OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
“Orang yang paling banyak
mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati.
Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan asy-Syaikh al-Albani rahimahullahu
dalam ash-Shahihah no. 1384). (http://www.daaruttauhiid.org)
Hadis di atas adalah dasar berpikir yang melandasi, bahwa
hidup ini adalah dalam rangka mencari kematian. Mengapa demikian? Karena resiko
yang paling berat dalam hidup ini adalah mati. Kematian yang paling beresiko
tinggi adalah mati dalam keadaan kufur.
Mengapa hidup ini dalam rangka mencari mati? Kematian adalah
ujung dari kehidupan, dan hidup kita dinilai dari ujungnya. Jika ujungnya baik
dia beruntung, dan jika ujungnya buruk, dia merugi. Maka dari itu hidup ini
dalam rangka mencari ujung kematian dalam keadaan baik.
Mati dalam kekufuran adalah kebangkrutan yang hakiki. Setelah
kematian ada perhitungan bahwa seluruh perjalan hidup akan dihitung dan
ditimbang. Jika berat pada baik dia beruntung, dan jika berat pada buruk dia
merugi. Maka yang paling beruntung adalah yang mati dalam kebaikan, dia akan
akan tercatat sebagai orang yang mati dengan membawa amal baik.
UNTUK BEKAL MATI, SILAHKAN ANDA DERMAKAN UNTUK MEMBELI BUKU INI DENGAN MENGAKSES www.logika-tuhan.com |
Untuk itu orang-orang cerdas, dalam hidupnya dia akan mencari
kematian dalam keadaan berserah diri kepada Tuhan (muslim). Bagi orang cerdas,
ujung dari kehidupan dunia ini harus baik, maka orang-orang cerdas menginginkan
mati dengan ujung baik.
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik
bagimu dari permulaan.
(Adh Dhuhaa, 93:4)
Jika di akhirat, Allah menilai manusia dari niat-niatnya,
maka sesungguhnya kebaikan itu dinilai dari niat-niatnya. Maka untuk mencari ujung baik kehidupan dunia ini, niat harus
dijaga selalu baik.
Orang-orang cerdas adalah mereka yang selalu menjaga niat
baik dalam segala aktivitas. Maka niat yang harus dijaga oleh orang-orang
cerdas adalah mencari mati dalam kebaikan. Seluruh aktivitas hidup harus
diniatkan mencari mati dalam kebaikan, agar hidup setelah mati baik.
Kematian adalah pembatas angan-angan hidup manusia di dunia.
Dengan mengingat mati, kecintaan pada dunia, tahta, dan wanita, akan hampa. Setelah
mati yang diperhitungkan bukan material, tetapi niat-niatnya yang ada dalam
dada.
Maka apakah dia tidak
mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa
yang ada di dalam dada, (Al ‘Aadiyaat, 100:9-10)
Jika niat ada dalam hati dan pikiran manusia, maka pikiran harus
dilatih untuk mengingat kematian dengan berulang-ulang mengingat kematian dalam
seluruh aktivitas hidup.
HIDUP
INI UNTUK MENCARI MATI.
Kita
makan untuk mencari mati
Kita
minum untuk mencari mati
Kita
bekerja untuk mencari mati.
Kita
mencari harta untuk mati.
Kita
mencari nafkah untuk mati.
Kita
mencari jodoh untuk mati.
Kita
mencari ilmu untuk mati.
Kita
mencari kedudukan untuk mati.
Kita
sembahyang untuk cari mati.
Kita
bersedekah untuk cari mati.
Kita
beribadah untuk cari mati.
Kita
mencari mati, karena ada kehidupan setelah mati.
Seluruh
aktivitas niatnya untuk hidup setelah mati.
Seluruh
aktivitas hidup kita mencari mati di jalan Tuhan.
Di
cari atau tidak pasti mati.
Dan
kematian itu terus mendekati.
(Kang
Master, 21 Desember 2017)
Demikianlah orang-orang cerdas mencari mati, agar hati dan pikirannya
tetap baik, karena hidup adalah mencari mati, mati di jalan Tuhan. Inilah
kecerdasan manusia cerdas!!! Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment