OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
Judul tulisan ini tidak hendak menyuruh
orang berbuat dosa. Tapi coba jawab pertanyaan ini, “adakah manusia yang tidak
berbuat dosa?” Kalau jawabannya ada, jawaban Anda bertentangan dengan hadis
Nabi Muhammad saw yang mengatakan bahwa, “setiap anak Adam pelaku dosa”.
Di negeri yang masyoritas beragama dan minoritas prilaku beragama ini, sering
menghujat para pelaku dosa tanpa aling-aling. Prilaku tidak beragama ini
disebarluaskan melalui media massa yang kadang beragama dan kadang tidak tidak beragama.
Tulisan ini hanya ingin mengajarkan
kepada pelaku dosa yang banyak sekali di negeri ini, untuk tetap berharap baik
kepada Allah. Jika pendosa-pendosa, harapannya tetap baik kepada Allah swt,
sedikit-demi sedikit dunia ini akan membaik. Sebab negeri ini tergantung kepada
harapan masyarakatnya.
Kebodohan yang saya saksikan di negeri
ini adalah mereka yang merasa orang baik justru ucapan dan pikirannya tidak
punya harapan baik untuk negeri ini. Pelaku
dosa yang masih punya harapan baik, lebih baik dari orang-orang baik yang tidak
mau berbuat karena putus asa.
·
Hadis riwayat Abu Hurairah ra:
Dari Nabi saw. tentang yang beliau
riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda: Seorang hamba melakukan satu
perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosaku". Allah Taala
berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai
Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu. Kemudian
orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku,
ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia
mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa
karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: Wahai
Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa
dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau
menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar
telah mengampunimu. Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah
berfirman "berbuatlah sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat
kali. (Shahih Muslim No.4953)
·
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Nabi
saw. lalu berkata: Ya Rasulullah! Aku telah melanggar hukum hudud, maka
laksanakanlah hukuman itu atas diriku! Kemudian tibalah waktu salat dan ia pun
ikut salat bersama Rasulullah saw. Setelah menyelesaikan salat, orang itu
berkata lagi: Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku telah melanggar hukum hudud, maka
laksanakanlah hukuman Allah itu atas diriku! Rasulullah saw. bertanya: Apakah
engkau ikut melaksanakan salat bersama kami? Orang itu menjawab: Ya! Rasulullah
saw. bersabda: Kamu telah diampuni. (Shahih Muslim No.4965)
·
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Bahwa seorang lelaki telah mencium
seorang perempuan, lalu orang datang menemui Nabi saw. untuk menceritakan hal
itu kepada beliau. Maka turunlah ayat: Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan baik itu menghapus dosa perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat. Lelaki itu bertanya: Apakah
ayat ini untukku, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. bersabda: Untuk siapa saja
di antara umatku yang melakukan hal itu. (Shahih Muslim No.4963)
Silahkan pahami hadis di atas apa maksudnya?
Setiap orang berhak memahami berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Jangan
takut salah, jika kita salah memahami, Allah sendiri yang akan membimbing kita
ke jalan benar. Setiap muslim memiliki kewajiban berpikir, bukan hanya mendengar. Hal
terpenting dalam berpikir adalah berniat mencari kebenaran.
Hadis-hadis di atas adalah bukti nyata
bahwa Allah swt maha pengampun. Allah
lebih besar rahmat dan kasihnya dari pada murkanya. Hadis-hadis ini bertujuan
memberi memberi peluang kepada para
pelaku dosa untuk tetap memiliki harapan hidup sejahtera di dunia dan akhirat.
Seburuk-buruknya dosa yang kita lakukan
adalah dosa yang mematikan harapan baik kepada Allah swt. bagi pelakunya. Untuk
kepentingan inilah hadis-hadis ini dikemukakan oleh Nabi Muhammad saw. kepada
kita semua, agar para pelaku dosa tidak putus asa dan tetap optimis bisa hidup
lebih baik.
Demikian juga dengan akhlak manusia,
jangan pernah menutup pintu maaf dan ampunan kepada pelaku dosa, sebesar apapun
dosa manusia itu. Jangan menghujat pelaku dosa, karena dalam diri setiap orang
termasuk pelaku dosa, melekat hak dari Allah yang harus kita jaga yaitu hak
harapan hidup lebih baik di dunia dan akhirat.
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah
akan LEBIH SENANG menerima tobat
hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara
kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang luas yang sangat tandus,
lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannya untuk memperoleh
kembali. Kemudian dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah
keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut.
Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati untanya telah berdiri
di hadapan. Lalu segera ia menarik tali kekang unta itu sambil berucap dalam
keadaan sangat gembira: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah
Tuhan-Mu. Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira. (Shahih Muslim
No.4932)
Dalam logika Tuhan, para pelaku dosa yang masih punya harapan baik, lebih baik dari pada orang-orang baik yang putus asa. Para pendosa tetaplah berharap baik kepada Allah, semoga negeri ini menjadi lebih baik.
Sholawat dan salam kepada Rasulullah
saw, dan terimakasih ya Allah telah membimbing kami dalam dosa. Semoga Engkau
jadikan kami orang-orang yang berjalan lurus di atas petunjuk Mu. Amin.
No comments:
Post a Comment