Setiap
hari, hidup tidak lepas dari kejadian demi kejadian. Mulai dari bangun tidur,
diperjalanan menuju kantor, di tempat kerja, bahkan di media sosial, kita
melihat beraneka ragam kejadian
Jika
Tuhan berfirman, “…dan tiada sehelai daun
pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji
pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”. (Al An’aam:59). Dengan
demikian semua kejadian yang kita lihat sudah ditakdirkan Tuhan.
Jika
Anda percaya semua kejadian telah ditakdirkan Tuhan, maka anda sudah memiliki
dasar keimanan dari enam dasar iman ajaran Islam. Beriman kepada takdir menjadi
syarat yang harus dimiliki seorang muslim. Mengapa?
Berikut
beberapa penjelasan rasional mengapa iman kepada takdir menjadi syarat penting
bagi seorang muslim. Semoga dengan penjelasan ini, kita bisa lebih memahami dan
meningkatkan iman kita kepada takdir Tuhan.
1.
Positif Thingking Dalam Segala Kondisi
Beriman
kepada takdir akan membantu pikiran tetap positif. Secara alamiah, setiap
kejadian selalu kita respon dengan rasa sedih-bahagia. Standar respon yang
sering kita berikan adalah sedih ketika mendengar berita negatif, dan senang
ketika mendengar berita positif. Jika respon manusia ditentukan oleh kondisi
negatif dan positif, maka manusia belum sesungguhnya beriman kepada Tuhan.
Untuk
itu diperlukan sebuah dasar keimanan yaitu percaya kepada takdir Tuhan. Manusia
yang percaya pada takdir Tuhan, melihat setiap kejadian adalah ketentuan Tuhan.
Ketentuan Tuhan tidak dapat diubah (mutlak).
Pengakuan
terhadap kemutlakkan takdir Tuhan akan memunculkan sikap pasrah, dan
menyerahkan segala akibat kejadian kepada Tuhan. Sedangkan Tuhan menjanjikan
akibat kejadian yang baik kepada orang-orang yang percaya takdir-Nya. Dengan demikian,
percaya kepada takdir Tuhan dapat melahirkan pola pikir positif terhadap Tuhan
dan melihat segala kejadian menjadi positif dalam segala kondisi.
2.
Tetap Optimis
Percaya
atau beriman kepada takdir akan membimbing pikiran tetap optimis. Mengapa
demikian? Kepasrahan terhadap segala kejadian sebagai ketentuan Tuhan, akan
melahirkan harapan. Setiap kejadian negatif maupun positif akan direspon sebagai
sebab kebaikan.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan
apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi, 18:7).
Ayat
di atas menjadi dasar keterangan bahwa segala kejadian yang ada di bumi
ditakdirkan Tuhan sebagai alat untuk menjadikan manusia sebagai makhluk
terbaik. Inilah dasar keterangan yang membimbing manusia berpola pikir tetap optimis
dalam segala kejadian.
3.
Mengakhiri Konflik
Salah
satu penyebab konflik adalah tafsir didasari kepentingan pribadi terhadap
kejadian. Tafsir pribadi, selalu melihat kejadian sebagai sebab untung dan rugi
untuk pribadi. Dalam tafsir kepentingan pribadi, tidak semua kejadian menguntungkan. Kejadian yang tidak menguntungkan adalah kejadian yang daitafsir akan mendatangkan
kerugian atau kesulitan. Maka kejadian yang tidak menguntungkan pribadi akan dihindari. Saat menghindari kerugian akan bersinggungan dengan
kepentingan orang lain, dan inilah penyebab lahirnya konflik.
Sebaliknya
jika kejadian dipersepsi sebagai takdir Tuhan, maka lahir tafsir tidak
akan ada kejadian yang merugikan. Semua kejadian, akan menjadi sebab keuntungan bagi pribadi.
Hal
terpenting yang harus dibaca dalam memahami kejadian adalah bukan efek positif
atau negatif dari kejadian secara empirik, tapi sejauhmana kejadian tersebut
memberikan kesadaran untuk ingat kepada Tuhan. Untuk itulah, percaya kepada takdir Tuhan akan memandu kita membaca setiap
kejadian ingat Tuhan. Orang yang selalu ingat Tuhan akan taat pada ketentuan Tuhan.
Ketika
ingat Tuhan, selanjutnya Tuhan akan memberi petunjuk bagaimana membaca sebuah
kejadian. Berikut adalah beberapa petunjuk Tuhan yang menjelaskan bahwa setiap
kejadian akan menguntungkan dan membahagiakan.
TABEL
PETUNJUK MEMBACA KEJADIAN
SEBAB
|
AKIBAT
|
SUMBER
|
KESULITAN
|
KEMUDAHAN
|
“Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, (Alam Nasyrah, 94:5)
|
KESUSAHAN
|
KESENANGAN
|
“Kemudian
Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta
mereka bertambah banyak, …” (Al A’raaf, 7:95).
|
KEDZALIMAN
|
KEMENANGAN
|
“…mendapat
kemenangan sesudah menderita
kedzaliman”. (Asy Syu’raaa, 26:277).
|
Pada
dasarnya kejadian yang ditakuti adalah kejadian yang menyulitkan, menyusahkan,
dan membuat penderitaan. Jika kita baca berdasar petunjuk Tuhan, sesungguhnya
kedian-kejadian yang menyulitkan adalah proses seseorang mendapatkan kemudahan,
kesenangan, dan kemenangan. Inilah pola pikir yang benar ketika menafasir
kejadian.
Dengan
pola pikir ini, tidak akan ada kejadian yang merugikan dan semua kejadian akan
berakibat menyenangkan. Orang-orang yang hidup dengan pola pikir ini, tidak
akan tersandra oleh konflik. Ease Move
on! Orang-orang yang tahu semua
kejadian sebagai sumber kebaikan, akan memilih mengakhiri konflik dengan damai
sekalipun konlfik itu mutlak harus ada. Wallahu‘alam.
No comments:
Post a Comment