OLEH
MUHAMMAD PLATO
Banyak faktor
yang memengaruhi prilaku seseorang. Namun semua sepakat bahwa lingkungan adalah
faktor terbesar dalam memengaruhi prilaku seseorang. Salah satu faktor
lingkungan tersebut adalah kedudukan yang dimiliki seseorang.
Perubahan
sikap dan prilaku, seorang pemimpin dalam jabatan dipengaruhi oleh lingkungan
dan pribadinya. Prilaku bisa terjadi karena seorang pejabat diatur oleh
protokoler dan pola pemahamannya terhadap posisi seorang pemimpin.
Peraturan
ketat protokoler sangat singnifikan dapat merubah pola prilaku seorang pemimpin.
Protokoler akan menciptakan hubungan sosial pemimpin menjadi tidak ramah, ekslusif,
dan menjadi sebab terjadinya kerenggangan antara pemimpin dengan abdinya.
Untuk itulah
ada beberapa pemimpin yang tidak protokoler, untuk menjaga hubungan dengan
masyarakatnya tetap harmonis. Tipe pemimpin seperti ini cenderung dari
penglihatan kasat mata dinilai telah merendahkan kedudukannya. Dinilai
berprilaku tidak pantas dan kurang terhormat bagi seorang pemimpin, serta
merendahkan kedudukan seorang pemimpin di depan rakyatnya.
PEMIMPIN ADALAH PELAYAN, DIA HARUS MENGERJAKAN SEMUA TUGASNYA SEKALIPUN DIPANDANG RENDAH DIHADAPAN MANUSIA. |
Sebelum
menerima amanah tugas yang sedang dikerjakan, saat wawancara penulis
menjelaskan bahwa pada prinsipnya pemimpin adalah pelayan. Prinsip ini memang
dilandasi oleh nilai agama. Dalam Hadis, Rasulullah, saw. menjelaskan bahwa “Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi
(pelayan) mereka. (HR. Abu Na'im)”
Melihat sosok
Kulafaur Rasyidin, pada masa kekahlifahnnya mereka tampil dalam kesederhanaan
penampilan. Raja-raja Romawi tampil dengan kemegahan Istana dan baju kebesaran,
Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra, dan Ali ra, tampil dengan penuh kesederhaan,
tanpa singgasana dan tanpa baju kebesaran. Mereka meniru akhlak kepemimpinan
dari Nabi Muhammad saw.
Filosofis
tinggi bahwa pemimpin sebagai pelayan masyarakat adalah ajaran Islam yang
merendahkan kedudukan seseorang jika menjadi seorang pemimpin atau menduduki
jabatan. Pada hakikatnya, seorang pemimpin harus merendahkan kedudukannya
dihadapan rakyat dan rakyat harus sepenuhnya tunduk dan patuh kepada
pemimpinnya.
Barangsiapa menghina penguasa Allah di muka bumi
maka Allah akan menghinanya. (HR. Tirmidzi)
Sekalipun
pemimpin merendahkan kedudukannya demi melayani rakyatnya, tetapi rakyat
diperintahkan oleh Tuhan untuk menghormati dan mentaatinya. “Barangsiapa
tidak menyukai sesuatu dari tindakan penguasa maka hendaklah bersabar.
Sesungguhnya orang yang meninggalkan (membelot) jamaah walaupun hanya sejengkal
maka wafatnya tergolong jahiliyah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi
kehormatan pemimpin tidak terletak pada baju kebesaran dan singgasananya.
Kehormatan pemimpin tidak terletak pada tampilan-tampilan pagan, tapi
diletakkan oleh Tuhan bahwa setiap pemimpin harus dihormati. Cara berpakaian,
cara berbicara, kendaraan yang dimiliki, gaya kepemimpinnan, bukan syarat
pemimpin harus dihormati, tetapi keharusan dari Tuhan setiap pemimpin harus
dihormati.
Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat (kepada
pemimpinmu), dalam masa kesenangan (kemudahan dan kelapangan), dalam kesulitan
dan kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak
menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan kepentinganmu. (HR. Muslim dan
An-Nasaa'i)
Sekalipun
pemimpin wajib dihormati, seorang pemimpin tidak akan gila hormat karena
tugasnya adalah merendahkan kedudukannya dihadapan Tuhan dengan menjadi pelayan
masyarakat. Seorang pelayan masyarakat, semua pekerjaan dari hubungan
diplomatik sampai dengan urusan pembuangan sampah, wc mampet, septic tank
penuh, adalah kewajiban seorang pemimpin menyelesaikannya.
Tidak ada
alasan pemimpin menjadi terhina gara-gara berpakaian sederhana, masuk selokan
memungut sampah, membersihkan wc, dan menyapu halaman. Selama prilaku pemimpin
tidak keluar dari tugasnya sebagai pelayan masyarakat, dan sekalipun prilakunya
tidak menyenangkan, pemimpin tetap harus dihormati.
Sesunggunya
jiwa pemimpin harus merendahkan kedudukannya di hadapan Tuhan, dan mengerjakan
semua tugasnya sekalipun harus terlihat rendah dihadapan manusia. Penulis berpikir
inilah gaya kepemimpinan yang akan mensejahterakan rakyatnya, dan membawa
keberkahan Tuhan bagi alam. Wallahu ‘alam.
(Master Trainer @logika-Tuhan)
No comments:
Post a Comment