OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
Kawan-kawan dalam
setiap kehidupan kita tidak akan lepas dari politik, karena setiap manusia
punya naluri berkuasa. Berbagai cara manusia lakukan, demi kekuasaan. Dalam hal
ini kekuasaan dalam persepsi manusia memiliki arti kemerdekaan yang akan
mengantarkan manusia kepada kesejahteraan. Arti dari kemerdekaan itu sendiri
adalah terbebas dari ketergantungan kepada selain Tuhan Yang Esa. Maka dari itu
manusia ditakdirkan oleh Tuhan sebagai makhluk merdeka.
Waidqulnaa lil malaaikatisjuduu li adama pasajaduuu illaaa ibliisa a baa
Dan
(ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. (Thaahaa, 20:116)
Bagi iblis,
diciptakannya Adam adalah rival abadi dalam memperebutkan kekuasaan. Maka dari
itu Iblis akan masuk ke dalam jiwa-jiwa manusia untuk menjelma. Iblis bersekutu
dan memanfaatkan manusia untuk merebut kekuasaan dari kaum Adam melalui jalan
jalan curang. Iblis memengaruhi hati dan pikiran manusia bahwa kemerdekaan
adalah hidup dijalan setan. Maka dari itu perjuangan hidup manusia sepanjang
hidup adalah melawan iblis untuk menuju kemerdekaan.
Untuk mendapatkan
kemerdekaan, manusia harus berusaha menjadi orang-orang yang dekat dengan
Tuhan. Upaya menjadi orang terdekat dengan Tuhan adalah dengan banyak-banyak
mengingat Tuhan Allah swt. Cara mengingat Allah dicontohkan oleh Rasulullah saw
dengan banyak-banyak mendirikan shalat dan sedekah.
Dan inilah janji Tuhan
Allah swt bagi orang-orang terdekatnya. Mereka akan diberi kemerdekaan dengan
kehidupan surga yang penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan.
Ulaa ikal mqorrobuun. Pii
jannatinna’iim
Mereka itulah orang-orang yang didekatkan (kepada
Allah). Berada dalam surga kenikmatan
(Al waqi’ah, 65:11-12)
Mendekati Tuhan Yang
Esa, adalah mindset dan prilaku dasar yang harus dimiliki para pencari
kekuasaan. Ada janji pasti dari Tuhan bahwa orang-orang terdekat-Nya akan
diberi kekuasaan dengan dibebaskan dari segala ketergantungan kepada makhluk.
Mengutamakan pendekatan
pada manusia untuk tujuan mendapatkan kekuasaan adalah perbuatan syirik. Perbuatan
ini sama dengan merendahkan kedudukan Tuhan sebagai penyebab segala kejadian.
Mendekati manusia harus tetap berada di jalan Tuhan, dengan niat menjalankan
perintah silaturahmi.
Maka dari itu teknik
membangun hubungan baik dengan manusia harus dilakukan dalam kontek perniagaan,
atau hubungan kerja profesional. Bukan hubungan yang sengaja dibangun untuk
memohon, memesan, dan transaksional kekuasaan. Etikanya dalam memperoleh
kekuasaan, tidak boleh ada kata terucap untuk meminta atau memohon kekuasaan
kepada manusia.
Permohonan kekuasaan
harus disampaikan kepada Tuhan pemilik kekuasaan, dengan melakukan pendekatan
secara berkesinambungan. Umat Islam membangun permohonannya dengan mendirikan
shalat dan sedekah.
Di sekolah-sekolah
layaknya dibiasakan dan diajarkan bagaimana memohon kekuasaan kepada
Tuhan. Bagi anak-anak muslim, hal paling mendasar yang harus diajarkan dan
dibiasakan adalah menjadikan shalat dan sedekah (bermanfaat bagi orang lain) sebagai model pendekatan kepada
Tuhan.
SETIAP MANUSIA DIBERI POTENSI BERKUASA, MAKA CARILAH KEKUASAAN DENGAN MENJADI ORANG TERDEKATNYA TUHAN |
Di sekolah-sekolah abad
milenial trend nya adalah kembali kepada pendekatan teologis. Pendekatan ini
sesuai dengan adat ketimuran yang religius. Namun tidak berarti meninggalkan
hal-hal yang bersifat ilmiah. Karena penelitian-penelitian ilmiah dibutuhkan
untuk memperkuat keyakinan kepada Tuhan. Hal-hal yang sifatnya teologis tidak
berarti harus keluar dari pendekatan ilmiah, karena setiap kebenaran teologis
pasti ada bukti-buktinya di alam, namun ada yang sudah bisa terjangkau oleh akal
ada yang masih butuh waktu panjang dalam menjangkaunya.
Untuk membuktikan bahwa
dengan mendekati Tuhan, kekuasaan dan kesejahteraan akan kita dapat, dibutuhkan
ketelitian untuk mengamatinya. Jadikanlah diri kita sendiri sebagai objek
penelitiannya dan catat semua kejadiannya. Tuhan akan memberi pengetahuan
kepada kita, bahwa apa yang kita pikirkan, Tuhan akan mewujudkannya menjadi
kenyataan.
Jadilah orang-orang
terdekat dengan Tuhan, karena orang-orang terdekat dengan Nya lah yang pasti akan
diwarisi kekuasaan. Bangunlah kedekatan itu, dalam waktu-waktu yang telah
ditentukan Tuhan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, yaitu di waktu subuh, dhuha, dhuhur, ashar, magrib, isya, sepertiga malam, dalam perjalanan, dan dalam kondisi menderita maupun lapang. Selamat mencoba, salam sukses dengan logika Tuhan.
(Penulis Master Trainer
@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment