Memperhatikan dakwah Aa Gym di Facebook akun KH.
Abdullah Gymnastiar. Saya tertarik untuk memahami pola pola pikir Aa Gym dalam
dawahnya. Mudah-mudahan ini jadi ilmu bagi kita semua untuk menjadi orang-orang
terbaik di hadapan Allah, Tuhan semesta alam
Berikut adalah salah satu kutipan dakwah Aa Gym
yang akan saya analisis dari ilmu berpikir yang saya kembangkan, yaitu berpikir
dengan petunjuk Tuhan (logika_Tuhan).
“Saudaraku, musuh paling berat yang harus selalu
kita waspadai adalah diri kita sendiri. Kita tak akan celaka kecuali oleh diri
kita sendiri. Orang yang menyakiti kita, menghina kita, memfitnah kita, itu
tidaklah berbahaya. Yang berbahaya ada jikalau kita yang menyakiti, menghina,
memfitnah orang lain.”
Kita rendah bukan karena direndahkan oleh orang
lain, tapi kita rendah jikalau kita melakuan perbuatan rendah. Kita hina bukan
karena dihinakan oleh orang lain, tapi kita hina jikalau
kita melakukan perbuatan hina. Na’udzubillahi mindzalik”. (Aa Gym).
Pola berpikir (berlogika) seperti di atas
petunjuknya banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Misalnya yang sering dijadikan
dalil oleh Aa Gym adalah;
“Jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, ..” (Al Israa, 17:7)
“Sebagai
balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan”. (Al Waaqiah, 56:24)
“Tidak ada
balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar Rahmaan, 55:60)
“Barang
siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih
baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa)
kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan.” (Al Qashsash, 28:84)
PANDUAN BERPIKIR DARI AYAT-AYAT DI ATAS ADALAH PERBUATAN BAIK DAN BURUK KITA AKAN MEMANTUL KEPADA DIRI KITA SENDIRI.
PANDUAN BERPIKIR DARI AYAT-AYAT DI ATAS ADALAH PERBUATAN BAIK DAN BURUK KITA AKAN MEMANTUL KEPADA DIRI KITA SENDIRI.
Dari panduan Al-Qur’an di atas, jelas terang
benderang kebaikan dan keburukan datang dari diri kita sendiri. Kesimpulannya
seperti yang dikatakan Aa Gym, “yang paling berbahaya bagi diri kita sendiri
adalah diri kita”. Inilah cara berpikir yang benar menurut petunjuk Tuhan.
Believe it!
Berikut kita bahas pola berlogika Aa Gym yang kedua.
Saya kutif juga dari facebook KH. Abdullah Gymnastiar.
“saudaraku, setiap perbuatan kita disaksikan oleh
Alloh Swt. Tidak ada yang kecil bagi Alloh. Besar atau kecil, itu adalah bagi
kita sebagai manusia. Bagi Alloh, sama saja, setiap hal perbuatan diketahui
oleh-Nya. Oleh karena itu, marilah kita menyibukkan diri dalam amal-amal
kebaikan, termasuk amal-amal yang sepertinya kecil dalam pandangan manusia,
namun besar dalam pandangan Alloh Swt.
Pola berpikir Aa Gym banyak dijelaskan dalam
Al-Qur’an. Salah satu dalilnya saya kemukakan sebagai berikut:
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa
yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula”. (Az Zalzalah, 99 :7-8).
Dan inilah fakta sejarah yang mengisahkan tentang
diterimanya dan tidaknya suatu perbuatan di hadapan Allah.
“Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua
putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua
(Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil):
"Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maa’idah, 5:27)
Kisah
di atas memberi panduan berpikir kepada kita bahwa dalam berbuat sesuatu jangan
mempertimbangkan besar dan kecilnya, tetapi berpikirlah apakah pekerjaan itu
diterima atau tidak oleh Tuhan.
Maka, Nabi Muhammad saw memberi panduan berpikir kepada kita semua dalam
hadis berikut yang sangat terkenal dan harus jadi pola pikir:
“sesungguhnya
setiap perbuatan itu diberi ganjaran sesuai dengan niat” .
“Sesungguhnya
orang-orang yang terbunuh itu akan dibangkitkan sesuai dengan niatnya”.
“betapa banyak
orang yang terbunuh di antara dua kelompok tersebut dan Allah Maha Mengetahuai
tentang niatnya”.
“Barang siapa yang
berperang dan dia tidak berniat kecuali sekedar untuk memenuhi kewajibannya,
maka pahal yang akan diterimanya sesuai dengan niatnya”.
Saya
sependapat dengan Umar Sulaiman Al-Asqar (2012), niat berkaitan dengan
pekerjaan suatu ibadah. Niat adalah
usaha untuk melakukan perbuatan baik demi mendapat ridha Allah”. Inilah yang
memberikan kesimpulan bahwa “perbuatan baik tidak dilihat dari besar dan
kecilnya tapi dari NIATNYA, sehingga disimpulkan Allah tidak melihat perbuatan baik dari besar dan kecilnya.
Jadi
saudara-sauradara sekalian, berpikir itu ada standarnya, dan Allah swt Tuhan
seluruh alam, telah memberikan petunjuk BERPIKIR dalam Al-Qur’an. BERLOGIKA ATAU BERPIKIR bukan
milik seseorang, kelompok, atau bangsa, berlogika itu milik semua makhluk dan
penciptanya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Wallahu ‘alam.
(Muhammad
Plato @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment