Indonesia adalah negara dengan
jumlah penduduk terbesar nomor empat dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia
adalah muslim, dan menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Luas
wilayahnya kurang lebih 5 juta kilo meter terdiri dari 65% laut dan 35%
daratan. Indonesia sangat-sangat berpotensi menjadi bangsa besar. Indonesia
adalah surga yang dijanjikan Tuhan, dan Indonesia adalah surga yang
diperebutkan.
Indonesia bukan saja seperti
rumput yang selalu terlihat hijau oleh tetangganya, Indonesia juga selalu
mengundang setiap orang untuk memilikinya. Jika selalu terlihat hijau ada dua
kemungkinan yang ada dalam pikiran manusia, yaitu ingin memiliki atau
menghancurkannya.
Ada berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk memiliki Indonesia. Langkah yang lumrah dilakukan semua orang
adalah melumpuhkan pemilik aslinya. Berikut adalah beberapa langkah yang sudah
ditempuh untuk menguasai Indonesia.
MEMISKINKAN MENTAL PENDUDUKNYA
Kita masih ingat gagalnya produksi
masal pesawat N250 karya Habiebie, SALAH SATU faktor penyebabnya ada di mental
orang Indonesia. Mental orang Indonesia
tidak bisa menghargai karya produk anak bangsanya sendiri. Orang Indonesia lebih senang mendengar berita
buruk dari pada berita baik tentang bangsanya. Responnya lebih cepat pada
berita buruk dari pada berita baik, sehingga Indonesia menjadi miskin prestasi
dan kerap berpikir buruk tentang bangsanya sendiri.
Di sekolah-sekolah, dilingkungan
masyarakat, pembicaraan selalu diisi dengan kelakar-kelakar yang melecehkan
keberadaan bangsanya sendiri. Kelakar Indonesia sebagai negara miskin, bodoh, tidak
disiplin, menjadi tertawaan dalam setiap obrolan warung kopi. Berita-berita
media masa tentang keburukan negaranya sendiri dinikmati dengan penuh kegembiraan.
Orator-orator yang memojokkan dan menyudutkan pemimpin-pemimpin bangsanya
sendiri dianggap pemberani, mendapatkan tepuk tangan dengan riuh rendah.
Selanjutnya prilaku-prilaku kocak Indonesia menjadi ajang hiburan dan
dilombakan dalam acara komedi.
Banyak yang tidak sadar, bahwa memiskinkan
mental penduduk adalah salah satu cara untuk menguasai sebuah bangsa. Cara ini
bisa ditempuh dengan menyebarkan, menjejali masyarakat dengan berita-berita buruk tentang bangsanya sendiri.
Dengan berita-berita buruk melalui berbagai media massa, akan terbentuk pola
pikir negatif, dan selalu pesimis terhadap apa yang dilakukan bangsanya. Hal
ini akan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemimpin. Menurunnya kepercayaan masyarakat
kepada pemimpin, akan menyulut konflik internal, kekacauan dan pemberontakkan.
Dalam kondisi konflik, dan saling
memberontak, sumber-sumber vital yang dimiliki bangsa itu akan terbengkalai.
Dalam situasi kacau akan tampil pihak yang berlaga seperti pahlawan. Sang
pahlawan sebenarnya mencari kepercayaan, sebagai dasar untuk berkuasa dan
mengendalikan objek vital yang terbengkalai.
MENCIPTAKAN KONFLIK
Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku, bahasa, adat, agama, aliran, ideologi, partai, dan sejarah itu adalah
fakta. Dalam bangsa heterogen potensi
untuk konflik sangat tinggi. Maka langkah paling efektif untuk menguasai bangsa
tersebut adalah menciptakan konflik. Dalam situasi konflik Irak, Libiya, Suriah,
dengan mudah bisa dikuasai.
Metode konflik untuk menguasai
Indonesia pernah dilakukan oleh Belanda. Kekuasaan Belanda begitu langgeng
bersalin rupa sampai hampir 3,5 abad. Jika ingin menguasai dan memecah
Indonesia menjadi negara-negara kecil, berikut adalah potensi-potensi konflik
di Indonesia dan kerap dimanfaatkan untuk menghancurkan Indonesia.
- Konflik antara Islam dengan kristen. Konflik antara Islam dan Kristen telah ada dalam sejarah dunia. Potensi konflik terus ada sampai sekarang dilestarikan oleh masing-masing kelompok. Pewarisan konflik itu didasari oleh perjalanan sejarah, perebutan kekuasaan, penyebaran agama, dan perbedaan ajaran.
- Konflik antar aliran dalam Islam. Konflik antar aliran sudah ada dalam sejarah Islam. Salah satunya konflik antara Sunni dengan Syiah. Konflik ini meruncing setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib. Namun sebenarnya masing-masing kelompok berkonflik dengan latar belakang perbedaan masalah ahli waris kekuasaan, hak kepemimpinan Islam setelah wafat Rasulullah, saw. dan perbedaan pemikiran dalam pemahaman agama.
- Konflik antar Islam Tradisional dengan Moderat. Kelompok-kelompok terdidik dengan pendidikan umum, telah mengalami pergeseran dalam memahami ajaran Islam kepada hal yang lebih moderat dan liberal. Pola ini telah menyinggung kelompok tradisional yang memiliki metode pemahaman berdasarkan contoh-contoh aplikasi dan penjelasan agama secara leterek dari Al-Qur’an, hadist, dan penafsir-penafsir ajaran agama dengan metode pendekatan madzab.
- Konflik antara Komunis dengan Islam. Dalam perjalanan politik Indonesia, telah terjadi persaingan kekuasaan antara kelompok ideologi komunis dan nasionalis yang didukung oleh kelompok Islam. Ajaran komunis yang bersifat Atheis sangat bertentangan dengan konsep ketauhidan monotheis yang dibawa oleh Islam. Secara historis, konflik antara komunis yang atheis dengan Islam berpuncak pada tragedi tahun1965 yang didalamnya ada unsur komunis.
- Konflik antara Islam dengan Yahudi (Israel). Konflik antara Islam dengan Yahudi (Israel) tercatat dalam sejarah dan kitab suci Al-Qur’an. Konflik ini terpelihara ketika kelompok zionis mendirikan negara di tanah yang telah diklaim sebagai tanah Palestina yang penduduknya beragama Islam. Penindasan-penindasan yang dilakukan tentara Israel terhadap penduduk Palestina, semakin memicu konflik antara Islam dan Yahudi di seluruh dunia.
- Konflik Kecemburuan sosial antar Wilayah. Dalam sejarah Indonesia, kita mengenal babak pemberontakan. Beberapa kelompok dengan berbagai latar belakang ingin memisahkan diri dari NKRI. Pemberontakan dilandasi oleh ketidakuasan pemerataan pembangunan, perbedaan kesejahteraan, ditambah-tambah perbedaan ideologi dan agama.
Potensi-potensi konflik di atas
sering dimanfaatkan oleh para tetangga yang selalu melihat rumput tetangganya
lebih hijau. Beberapa skenario konflik yang telah terjadi di Indonesia, dari tahun 1998 sampai sekarang, saya amati sebagai
berikut;
- Konflik memanfaatkan perbedaan kesejahteraan antar wilayah. Ketika awal masa reformasi, Indonesia didera isu oleh kemerdekaan wilayah-wilayah yang memiliki perbedaan kesejahteran, didukung dengan latarbelakang sejarah dan agama. Konflik dipicu dengan memunculkan perbedaan kesejahteraan di Aceh, Papua, Kalimantan, Maluku, dan Timor-timur. Dimunculkan gerakan Aceh Merdeka, Papua Merdeka, Maluku Merdeka, dan Timor Timur merdeka. Pada masa ini Indonesia hanya kehilangan timor timur karena ada perbedaan historis. Timor-timur secara historis lebih berhak merdeka karena bukan bekas jajahan Belanda. Pada fase ini bangsa Indonesia berhasil menghadapi ujian dengan mulus.
- Konflik Islam dengan Kristen. Skenario ini pernah terjadi dengan membakar konflik antara penganut Islam dan kristen di Maluku. Masyarakat Indonesia berhasil melewatinya. Sampai sekarang upaya adu domba masih terus dilakukan, dengan pembakaran-pembakaran rumah ibadah. Bangsa Indonesi aberhasil melewatinya dengan bersikap tidak emosial dan lebih rasional.
- Konflik antar Suku. Skenario lain yang pernah kita alami adalah mengadu domba antara suku Madura dan Dayak. Eksodus besar-besaran suku Madura keluar dari Kalimantan membawa nestapa bagi suku dayak dan Madura. Masyarkat Indonesia berhasil melewatinya dan kembali damai.
- Konflik Islam tradisional dengan Liberal. Upaya mengkonflikkan antara internal Islam dilakukan dengan memilah penganut agama Islam dengan nama Islam tradisional dan Islam liberal. Konflik diciptakan dengan membuat LSM-LSM dengan kode Islam liberal. Situasi ini pun bisa dilalui oleh masyarakat Indonesia dengan meningkatkan kualitas pemahaman nilai-nilai keislaman.
- Konflik Sunni dengan Syiah. Baru-baru ini, upaya untuk menghancurkan Indonesia dilakukan dengan menyebarkan sikap bermusuhan antara penganut Syiah dan Sunni. Keburukan-keburukan Syiah disebarkan di media massa dengan komentar-komentar penuh kebencian. Ada masyarakat yang terjebak dengan skenario ini dengan membuat LSM anti syiah, dan dakwah-dkwah yang menyebarkan kebencian. Bangsa Indonesia pun berhasil melewatinya dengan bersikap tenang, menahan diri dengan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sesama muslim.
- Konflik Islam dengan Israel. Luar biasa sekali, upaya mengadu domba bangsa Indonesia betul-betul massif. Segala potensi konflik yang ada di Indonesia dimanfaatkan. Di Papua ada sekelompok pemuda membawa bendera Israel diarak keliling kota. Provokasi ini dilakukan karena Indonesia termasuk negara yang tidak mau membuka diplomasi dengan Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap penduduk Palestina yang tertindas. Ini adalah provokasi yang terlihat sekali sengaja ingin menjadikan Indonesia sebagai lahan konflik.
- Konflik Islam dengan Komunis (Cina). Upaya skenario konflik terbaru adalah menghadapkan masyarakat Islam dengan komunis China. Upaya ini lebih pada tujuan ekonomis, karena takut ekonomi Indonesia berkembang pesat dengan bantuan China. Upaya memunculkan konflik antara Indonesia dengan Cina dengan mengungkit-ngungkit cerita kelam di masa lalu, dengan memunculkan kembali lambang-lambang palu arit oleh sekelompok anak muda. Saya kira bangsa Indonesia akan bisa melewatinya dengan damai.
Bangsa Indonesia dengan informasi
yang semakin terbuka tidak akan lagi dikendalikan dari luar, tapi bangsa
Indonesia akan jadi pengendali atas bangsanya senidiri. Kita tidak akan bisa
diadu domba, karena kita satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Selama manusia hidup konflik itu
akan selalu ada, karena konflik adalah penggerak agar manusia mau berusaha dan
belajar menjadi manusia bijaksana. Sekalipun konflik itu akan tetap ada, Tuhan
memerintahkan kepada seluruh manusia untuk selalu cenderung hidup damai.
Dengan banyak makan asam dan
garam menyelesikan konflik, bangsa Indonesia sudah bisa memahami, bahwa akan selalu
ada orang yang memandang bahwa rumput kita memang selalu hijau. Untuk itu,
mari kita bersyukur kepada Tuhan karena
telah diberi negara yang selalu terlihat hijau dari sudut mana pun mata
memandang. Kita adalah bangsa kelas dunia yang ahli dalam menciptakan
perdamaian. Tuhan telah menjanjikan bagi para penganjur perdamaian, akan diberi
kedaulatan besar di muka bumi. Semoga masyarakat Indonesia SEMAKIN DEWASA DAN
BERDAULAT SEPANJANG MASA. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment