimpin adalah ahli pikir yang sudah memahami hukum-hukum general kehidupan. Sehingga hukum-hukum tersebut akan selalu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Seorang pemimpin adalah ahli pikir yang sudah memahami hukum-hukum general kehidupan. Sehingga hukum-hukum tersebut akan selalu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Selanjutnya KARAKTER KEENAM hamba yang shaleh yang
akan jadi pusaka bumi harus memenuhi syarat dilihat dari AKTIVITAS. Ciri paling mendasar aktivitas dari orang-orang shaleh
adalah membaktikan diri untuk kedua orang tuanya. Pemimpin-pemimpin hebat selalu memiliki prilaku dasar memuliakan kedua orang tua.
Suatu hal mustahil orang-orang bisa ditinggikan kedudukannya oleh Allah, sementara mereka durhaka kepada kedua orang tuanya. Allah menyimpan kunci sukses seluruh anak Adam mutlak di tangan ibu dan bapak mereka. Namun jangan sampai disembah, karena hal tersebut dipandang Allah sebagai sikap berlebihan.
Prinsip dasarnya tertuang dalam Al-Qur'an. “Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal
yang shaleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al Ahqaaf, 46:15).
KARAKTER KETUJUH
dilihat dari KONDISI. "Dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan aku termasuk
orang-orang yang shaleh?" (Al Munafiquun, 63:10).
Artinya, orang-orang yang akan menjadi pusaka bumi adalah mereka yang selalu membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam segala kondisi sampai ajal menjemput. Hamba Allah yang akan mempusakai bumi adalah mereka yang berbuat baik, dalam kondisi duduk, berdiri, tidur, siang, malam, sempit dan lapang. Kriteria orang shaleh di jelaskan dalam Al-Qur'an sbb;
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (Ali Imran, 3:134).
Artinya, orang-orang yang akan menjadi pusaka bumi adalah mereka yang selalu membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam segala kondisi sampai ajal menjemput. Hamba Allah yang akan mempusakai bumi adalah mereka yang berbuat baik, dalam kondisi duduk, berdiri, tidur, siang, malam, sempit dan lapang. Kriteria orang shaleh di jelaskan dalam Al-Qur'an sbb;
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (Ali Imran, 3:134).
Orang saleh
adalah orang yang mematuhi hukum-hukum objektif Allah. (Chodjim, 2003). Orang-orang
shaleh dijelaskan di dalam Al-Qur’an adalah mereka yang segala perbuatannya didasari oleh petunjuk Tuhan.
Secara kasat
mata kita tidak bisa melihat siapa orang shaleh di mata Allah, namun kita bisa
melihat orang-orang shaleh dari ucapan, dan akivitas yang dilakukannya
sehari-hari. Namun demikian harus hati-hati, kita tidak bisa melihat kesalehan seseorang
dari yang tampaknya saja, karena di dalam hadis dijelaskan, “Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga
sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni
neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana
disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR.
Bukhari).
Dari informasi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa, para pemenang pemilu di nasional maupun daerah, adalah mereka yang paling baik amal
shalehnya. Rumus bakunya, amal-amal shaleh lah yang menaikkan derajat seseorang.
Lalu mengapa
terdapat pemimpin-pemimpin dzalim seperti Fir’aun? Tetap saja Fir'aun diangkat jadi pemimpin karena amal baiknya, sedangkan kedurhakaan Fir'aun terjadi setelah dia menjadi pemimpin yang melampaui batas. Dan hal itu banyak terjadi dalam kehidupan kita sekarang.
Maka prediksi
pemenang pemilu di daerah atau nasional pasti dari kalangan mereka yang paling
baik amal shalehnya. Maka siapapun diangkat jadi pemimpin pasti dari keshalehannya. Carilah siapa dia? gunakan akal sehat!!! dan mohonlah petunjuk kepada Tuhan!!! Wallahu ‘alam.
(Master Trainer
@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment