Para
ilmuwan memprediksi bahwa memasuki awal abad 21, masalah agama baik secara
politik maupun kultural akan jadi bahan perdebatan. Diprediksi kesadaran
kembali terhadap keberadaan Tuhan, mulai dilirik oleh masyarakat abad 21
terutama dari kalangan remaja dengan melakukan pembaruan.
Presdiksi
para ilmuwan tentang kesadaran manusia terhadap Tuhan, berdasarkan pada data
bahwa jumlah penganut Atheis di negara-negara sekuler mulai menurun, dan
terjadi kenaikan tajam penganut agama di dunia. Salah satu data dikemukakan
oleh Huntington (2002), telah terjadi kenaikan data penganut agama salah
satunya penganut
agama Islam di seluruh dunia.
Penambahan pemeluk Islam, disinyalir disumbang dari konversi agama dan
reproduksi penduduk di negara-negara berpenduduk muslim.
Pembaruan
agama terjadi karena perubahan paradigma dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Saat ini, terjadinya suatu fenomena tidak bisa dipandang dari satu sudut pandang. Dunia diciptakan Tuhan dari
kesatuan bukan dari keterpisahan. Untuk itu, setiap kejadian akan melahirkan
persepsi dari berbagai sudut pandang ilmu,
tidak didominasi oleh satu keilmuan.
Semula
pengetahuan-pengetahuan yang bersumber dari agama dianggap bertentangan dengan
ilmu alam, sekarang telah menunjukkan
keharmonisan dan
akan berdampingan setelah
diketahui bahwa dunia ini hakikatnya saling berhubungan. Paradigma ini telah
membawa kesadaran manusia untuk mengakui bahwa manusia tidak bisa lepas dari
penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Kesadaran
untuk kembali melihat keberadaan Tuhan, berkaitan dengan krisis tujuan hidup
dari ideologi-ideologi yang menghilangkan peran Tuhan dalam kehidupan manusia.
Kesadaran pembaruan berangkat dari persepsi tentang Tuhan. Persepsi Tuhan yang semula didominasi
sebagai penghukum dosa manusia di
luar kelompok, sekarang
didominasi dengan Tuhan yang maha pengasih dan penyayang
kepada seluruh umat manusia.
Prediksi
para ilmuwan tentang pembaruan dalam hal agama yang dilakukan kaum muda, tidak
bertentangan dengan prediksi Nabi Muhammad saw, seperti yang dijelaskan di
dalam hadisnya, “sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini di penghujung setiap
seratus tahun, orang yang mengadakan pembaruan (interprestasi) agama untuknya.
(H.R. Abu Dawud dari Abi Hurairah).
Seperti
kita ketahui, ideologi besar yang berpengaruh di dunia diwakili oleh negara super power yaitu, China mewakili
ideologi komunis, dan Amerika Serikat mewakili ideologi liberal. Menurut Ahmad Basara (2017) dalam Sosialisasi Empat Pilar
MPR RI di Cianjur Jawa Barat, ideologi-ideologi yang ditawarkan di dunia masih
memiliki kekurangan. Ideologi liberal dia tidak punya keadilan sosial, komunis
tidak punya Tuhan, dan khilafah tidak punya persatuan.
Satu-satunya idedologi negara yang merangkum semua
adalah PANCASILA. Di dalam pancasila semua kekurangan idelogi dunia ada. Dari Indonesia,
PANCASILA bisa ditawarkan menjadi ideologi untuk mendamaikan dunia.
Pancasila dengan nilai-nilai ajaran agama tidak
bertentangan. Orang beragama tidak perlu menjadikan PANCASILA sebagai dasar
keimanan, karena PANCASILA adalah nilai-nilai ajaran setiap agama dan budaya. Dengan
melaksanakan ajaran agama, di dalamnya sudah tercakup menjalankan PANCASILA. Dan
orang-orang yang tidak menyakini Tuhan, mereka bisa diikat oleh moral ideologi PANCASILA
sebagai budaya, yang nilai-nilainya bersumber dari ajaran-ajaran agama. Ideologi
Pancasila adalah cita-cita dunia yang ingin hidup damai, sejahtera, dan
berke-Tuhan-an yang Maha Esa.
Dengan ideologi PANCASILA, diawali dari China,
Indonesia, Amerika, mewakili negara-negara berpenduduk besar di dunia, bisa
dipersatukan dalam cita-cita yang sama. Peluang untuk itu ada karena ketiga negara
memiliki persamaan budaya berdasar nilai-nilai agama.
China memiliki budaya yang dilandasi nilai-nilai
ajaran Khonghucu. Dalam ajarannya sangat mengutamakan hidup di jalan kebaikan
salah satunya ajaran hormat pada orang tua, dan hidup jujur. Amerika sekalipun
negara sekuler, negara tersebut masyarakatnya masih memiliki penghargaan tinggi
terhadap pentingnya ajaran agama. Indonesia adalah negara beraneka ragam, dan
masyarakatnya sangat terbiasa menerima perbedaan suku, agama, ras, dan bangsa,
(SARA).
Untuk itu dari Indonesia kami menawarkan untuk dunia,
sebuah ideologi yang menjamin semua hak manusia tanpa membeda-bedakan asal
keturunan, suku, agama, ras, dan bangsa. Ideologi Pancasila akan mengembalikan
umat manusia kepada kolektif memori sesungguhnya bahwa manusia pada dasarnya
adalah satu umat seperti yang sudah di tetapkan Tuhan di awal penciptaannya.
Wamaakaanannaasu illaa ummatan
waahidatan pahtalapu
Manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. (YUNUS, 10:19)
Tuhan berkehendak untuk menjadikan manusia menjadi
satu umat kembali dengan ketetapannya. Pada akhirnya memang manusia akan
menjadi umat yang satu, Tuhan telah memberikan peluangnya dengan memberikan
ketetapan.
Walausaaa Allohu laza’alahum ummatan waahidatan
Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan
mereka satu umat (saja),
(ASY SYUURA, 42:8)
Bagaimana caranya agar manusia bersatu. Tuhan pasti
memberikan parasarananya kepada manusia. Salah satu prasarananya adalah buah
karya pemikiran bersumber dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai ke-Tuhan-an. Salah satu buah karya
pemikiran yang bersumber dari nilai-nilai ke-Tuhan-an, dan melindungi
kesejahteraan manusia adalah PANCASILA
Maka dari itu, PANCASILA adalah kehendak Tuhan agar
manusia menjadi umat yang satu. Ideologi PANCASILA bukan untuk Indonesia, tapi
untuk menyatukan umat dunia. PANCASILA akan mempersatukan perbedaan budaya
dunia, diawali dengan KOALISI budaya-budaya besar di dunia yaitu CHINA
INDONESIA AMERIKA (CIA). Agama yang selama ini menjadi hambatan bersatunya
umat, akan dipersatukan dalam ideologi PANCASILA. Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment