OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
Pengertian konsep logika Tuhan telah
saya jelaskan berkali kali. Logika Tuhan adalah ilmu berpikir yang dikembangkan
bersumber dari kitab suci Al-Qur’an. Sebuah ilmu, harus memiliki metode dalam
pengkajiannya,dan itu sudah saya jelaskan dalam tulisan sebelumnya.
Pada umumnya pro dan kontra selalu
terjadi dalam pengembangan ilmu baru. Tapi dari diskusi dengan kawan-kawan,
mereka mengakui ide pengembangan konsep logika Tuhan dari Al-Qur’an adalah ide
yang luar biasa. Namun masih ada yang merasa keberatan dengan nama logika Tuhan. Mereka menyarankan untuk menggantinya
dengan konsep logika Allah.
Saya sangat menghargai perhatian
kawan-kawan terhadap ilmu yang sedang dikembangkan ini. Namun kawan-kawan harus
memahami, ada tujuan yang ingin saya sampaikan dalam mengembangkan ilmu ini.
Tujuan utama adalah mempersatukan umat manusia seluruh dunia dengan cara
mengimplementasikan ajaran agama untuk membawa kesejahteraan kepada manusia dan alam.
Saya sepakat dengan pendapat Zakir Naik bahwa mendakwahkan kebenaran ajaran Islam sasarannya bukan umat Islam saja. Tapi harus menjangkau seluruh umat manusia di muka bumi ini. Maka dari itu tujuan dakwah adalah mempersatukan umat manusia.
Sebagaimana dijelaskan dalam AL-Qur’an,
pada awalnya manusia adalah umat yang satu. “Manusia dahulunya hanyalah satu
umat, kemudian mereka berselisih. (QS. Yunus, 10:19).
Cara menngajak seluruh manusia untuk menjadi
umat yang satu yaitu dengan menyadarkan manusia bahwa intinya kita semua adalah
umat yang satu. Untuk mencapai kesadaran sebagai satu umat, dakwah yang harus
disebarkan adalah mengajak kepada seluruh manusia untuk menyembah satu Tuhan
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Inilah perintah dakwah dari Allah kepada seluruh
manusia.
“…padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. (Al Maa’idah, 5:73).
Perselisihanlah yang membuat manusia
terpecah-pecah. Salah satu penyebab perpecahan manusia adalah perselisihan persepsi
tentang tuhan-tuhan yang wajib disembah. Sesungguhnya jika punya satu persepsi
tentang satu Tuhan Yang Maha Esa, maka dengan izin-Nya manusia bisa bersatu
menjadi satu umat dalam damai.
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah
agama kamu semua; agama (umat) yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah
Aku”. (al Anbiyaa, 21:92).
Inilah dalil yang menjadi dasar
pemikiran saya, untuk menggunakan konsep Tuhan Yang Esa sebagai cara berdakwah
dalam mempersatukan umat. Kata Tuhan bukan kata keinginan saya, tapi sebagai petunjuk
dari Allah bahwa Allah menyebutkan dirinya sebagai Tuhan yang wajib disembah
dalam kontek umat yang satu.
Untuk umat Islam, ada dalil yang
menjelaskan bahwa Dia lebih senang disebut dengan Allah. Untuk itu dengan tidak
mengurangi rasa hormat kepada kawan-kawan yang memberi masukkan saran terhadap ilmu
yang kita kembangkan bersama, kata Allah digunakan oleh kita sebagai muslim
agar merasa lebih dekat dengan Tuhan.
Maka dari itu, untuk tujuan
mempersatukan umat seluruh dunia yang beraneka warna, saya menggunakan nama
Tuhan Yang Esa sebagaimana Allah menyebutkan dirinya di hadapan umat yang satu.
Itulah alasan mengapa saya memberi konsep logika Tuhan terhadap ilmu berpikir
yang saya kembangkan ini. Tentunya Tuhan yang saya maksud dalam persepsi kaum
muslimin adalah Allah swt.
Semoga kita semua dipersatukan dalam
satu pemahaman, membangun umat yang satu, umat yang menyembah kepada Tuhan Yang
Esa, yang ada di persepsi bahasa masing-masing. Bagi umat Islam berdasarkan tuntunan wahyu, Tuhan
Yang Esa adalah Allah swt yang menurunkan kitab suci Al-Qur’an. Demikian semoga
Allah memberi pemahaman kepada kita semua. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment