Setelah berkomitmen
dengan tiga komitmen tauhid (3Qul), yaitu komitmen pada satu Tuhan, tidak
terpengaruh lingkungan, dan tidak terpengaruh oleh pemikiran manusia dan
makhluk ghaib selain Tuhan, maka seorang mukmin akan menyimpulkan bahwa seluruh
kejadian adalah kehendak Tuhan.
Bagi seorang mukmin
karena setiap kejadian adalah kehendak (takdir) Tuhan, maka seluruh kejadian
yang menimpanya adalah perkara terbaik untuk dirinya dari Tuhan. Seorang mukmin
telah diberi petunjuk oleh Tuhan, tidak boleh berprasangka buruk kepada Tuhan.
Inilah logika terindah
yang diajarkan Tuhan kepada manusia agar tidak berprasangka buruk kepada Tuhan.
Keterangan ini menjadi sebab mendasar mengapa orang mukmin tidak boleh
berprasangka buruk pada Tuhan. Ayat ini juga menjelaskan bahwa seluruh perkara
ada dalam kehendak (takdir) Tuhan.
Dalam ayat ini
dijelaskan bahwa kekalahan yang melahirkan duka cita, kecemasan, datangnya dari
diri sendiri. Disebabkan oleh prasangka buruk manusia sendiri terhadap Tuhan.
Kemudian
setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk
yang meliputi segolongan daripada kamu, sedang
segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka
yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata:
"Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan
ini?" Katakanlah: "sesungguhnya
urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam
hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata:
"Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan
ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah:
"Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka
terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam
dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui
isi hati. (Ali Imran:154).
Berdasarkan ayat di
atas, Nabi Muhammad saw mengajarkan logika indah kepada kita semua. Logika ini
tidak akan dipahami sebagai logika dari Tuhan jika tidak membaca QS Al
Imran:154. Berikut adalah hadist yang mengandung ajaran logika indah kepada
kita semua.
Dari shuhaib Ra,
Rasulullah saw bersabda, “sungguh sangat
menakjubkan perkara orang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya.
Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang Mukmin,
yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan ia
bersyukur, karena ia (mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar karena ia (mengetahui)
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. (HR. Muslim).
Nabi Muhammad saw
memahami bahwa dengan tidak berprasangka buruk kepada Allah, maka semuanya akan
menjadi yang terbaik. Sangkaan buruk akan menghasilkan kekecewaan dan kecemasan,
ini kalimat dasarnya; “sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh
diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti
sangkaan jahiliah.
Sedangkan semua urusan
ada di tangan Tuhan. Ini kalimat dasarnya, "sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah". Maka jikalau
manusia berprasangka buruk terhadap segala kejadian, sesungguhnya dia telah
berprasangka buruk kepada Tuhan.
Dalam hadis qudsi Nabi
Muhammad saw mengunci pikiran manusia dengan mengajarkan, berprasangka baiklah
kepada Tuhan, karena itulah cara berpikir yang terbaik bagi seorang Mukmin.
Dalam prakteknya, berprasangka
baik kepada Tuhan adalah memaknai setiap kejadian dengan harapan-harapan baik
akan datang dari Tuhan. Kejadian hanya dua, yaitu kemudahan dan kesulian. Jika
ditimpa kemudahan bersyukur, supaya bertambah nikmat, dan jika ditimpa bencana
harus bersabar karena akan ada kenikmatan berlipat ganda. Inilah logika
orang-orang Mukmin.
(Muhammad Plato
@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment