Oleh:
MUHAMMAD
PLATO
Jangan merasa
paling menderita. Derita hidup yang manusia rasakan saat ini, tidak seberapa
dari penderitaan hidup yang dialami Nabi Muhammad saw. Dari sejarah dapat dibuktikan
dengan fakta-fakta, Nabi Muhammad saw terlahir dan hidup silih berganti dalam
penderitaan.
Jika kita baca
dari sudut pandang pendidikan, Nabi Muhammad saw sejak awal sampai akhir
hidupnya, adalah seorang guru sejati yang tidak ada henti-hentinya mengajarkan,
memberi contoh, bagaimana bertahan hidup dalam penderitaan. Beliau adalah guru
semua makhluk hidup yang sukses melewati segala penderitaan dan keluar menjadi
orang paling sukses dan disejahterakan
Tuhan.
Jalan hidup
terbaik yang dicontohkan Nabi Muhammad saw semuanya terdapat dalam kitab suci
Al-Qur’an. Semua substansi jalan hidup yang diajarkan Nabi Muhammad saw kepada
manusia adalah membiasakan diri bertahan hidup dalam penderitaan. Perintah
shalat, sedekah, zakat, puasa, ibadah haji, percaya pada takdir Tuhan, membalas
keburukan dengan kebaikan, tidak boleh marah dan putus asa, tidak boleh mengeluh
dan menyalahkan orang lain, tidak boleh makan dan minum yang haram, semuanya
melatih manusia untuk membiasakan hidup lurus dalam penderitaan.
Penderitaan
terberat dari ajaran Islam dari Nabi Muhammad saw adalah membiasakan hidup
ikhlas dalam arti berserah diri atas segala yang terjadi sebagai rencana baik dari
Tuhan. Dalam bahasa lain ajaran terberat
adalah membiasakan hidup bahagia dengan selalu berprasangka baik pada Tuhan dalam
kondisi sempit maupun lapang.
Penderitaan
hidup Nabi Muhammad saw bukan untuk dirinya, melainkan untuk umat manusia, Al-Qur’an
yang dibawanya adalah amanah dari Tuhan sebagai rumus pembebas penderitaan
seluruh umat manusia. Dalam rangka menyampaikannya kepada umat manusia, Nabi
Muhammad saw menanggung derita, maka derita Nabi Muhammad saw adalah derita
seluruh umat manusia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah:128).
Sepanjang hidupnya
Nabi Muhammad saw, berkorban mengambil keputusan-keputusan dengan penuh resiko.
Keputusan pertama yang penuh resiko dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika mengumumkan
kepada orang-orang musyrik bahwa dirinya adalah utusan Allah (Rasulullah) yang
akan membebaskan manusia dari kemusyrikan. Sementara yang tahu dirinya sebagai Rasulullah,
hanya Nabi Muhammad sendiri dengan Allah. Jadi Nabi Muhammad saw adalah seorang
pemberani yang awalnya berjuang sendiri meyakinkan orang lain bahwa dirinya Rasulullah
tanpa ada saksi.
Mengumumkan
diri sebagai Nabi di tengah masyarakat pagan butuh keyakinan, keberanian menanggung resiko tinggi. Resiko menderita sudah
pasti didapatkan oleh Nabi Muhammad saw. Resiko yang terjadi pada Nabi Muhammad
direkam dalam kitab suci Al-Qur’an. Nabi Muhammad saw di cap sebagai orang
gila, tukang sihir, pembohong, dan pendusta. Dalam sejarah tercatat, tidak
cukup hinaan, perlakuan-perlakuan yang merendahkan kedudukan dialamatkan pula
oleh kaum pagan kepada Nabi Muhammad saw dengan cara meludahi, menyiram dengan kotoran, rencana dibunuh, dan boikot ekonomi. Sungguh penderitaan berat dialami Nabi Muhammad
saw. demi membebaskan penderitaan
seluruh umat manusia.
Penderitaan
terberat yang dialami Nabi adalah ketika harus tinggal ditempat yang sangat
tidak aman untuk Dirinya, keluarga, dan para pengikutnya yang masih sedikit.
Menjadi kaum pembawa perubahan dengan jumlah kecil di tengah-tengah kekuatan
besar sangat beresiko tinggi. Jiwa Nabi Muhammad saw. sangat terancam setiap
saat. Bertahun-tahun para pembenci dan pembunuh bayaran selau mengincar nyawa
Nabi Muhammad saw. Inilah penderitaan hidup yang sangat luar biasa yang tidak pernah
dapat kita bayangkan.
Lalu apa arti
penderitaan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw kepada kita semua? Jawabannya
kita temukan di dalam seluruh isi kitab suci Al-Qur’an. Seluruh penderitaan
yang dialami Nabi Muhammad saw adalah demi ajaran yang mengajarkan manusia
terbebas dari penderitaan.
Ajaran
pembebas penderitaan manusia tersebut tertulis dalam Al-Qur’an. Para sahabat
menyimpan ayat ini pada bagian awal dalam Al-Qur’an setelah surah Al-Fatihah.
“Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian
rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab
(Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG”.
(Al Baqarah, 2:1-5)
Beriman kepada
yang ghaib (Allah swt), shalat, sedekah, beriman pada kitab-kitab Allah, serta
yakin adanya akhirat, adalah kunci-kunci ajaran pembebas manusia dari penderitaan
yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Untuk menyampaikan inti ajaran di atas, Nabi
Muhammad saw telah lebih dulu sangat menderita untuk manusia, dan manusia
sekarang tinggal menikmati keberuntungannya seperti yang dijanjikan dalam lima
ayat di atas.
Kebebasan dan
menyebarnya AJARAN ISLAM sekarang adalah keberuntungan bagi umat manusia yang
tidak ternilai. Tuhan telah membuktikan, dan menjamin siapa yang taat pada
ajaran-Nya dijanjikan keberuntungan. Namun demikian manusia harus tetap
berjuang menghadapi penderitaan hidup dalam mendirikan seluruh perintah Tuhan,
karena dengan menghadapi penderitaan itulah manusia bisa hidup sejahtera.
Salam
sejahtera untuk Nabi Kita Muhammad saw. Semoga kita semua menjadi pengikut
setia DAN biasa menderita hingga TERBEBAS DARI segala DERITA sampai akhirat.
Wallahu ‘alam.
(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment