OLEH: MUHAMMAD
PLATO
Jika ingin dimudahkan
jalan mudah, maka yakinilah bahwa akhirat adalah tujuan akhir. Dan siapa yang
mendustakan akhirat maka Allah akan memudahkan jalan yang sulit. Inilah pola
pikir yang sesuai petunjuk Tuhan. Dasar berpikirnya bisa kita temukan dalam
keterangan ayat di bawah ini;
POLA LOGIKA
PERTAMA
“…
MEMBENARKAN ADANYA PAHALA yang terbaik (surga), MAKA Kami kelak akan
menyiapkan baginya JALAN YANG MUDAH”.
(AL Lail, 92:6-7)
POLA LOGIKA
KEDUA
“…
MENDUSTAKAN PAHALA yang terbaik, MAKA kelak Kami akan menyiapkan baginya
(JALAN) YANG SUKAR”. (Al Lail,
92:9-10)
Fakta dilapangan secara
psikologis, orang-orang yang tidak begitu fokus pada pahala akhirat, mereka
akan mengalami kesulitan melakukan hal-hal baik. Sebagai contoh, orang-orang
yang bergerak dalam bisnis atau dunia kerja, kegiatan bisnis yang semata untuk
mencari keuntungan dunia akan terasa sulit.
SUASANA SETELAH GERAKAN SHALAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID AGUNG CIANJUR JAWA BARAT |
Bisnisnya bisa berjalan
lancar, tetapi hidupnya tertekan karena dituntut untuk menghasilkan keuntungan
dalam bentuk material. Inilah yang dimaksud dengan Allah memudahkan jalan yang
sukar. Bisnisnya berjalan dengan lancar tetapi hidupnya tertekan, stres, dan
tidak pernah ada kepuasan. Semakin besar keuntungan material (harta) di dapat
semakin besar rasa takut kehilangan hartanya.
Demikian juga mereka
yang bekerja demi material, mereka hanya bergerak jika melihat ada upah
material. Orang-orang seperti ini akan bekerja dengan berat karena ukuran kerja
mereka adalah upah material. Mereka bekerja dalam tekanan, dan tidak bisa
menikmati pekerjaannya dengan tenang. Mereka terlihat seperti mendapati jalan
mudah, padahal sesungguhnya mereka mengalami kesukaran dalam hidupnya, harta
yang dimilikinya tidak dapat memberikan kepuasan.
“Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya …” (Al Lail, 92:11)
Sebaliknya bagi mereka
yang berbisnis dengan niat membantu orang dengan harapan balasan pahala
akhirat, mereka akan mengalami jalan mudah dalam hidupnya. Jalan mudah itu
mereka dapatkan karena bisnisnya tidak dibayang-bayangi oleh rasa takut rugi
atau kehilangan harta. Harapannya kepada balasan akhirat akan memudahkan jalan
hidupnya karena tidak dibatasi oleh keuntungan yang sifatnya material. Jiwanya
bebas dari ikatan material, maka seluruh hidupnya akan terasa mudah. Tidak
percaya silahkan anda praktekkan…
Demikian juga para
pekerja, mereka yang bekerja semata-mata membantu, melayani kebutuhan orang,
pekerjaannya akan terasa mudah, dan layanan yang diberikannya melebihi batas
minimal layanan yang diberikan.
Bekerja dengan harapan
pahala akhirat, akan membantu kinerja mereka melebihi batas kemampuannya. Mereka
bisa bekerja dengan tekun, pantang mengeluh, dan penuh kesabaran. Bagi mereka,
pekerjaanya tidak menjadi beban tapi menjadi mudah dan menyenangkan jiwa.
“… dia benar-benar
mendapat kepuasan”. (Al Lail, 92:21)
Tuhan maha pemurah yang
memberi petunjuk jalan bagi manusia. Maka jelaslah bagi kita semua, bahwa akhirat,
diciptakan oleh Allah Tuhan Yang Esa untuk memudahkan jalan manusia.
Sesungguhnya manusia-manusia yang hidupnya bebas adalah mereka yang terbebas
dari ketergantungan ada material.
Bagi yang memahami
dengan akalnya, cara-cara Allah membebaskan manusia dari penderitaan kehidupan
dunia dengan mengajarkan berpikir tentang bagaimana membenarkan tentang adanya kehidupan akhirat. Untuk itu di dalam
Al-Qur’an, Allah menegaskan dengan setegas-tegasnya bahwa sesungguhnya
kehidupan akhiratlah yang nyata, bukan kehidupan dunia.
Sesungguhnya (yang
disebutkan ini “kehidupan akhirat”) adalah suatu keyakinan yang benar. (Al Waaqi’ah,
56:95)
Pola pikir sederhana
yang harus kita pahami dan latihkan dalam pikiran, membenarkan pahala kehidupan
akhirat adalah sebab jalan hidup mudah, dan barang siapa mendustakan maka dia jadi
sebab jalan sukar. Itulah ketetapan dari Tuhan Yang Esa.
Demikianlah Allah Tuhan
Yang Esa, mengajarkan berpikir sehat kepada kaum berakal. Dari panduan berpikir
sehat inilah kelak manusia akan menemukan kesejahteraan hidup dunia dan
akhirat. Semoga Allah terus membimbing kita semua untuk terus mengajarkan cara
berpikir sehat sesuai dengan petunjuknya. Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer
@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment