OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
Tulisan
ini tidak hendak menghakimi atau merendahkan prilaku siapa pun di muka bumi
ini. Tulisan ini murni mecoba membaca fenomena alam berdasarkan informasi yang
mampu saya terima dari kitab suci Al-Qur’an yang saya imani. TULISAN INI UNTUK
SELURUH UMAT MANUSIA.
Selama
ini, kita telah lalai terhadap keberadaan kitab suci yang kita imani. Telah
banyak terjadi bencana di bumi ini, tetapi kita hanya membacanya sebatas gejala
alam. Wawancara televisi hanya sibuk memberitakan tentang kerusakan dan proses
terjadinya gempa dari ilmu alam. Sedikit sekali berita yang mengingatkan bahwa kita sedang ditegur Tuhan.
Tulisan
ini hanya sebatas mengajak, mengingatkan, dan mencoba menjelaskan, bahwa kitab
suci Al-Qur'an adalah sumber informasi yang sudah tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Informasinya bisa terus kita gali untuk menjelaskan semua fenomena yang terjadi
di alam.
GEMPA ITU TERJADI KARENA DUSTA MANUSIA KEPADA TUHAN |
Kejadian
alam bukan hanya kejadian alam semata. Jika kita memahami bencana alam sebagai
fenomena alam belaka, apa manfaatnya buat kita? Paling hanya bisa belajar
bagaimana menghindar dari bencana, atau bisa menciptakan teknologi agar
terhindar dari bencana.
Tapi,
jika kita bisa selamat dari bencana apakah kita akan selamat dari kematian? Maka
pelajaran apa yang seharusnya kita dapatkan dari bencana? Agar pelajaran itu
bisa menyelamatkan hidup kita dari bencana di dunia dan akhirat.
Jika
kita hanya belajar dapat menghindari bencana dari bencana, sesungguhnya ilmu
yang kita pelajari tidak tuntas. Setiap pembelajaran harus sampai pada tingkat
perubahan prilaku. Maka untuk mencapai tingkat perubahan prilaku, setiap
pembelajaran harus sampai menemukan nilai kebenaran hakiki.
Untuk
mencapai kebenaran hakiki, setiap kejadian kita baca tidak boleh lepas dari petunjuk Tuhan
yang dijelaskan dalam kitab suci. Tuhan memberi petunjuk berlogika dalam
membaca fenomena alam. Logika sebab akibat terjadinya bencana dapat
kita temukan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Dan sesungguhnya
Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang BERAKAL.
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan, saudara mereka Syu'aib, maka
ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan
kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan". Maka MEREKA
MENDUSTAKAN Syu'aib, lalu MEREKA DITIMPA GEMPA YANG DAHSYAT, dan jadilah mereka
mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka. (Al ‘Ankabut,
29:35-37).
Informasi
kejadian gempa di dalam Al-Qur’an, berlaku sepanjang hayat. Bagi orang-orang
berakal ayat ini cukup jelas mengabarkan apa sebab terjadinya gempa. Logika
sederhana ini bisa dipahami oleh anak-anak sekolah dasar.
SEBAB
|
AKIBAT
|
MENDUSTAKAN
|
GEMPA
DAHSYAT
|
Inilah
pelajaran penting bagi kaum berakal. Gempa adalah tanda-tanda (teguran)
Tuhan kepada manusia bahwa prilaku buruk berpaling kepada selain Tuhan, tidak
percaya pada hari akhir, dan perbuatan-perbuatan yang merusak tatanan kehidupan
masyarakat adalah penyebab gempa yang membinasakan.
Jika
logika terjadinya gempa dapat kita pahami sebagaimana disampaikan dalam kitab
suci, maka solusinya untuk menghindari gempa, selamat dari gempa adalah dengan
meningkatkan ketaatan kita kepada Allah dengan berbuat hal-hal yang disukai
oleh Allah Tuhan Semesta Alam.
Perbuatan-perbuatan
yang disukai Allah sebagaimana diperintahkan, memperbanyak shalat,
memperbanyak sedekah. Memperbanyak shalat artinya latihlah pikiran dan hati untuk
selalu menggantung kepada Allah semata, dan memperbanyak sedekah dengan cara banyak-banyak
berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan alam. Dengan demikian, Allah
akan berkenan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Gempa
adalah tanda bahwa Tuhan sedang menegur, “Kamu telah banyak berdusta kepada Ku!"
Apakah kamu tidak berpikir? Jawab lah, hai kaum yang berakal! "kami akan memperbaiki
diri dan lebih taat lagi kepada Mu. Ampunilah kami, maafkanlah kami,
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih”. Wallahu ‘alam.
(Master
Trainer @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment