OLEH:
MUHAMMAD PLATO
“Kamu akan berebut pemerintahan, dan akan menjadi
penyesalan pada hari kiamat”. (HR. Bukhari)
Banyak orang mengamini, saat ini
untuk jadi seorang pemimpin harus memiliki kapital besar. Dengan kapital besar
calon pemimpin bisa memengaruhi, atau membeli suara untuk kemenangan pemilihan pemimpin.
Fakta ini benar, untuk tingkatkan elektabilitas, kampanye, sosialisasi program,
dibutuhkan kapital, tetapi jika kapital dijadikan sebab terpilihnya seorang
pemimpin, makan pikiran kita sebagai masyarakat sedang tersesat karena pengaruh
keadaan. Dan kita sudah jadi penganut filsafat materialis.
Dalam syarat sebagai calon pemimpin
tidak ada dijelaskan harus memiliki kekayaan melimpah. Syarat penting bagi
seorang pemimpin adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebebanrnya
dari keimanan dan ketakwaan saja seorang pemimpin bisa mensejahterakan rakyat.
Setiap Hari Jembatan Cisomang Dilalui Ribuan Kendaraan. Sedekah Triliunan Pemimpin, Yang Akan Mengalir Sepanjang Masa. |
Setelah menjadi pemimpin, seseorang
tidak dituntut mengeluarkan dana pribadinya untuk mensejahterakan rakyat.
Sebesar-besarnya dana pribadi yang dimiliki oleh seorang pemimpin, tidak akan
melebihi harta kekayaan yang dimiliki oleh negara. Hal yang dituntut dari
seorang pemimpin adalah belanjakan harta negara sebanyak-banyaknya dengan
efektif dan efisien untuk kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, modal yang dimiliki
oleh seorang pemimpin bukan kekayaannya, tapi sikap dan karakternya yang bisa
mensejahterakan rakyat, yaitu KEMAMPUAN mengelola harta negara untuk
kepentingan RAKYAT BANYAK bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan
kelompoknya.
Sebagaimana dijelaskan oleh KH.
Abun Bunyamin Ruhiyat (Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung), para pemimpin bisa
bersedekah melalui berbagai kebijakan. Siapa yang bisa bersedekah sampai 2000
triliun per tahun? Tidak ada orang yang bisa melakukannya kecuali seorang
pemimpin. Dari mulai kepala daerah sampai presiden mereka bersedekah dengan
kebijakannya. Sedikitnya, seorang kepala desa bisa bersedekah satu miliar per
tahun dengan mengelola dana amanahnya dari negara. Seorang kepala sekolah bisa
bersedekah dengan kebijakannya dari satu sampai tujuh miliar per tahun.
Mengapa kebijakan pemimpin bisa
jadi sedekah? Inilah dalil pahala sedekah bagi seorang pemimpin. Dijelaskan
dalam hadis Rosulullah saw. “Bendahara
muslim yang diberi amanah ketika memberi sesuai yang diperintahkan untukya
secara sempurna dan berniat baik lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang
yang ia tunjuk menyerahkannya, (pemilik harta dan bendahara yang amanat tadi)
termasuk dalam orang yang bersedekah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Sekali lagi saya ulang, kekayaan
yang dimiliki pemimpin tidak akan sanggup mensejahterakan umat. Kekayaan
negaralah yang akan mensejahterakan umat, jika dikelola pemimpin-pemimpin ahli
sedekah. Pemimpin dengan karakter penyedekah, tidak lagi memiliki ambisi
memiliki harta dengan cara mengambil, tapi dengan memperbanyak sedekah dari
harta titipan rakyatnya dengan kebijakan-kebijkakan yang mensejahterakan rakyat
banyak.
Maka karakter dasar seorang
pemimpin yang harus dimiliki adalah penyedekah. Karakater ini dapat terwujud
dalam diri seorang pemimpin jika pikiran dan hatinya dipandu, dikendalikan oleh
kitab suci dari Tuhan (Al-Qur’an). Para pemimpin penyejahtera adalah mereka
yang hati dan pikirannya selaras dengan tuntunan dari Tuhan.
Maka tidak penting seorang
pemimpin memiliki harta atau tidak, karena faktor yang paling penting adalah
pikiran dan jiwa pemimpin yang selalu berserah diri kepada Tuhan, dengan
prinsip kekayaan terbesar yang akan dimilikinya adalah sedekah dengan harta milik
negara melalui berbagai kebijakan untuk kebajikan.
Untuk itu, regulasi negara harus
mengatur agar para calon pemimpin tidak dibebani syarat kekayaan pribadi yang
dimiliki. Negara harus menjamin melalui konstitusi, bagi semua calon pemimpin yang
telah memenuhi syarat seleksi, segala kebutuhan sosialisasi dan kampanyenya harus
dibiayai oleh negara. Dana ini diatur oleh konstitusi untuk memberi peluang
kepada semua kalangan bisa mempromosikan dirinya sebagai calon pemimpin dengan
adil. Regulasi ini bertujuan untuk kepentingan masyarakat supaya para pemimpin
benar-benar terlahir dari kompetensi yang dimiliki bukan dari kekayaannya.
Regulasi ini juga terlahir untuk
menciptakan keadilan bagi masyarakat, agar setiap warga negara terjamin haknya
untuk dipilih dan memilih tanpa melihat kekayaan yang dimilikinya. Para
pemimpin yang memiliki harta kekayaan tidak menjamin bisa mensejahterakan
rakyat, jika karakternya bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya pemimpin-pemimpin
dari rakyat biasa, bisa jadi mereka menjadi penyejahtera karena kecerdasan dan
karakter penyedekah yang dimilikinya.
Sekalipun kekayaan para pemimpin
melimpah, yang dibutuhkan adalah kebijakannya untuk mensejahterakan rakyat dari
harta negara yang dikelolanya bukan dari sedekah harta pribadinya. Pemimpin-pemimpin
penyedekah tidak lagi membutuhkan materi untuk kehidupan dunianya, tetapi harta
negara yang dia belanjakan itulah untuk kepentingan akhiratnya. Inilah sedekah
terhebat para pemimpin. Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan).
No comments:
Post a Comment