Oleh
Muhammad Plato
Dunia
dakwa itu tidak ada bedanya dengan mengajar. Dakwah sama dengan mengajar dengan
metode ceramah. Mengajar dengan metode ceramah, sangat mengandalkan kemampuan
logika. Tanpa kemampuan logika, mengajar dengan metode ceramah sangat
menjenuhkan.
Pada
dasarnya mengajar (dakwah) adalah menyampaikan kebenaran, ilmu, agar mereka yang
diajarkan terispirasi dan bisa menyelesaikan masalah hidupnya. Menyampaikan
kebenaran, ilmu, tidak ada bedanya dengan tugas kenabian.
Kewajiban
Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan. (Al maidah, 5:99)
Maka
dalam mengajar, jangan terlalu diisi oleh hal-hal yang dapat menimbulkan
perpecahan dan kebencian. Mengajar juga tidak boleh menambah atau mengurang
dari kebenaran, ilmu yang sudah dijelaskan dari dasar-dasar yang jelas dan bisa
dipertanggungjawabkan.
Mengajar
tidak boleh membangga-banggakan, juga tidak boleh merendahkan seseorang,
kelompok, atau aliran. Tidak juga mengungkap aib orang agar apa yang kita
ajarkan diikuti orang.
Semua
yang diajarkan harus berdasarkan data, bukti, fakta, dan dalil yang benar. Hal
yang harus ditonjolkan terlebih dahulu dalam mengajar adalah bukti-bukti, dalil-dalil,
yang benar. Perihal diikuti atau tidak oleh mereka yang mendengar pengajaran
bukan kehendak kita.
Seorang
pengajar harus memiliki kerendahan hati, dan keterbukaan terhadap segala
pendapat yang bersumber pada bukti-bukti dan dalil yang benar. Pada dasarnya
setiap pengajar memahami bahwa kebenaran bukan miliknya, tetapi mutlak milik
Tuhan.
Untuk
itu jika terjadi perbedaan pendapat dalam kebenaran dan ilmu, tidak harus
berujung pada permusuhan tetapi dikembalikan kepada Tuhan, dan semua berharap
mendapat balasan terbaik dari Tuhan jika yang diajarkan benar, dan berharap
mendapat ampunan jika yang diajarkan salah.
Tujuan
bersama yang harus dimiliki para pengajar adalah mengajak kepada semua orang
untuk beriman dan tetap taat kepada Tuhan Yang Esa. Membuktikan kebenaran di
dunia bukan dengan memperpanjang perdebatan, tetapi dengan membuktikannya
melalui prilaku-prilaku terbaik sebagai wujud aplikasi dari yang diajarkan.
Sesungguhnya
ajaran-ajaran yang benar memiliki kriteria yang sudah ditetapkan oleh Tuhan,
yaitu ajaran-ajaran yang mengarahkan manusia agar hidup menjadi manusia-manusia
yang taat kepada Tuhan Yang Esa, bermanfaat bagi orang banyak, penyejahtera,
dan lebih mencintai kehidupan damai.
Sederhananya
etika berdakwah (mengajar), harus terhindar dari menjelek-jelekkan, mengungkab
aib, merendahkan, dan menyalahkan secara langsung, seseorang, kelompok,
golongan, dan aliran. Dakwah hanya murni menjelaskan kebenaran berdasarkan
kemampuan, tanpa bermaksud untuk menunjukkan kepada khalayak umum bahwa
pendapatnya yang benar. Pengajaran hanya murni sebatas penjelasan dari
kemampuan pemahaman yang dimilikinya.
Permusuhan
dan pertengkaran terjadi karena masing-masing merasa menjadi pemilik kebenaran.
Pencarian kebenaran harus menjadi milik semua orang, karena pada akhirnya
setiap orang akan diadili oleh Tuhan atas perbuatannya sendiri, tidak
berlandaskan pada kelompok-kelompok mana dia dilahirkan.
Dakwah
harus dilandasi dari rasa kasih kepada semua orang. Dengan rasa kasih ini,
kegiatan dakwah menjadi murni kegiatan menolong orang agar bisa hidup lebih sejahtera
dan selalu beriman kepada Tuhan. Setelah itu, keputusan menerima atau tidak apa
yang kita ajarkan sangat tergantung pada kecerdasan, atau hidayah Tuhan yang
diterima oleh setiap orang.
Dakwah
adalah murni kegiatan sedekah yang dianggap oleh Allah sebagai kebajikan. Bagi
para pendakwah, pengajar, setelah kebenaran disampaikan, diterima atau tidak, mereka
akan selalu optimis, karena perintah dari Allah Tuhan Yang Esa, telah dilaksanakan
dan upah yang dijanjikan Allah swt akan diterimanya kelak dihari akhir. Apakah kamu tidak berpikir?
Jika
mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan kepada kamu
sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang
diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?". (Al Anbiyaa,21:109)
No comments:
Post a Comment