Sudah
terlintas dalam pikiran saya sejak sejak 22 tahun yang lalu, bahwa di dalam
Islam tidak ada aliran-aliran, Islam adalah satu, karena Nabi Muhammad saw
tidak menganut aliran manapun. Nabi Muhammad saw pembawa ajaran Islam yang disampaikan
kepada kita melalui Al-Qur’an dan Sunnah.
Sampai
saat ini saya tidak pernah memahami apa dalil pemikiran orang-orang yang
mempertahankan identitas Islamnya dalam aliran-aliran tertentu. Saya berpendapat bahwa
mereka yang mempertahankan identitas Islamnya dalam aliran, sesungguhnya bukanlah
orang-orang yang berserah diri kepada Tuhan, tetapi lebih pada
mempertahankan hawa nafsunya, demi tradisi, budaya, nenek
moyang, kekuasaan, kehormatan, kedudukan, dan hal lainnya yang bersifat profan.
Berbeda-beda
kelompok adalah kepastian dalam hidup, tetapi jika setiap kelompok berpegang teguh
pada tali agama Allah, (Al-Qur’an dan Sunnah), maka semua kelompok dalam
Islam akan bersatu. Maka dari itu ketika kita berkata kembali kepada Allah dan Sunnahnya artinya kita bersatu, karena Allah swt dan Sunnah adalah
pemersatu bagi umat Islam.
Saya
mengamati bahwa kemungkinan terjadinya kelompok-kelompok dalam Islam akibat
dari ketidak tegasan dan keberanian para ulama untuk mengembalikan
pemikiran, dan pemahaman agama langsung kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam berbagai kesempatan, umat harus didekatkan langsung dengan AL-Qur’an dan Sunnah, semmaksimal mungkin menghindari pemberhalaan pada ahli tafsir. Ceramah-ceramah jangan menonjolkan siapa manusia penyampainya,
tetapi sampaikan kandungan Al-Qur’an dan Sunnahnya.
Ceramah-ceramah jangan menggiring orang untuk mengimani pemikiran seseorang, tetapi harus
menggiring umat untuk memahami makna ajaran-ajaran yang terkandung dalam
sumbernya. Untuk itulah para
pemikir-pemikir Islam selalu berkata, “jika mendapati apa yang saya katakan bertentangan
dengan Al-Qur’an dan Sunnah maka hal tersebut harus ditinggalkan”. Inilah
pengakuan para pemikir Islam yang selalu merendahkan dirinya dihadapan Allah
dan Nabi Muhammad saw.
Ternyata
apa yang terlintas dalam pikiran saya 22 tahun yang lalu, sama dengan pendapat
Dr. Zakir Naik. Menurut Beliau, aliran Syiah, Sunni, Muktazilah, Murji’ah,
Khawarij, tidak ada disebutkan di dalam AL-Qur’an. Ulama besar seperti Syafi'i, Hanafi, Hambali, Maliki, mereka tidak membawa aliran dalam agama. Di dalam Qur’an dijelaskan, “Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. (Ali Imran, 3:103).
Dari
ayat di atas, Beliau menegaskan, “setiap muslim seharusnya berpegang teguh pada
tali Allah dan jangan bercerai berai. Memecah belah atau memisahkan diri dari
umat sesungguhnya adalah sebuah perbuatan terlarang dalam agama Islam.
“Sesungguhnya orang-orang yang
memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak
ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka
hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat”. (Al An’aam, 6:159)
Ditegaskan
lagi oleh Dr. Zakir Naik, “membuat aliran-aliran dalam Islam adalah haram, karena dia telah menyimpang jauh dari AL-Qur’an dan Sunnah. Apa yang
harus kita lakukan adalah mengikuti Al-Qur’an, dan perkataan yang shahih dari
Nabi Muhammad saw. Dalam beragama kita tidak bertanggung jawab kepada manusia dari madzab atau aliran manapun, tetapi kita bertanggung jawab kepada Allah swt.
Nama
yang dapat dikatakan kepada semua orang Islam adalah muslim. Kita tidak
menentang syiah, sunni, semuanya adalah muslim. Seorang muslim adalah orang
yang berserah diri pada Allah. Setiap muslim punya kelemahan dan kesalahan, maka kita tidak patut saling menyalahkan atau melemahkan. Jika setiap muslim berserah diri pada Allah,
maka semua akan tunduk pada ketentuan Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Jika
dalam Al-Qur’an dan sunnah setiap muslim dilarang berpecah belah, dan Islam akan
terbagi menjadi 73 golongan, semuanya harus masuk surga karena semua berpegang teguh
pada tali Allah. Wallahu ‘alam.
(Muhammad
Plato, Penulis buku Hidup Sukses dengan Logika Tuhan. @logika_Tuhan).
No comments:
Post a Comment