OLEH
MUHAMMAD PLATO
Berpikir
adalah perintah yang diulang-ulang Allah sampai 63 kali di dalam Al-Qur’an.
Salah satunya Allah berfirman. “Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (Al
Baqarah, 2:44).
Seharusnya
semua ulama berfatwa berpikir hukumnya wajib bagi setiap orang beriman. Namun
demikian kata Kiai Haji Fahmi Basya (KHFB) “otak kuman” tidak akan paham bahwa berpikir
itu wajib. Untuk itu saya coba bantu agar otak kita tidak seperti kuman yang
ada di kepala manusia dan menganggap kepala manusia datar.
Berdasarkan
kajian dari berbagai sumber tentang fungsi otak disimpulkan bahwa BERPIKIR memiliki makna kata kerja MENGHUBUNGKAN. Pola dasar yang dilakukan dalam menghubungkan data, fakta, atau konsep dalam
otak adalah dengan pola sebab-akibat. Dasar pola pikir hubungan sebab-akibat diambil
dari keterangan dalam Al-qur’an bahwa segala sesuatu ada, pasti ada awal (sebab)
dan akhirnya (akibat). “Dialah Yang Awal
dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang
Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Al hadiid, 57:3).
Setiap
hari orang-orang berpikir dengan pola hubungan sebab akibat. Jadi kalau ada
orang melarang tidak boleh menggunakan pikiran dalam memahami Al-Qur’an, bisa
jadi dia otak kuman, karena berpikir
adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kalau
ada orang mengatakan iman itu pakai hati bukan pakai pikiran, otak kuman juga
dia, kerena dia melarang-larang sesuatu yang Allah perintahkan. Hehe….
Para
ahli psikologi pendidikan yang kebanyakan dari golongan tidak percaya Tuhan, mengatakan
bahwa berpikir telah jadi ketentuan, naluri, potensi, yang dimiliki oleh setiap
manusia. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa manusia adalah makhluk berpikir. Masuk
akal jika dikatakan bahwa kelebihan eksistensi manusia dari makhluk lain adalah
karena manusia BERPIKIR. Mereka yang tidak kenal Tuhan, bisa menemukan manusia
makhluk berpikir, ini yang kenal Tuhan tidak, padahal punya kitab suci yang
memerintahkan berpikir berulang-ulang. Sampai kapan mau jadi kuman?
Jika
seluruh aktivitas manusia dimulai dengan kegiatan berpikir pola sebab akibat,
maka tidak ada manusia yang tidak berpikir sebab akibat. Sekualitas apapun
manusia, dia pasti berpikir sebab akibat. Nabi Adam, Nabi Muhammad saw, para
sahabat, ulama, ilmuwan, Muslim, Yahudi, Nasrani, Zoroaster, Konghucu, Hindu,
Budha, Atheis, semua berpikir dengan pola sebab akibat. Dengan berpikir sebab
akibatlah manusia bisa memahami eksistensi siapa Tuhannya. Nabi Ibrahim adalah contoh
pemikir yang bisa menemukan eksintensi Tuhannya.
Maka
ditegaskan lagi, jika ada orang, siapa pun, melarang memahami kitab suci
(Al-Qur’an), hadist, dengan pikiran (logika), dia telah menentang sesuatu yang
dikehendaki Tuhan. Menghujat pemikir dengan kaum sesat, zindiq, ahli neraka, sedangkan
dirinya setiap hari berpikir, dialah the
real otak kuman hehehe….. Semoga Allah mengampuni dan memberi hidayah
kepada nya.
Apakah
tidak sadar? Setiap hari kita mengambil keputusan dengan menggunakan logika
sebab akibat. Orang-orang yang dekat dengan Tuhan, mereka menjadikan masalah sebagai
sebab untuk dekat dengan Tuhan dengan mendirikan shalat, sedekah, puasa, dan dzikir.
Pilihan melakukan shalat, sedekah, puasa, dzikir adalah akibat dari sebab
masalah yang mereka hadapi. Mengapa mereka pilih shalat, sedekah, puasa, dzikir,
untuk selesaikan masalah? Karena itulah pengetahuan yang mereka miliki sebagai
petunjuk dari Tuhan. Jika pengetahuan yang muncul selesaikan masalah dengan
narkoba, maka masalah itu akan membawa mereka menjadi pengguna narkoba. Semua
masalah diselesaikan dengan pengetahuan yang diolah dengan bantuan logika (berpikir
sebab akibat), kemampuan yang dimiliki setiap otak manusia.
Dan
setiap saat pengetahuan diilhamkan ke dalam pikiran kita oleh Tuhan. Jika yang
diilhamkan kebajikan maka jadilah karakter baik, jika yang diilhamkan kefasikan
jadilah karakter buruk. Baik dan buruknya ilham yang kita terima dari Tuhan,
tergantung pada usaha dan kebiasaan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita
berkubang dalam jalan yang tidak dikehendaki Tuhan, maka kecenderungan yang
diilhamkan oleh Tuhan adalah jalan kefasikkan. Jika setiap hari kita kita akses
pengetahuan dengan membaca kitab suci, maka Tuhan akan senantiasa ilhamkan
kebajikan kedalam pikiran kita.
SAHABAT SEJATINYA TERCIPTA KARENA KESAMAAN PRINSIP BUKAN KEDEKATAN |
Agar
kita diilhamkan kebajikan, maka bacalah, galilah, segala pengetahuan dari kitab
suci Al-Qur’an. Alqur’an itu isinya 1000 persen pengetahuan. Kalau baca Al-Qur’an
lalu pengetahuannya tidak masuk ke dalam otak, pikiran kita, maka jadilah otak
kuman hehehe….tidak ada pengetahuan dari Alqur’an yang bisa diproses. “Hari gini
masih bodoh”, begitu kata KHFB.
Mohon
maaf jangan tersinggung dengan tulisan saya, karena semua yang saya katakan
akan kembali kepada saya hehe…peace! Niatnya, semoga apa yang saya sampaikan
menjadi hidayah bagi kita semua. Sesungguhnya kehidupan ini tidak ada yang
buruk, bagi orang-orang yang berpikir dengan petunjuk Tuhan, kecuali otak
kuman, up! Astagfirullahaladzim… Marilah dengan gegap gempita kita berpikir
menurut petunjuk Tuhan. Wallahu ‘alam.
(Penulis
Master Trainer @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment