OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Bagaimana
menurut Mu, apakah dunia ini tercipta terdiri atas dua kutub, yaitu baik dan
buruk? Jika jawabannya iya, maka sesungguhnya Kamu telah melanggar perintah Allah,
yaitu menjauhi prasangka buruk. Kenyataan keberadaan kutub positif dan negatif
tidak mengandung arti nilai, bahwa kutub positif baik dan kutub negatif buruk,
dua kutub itu adalah ketentuan yang sama-sama akan melahirkan kebaikan.
Bacalah
firman Allah ini dengan teliti dan mohonlah pertolongan hidayah kepada-Nya.
“Kemudian setelah kamu berduka-cita
Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan
daripada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan
jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah:
"Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka
menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu;
mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di
sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke
tempat mereka terbunuh". Dan Allah
(berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”.
(Ali Imran, 34:154).
Ayat
ini berkisah tentang keberadaan kaum Muslimin setelah mengalami kekalahan,
kehinaan, dalam Perang Uhud. Kaum muslimin yang tetap beriman sekalipun
mengalami kekahalan mereka diberi keamaan dan kenyamanan dengan datangnya
kantuk sehingga mereka bisa tertidur dengan nyeyak. Namun sekelompok kaum
muslimin yang mulai goyah keimanannya, mereka dihinggapi rasa cemas, takut,
khawatir dan tidak bisa tidur. Mereka takut setelah kekalahan ini, kaum
muslimin akan kembali menjadi kelompok tertindas karena dianggap tidak lagi
memiliki kekuatan.
Keragu-raguan
telah menghinggapi pikiran mereka. Mereka bertanya-tanya, mengapa mereka
(Pasukan Nabi) bisa mengalami kekalahan dalam perang padahal dalam pasukan itu
ada Nabi yang dikasihi Allah. Lalu mereka berprasangka buruk kepada Allah, kekalahan
perang disebabkan Allah tidak memberikan pertolongan dan terbersit dalm pikiran
mereka mulai meragukan kenabian Nabi Muhammad saw.
Lalu
Allah menurunkan hidayah pengetahuan kepada mereka, “katakanlah: “sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”.
Siapapun tidak bisa menolak segala ketentuan Allah. Jika orang itu ditakdirkan
mati, sekalipun mereka berada di dalam rumah mereka akan dikeluarkan dan mati
terbunuh di mana tempat mereka harus mati terbunuh.
REZEKI BURUNG INI DIATUR OLEH ALLAH
Sesunguhnya
kejadian-kejadian buruk yang disangkakan oleh manusia kepada Allah itu adalah
ujian bagi setiap jiwa agar semakin baik, semakin dekat dan semakin taat kepada
Allah. Sangkaan-sangkaan buruk itu adalah prilaku buruk pikiran dan hati
manusia yang akan membinasakan manusia itu sendiri.
Jika
kamu menyangka bahwa dunia ini tercipta dari unsur baik dan buruk, maka 50%
kamu telah berprasanka baik kepada Allah, dan 50% kamu telah berprangka buruk
kepada Allah. Dan kita telah melanggar perintah Allah untuk menajuhi perbuatan
dosa, yaitu (sebagian) 50% prasangka buruk yang kita sangkakan terhadap Allah.
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya SEBAGIAN (50%) prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain”. (Al Hujuraat, 49:12).
Prasangka
buruk adalah faktor penyebab kebinasaan bangsa, negara, dan umat manusia.
Prasangka buruk adalah kesalahan pikiran manusia karena melihat setiap kejadian
berdasarkan apa yang dilihatnya bukan dari pengetahuan dari Allah yang
tersurat, tersirat dalam kitab suci.
Maka
jika kita membaca kitab suci, sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah mereka
yang pasti terjerumus ke dalam jurang kenistaan namun pikiran dan hatinya tetap
berharap ampunan dan rahmat dari Tuhannya tanpa pernah putus asa. Dan manusia
hebat adalah mereka yang masih sadar ketika berbuat dosa, bersabar dan sholat
meminta jalan keluar, tanpa prasangka buruk kepada Tuhannya.
Logika
yang benar adalah “ketika hal-hal yang tidak diinginkan menimpa, seharusnya dibaca!
Allah sedang memberi tahu kepada semua orang bahwa kita orang baik, jika kita
sabar dan tetap optimis kepada janji Allah”. Dan harus diakui pula bahwa setiap
apa yang kita terima adalah balasan dari apa yang telah kita kerjakan. Setiap balasan
dari apa saja yan gkita kerjakan tujuannya adalah kebaikan, jika kita berpikir
dengan logika Tuhan. Demikian penejalasan saya, mohon maaf lahir batin atas segala
kekurangannya selama ini. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment