Dosa apakah yang saat ini
dilakukan oleh kaum perempuan? Dosa berburuk sangka kepada Allah swt. Hal yang
sering membuat dosa kaum perempuan adalah berburuk sangka terhadap ajaran
poligami. Sekalipun Allah tidak secara tegas memerintahkan kepada laki-laki
untuk berpoligami tetapi Allah telah mengisyaratkan bahwa diperbolehkan untuk
laki-laki beristri 2,3 dan 4.
Permasalahan yang sering dihadapi
di lapangan adalah sikap kaum perempuan yang cenderung menolak poligami. Letak
permasalahannya adalah penolakan kaum perempuan terhadap poligami menjadi
keengganan kaum perempuan dalam melaksanakan perintah Tuhan.
Keengganan kaum perempuan
melaksanakan ajaran poligami, sering dikait-kaitkan dengan dampak buruk yang
diakibatkan oleh ajaran poligami. Jika pola pikir kaum perempuan negatif
terhadap ajaran poligami, secara tidak sadar mereka telah melakukan perbuatan
yang sangat dilarang yaitu berprasanngka buruk terhadap Tuhan.
Seharusnya sikap yang muncul
bukan penolakan tetapi menerima dulu segela ketentuan Tuhan jika sudah jadi
kehendak Tuhan. Jika merasa belum mampu untuk melaksanakan hal-hal yang
diperintahkan Tuhan, kembalilah memohon kepada Tuhan, jangan diuji dengan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan. Dengan demikian, kaum perempuan
akan terhindar dari dosa yaitu membangkan, berprasangka buruk terhadap
ketentuan Tuhan.
Lebih parah lagi, di dalam budaya
masyarakat tertentu ada yang mengartikan negatif ketika laki-laki melakukan
poligami. Dalam budaya tertentu laki-laki yang melakukan poligami dianggap
laki-laki gila seks, tidak setia, menyakiti perempuan, tidak bertanggung jawab,
menelatarkan anak-anak dan berkedudukan rendah di masyarakat.
Lebih parah lagi budaya ini ada
di masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Sungguh suatu penghinaan terhadap
ajaran Tuhan, yang secara tidak sadar dilestarikan dalam budaya masyarakat.
Dosa bersama yang diwariskan secara turun-temurun.
KEADILAN PEREMPUAN
Jika dalam AL-Qur’an dijelaskan
bahwa syarat melakukan poligami adalah keadilan. Maka keadilan itu letaknya
bukan ada pada kaum laki-laki, sebaliknya berada di kaum perempuan. Apa sebab?
Bagi kaum laki-laki, hasrat untuk berpoligami sudah menjadi naluri yang
diberikan Tuhan, kepada setiap laki-laki. Dengan demikian suka atau tidak suka
setiap laki-laki akan memiliki kecenderungan untuk melakukan poligami.
Maka dari itu Tuhan memberikan
amanat kepada kaum laki-laki untuk menciptakan keadilan. Keberhasilan laki-laki
dalam menciptakan keadilan, ukurannya bisa dilihat di dalam diri kaum perempuan.
Sebagai pemimpin laki-laki harus mngajarkan kepada kaum perempuan untuk
memahami ajaran poligami sebagai bentuk ajaran Tuhan, yang akan berdampak
kepada kesejahteraan dan keseimbangan hidup.
Ajaran poligami mengajarkan
kepada kaum perempuan untuk berbagi. Menerima dan melaksanakan ajaran poligami,
bisa jadi ajaran yang paling berat bagi kaum perempuan. Tetapi dengan pemahan
tinggi dalam konsep berbagi, kaum perempuan bisa menjadi perempuan sejahtera
dunia dan akhirat. Maka tidak salah jika Tuhan menjanjikan syurga bagi kaum
perempuan yang mampu melaksanakan ajaran poligami.
Aplikasi ajaran poligami sangat
tergantung pada kecerdasan kaum perempuan dalam memahami ajaran Tuhan. Dalam
hal menciptakan perempuan adil, perempuan yang tidak berprasangka buruk kepada
ajaran Tuhan, ditentukan oleh kepiawaian, keluhuran ilmu, keluasan wawasan,
kaum laki-laki dalam mengajarkan keadilan kepada kaum perempuan.
Sederhananya, tanggung jawab
menciptakan perempuan adil ada di tangan laki-laki sebagai pemimpin. Namun
demikian, sebaik-baiknya kaum laki-laki atau perempuan adalah mereka yang mampu
memahami ajaran-ajaran Tuhan dengan hati dan akalnya sendiri.
Kesimpulannya, munculnya persepsi
negatif terhadap poligami dikalangan masyarakat, penyebabnya adalah kaum laki-laki.
Siapa mereka? Kaum laki-laki yang memaksakan kehendaknya untuk melakukan
poligami tanpa dibarengi dengan kemampuan untuk terlebih dahulu memberikan pemahaman
terhadap kaum perempuan tentang hakikat ajaran poligami. Dengan demikian,
timbul ketidaksukaan kaum perempuan terhadap ajaran poligami, dan membudaya
dalam lingkungan masyarakat.
Tulisan ini tidak menganjurkan,
juga tidak melarang untuk berpoligami kepada setiap orang, tetapi ingin
memberikan pembelajaran kepada semua orang bahwa dosa yang harus kita hindari
dalam hal ini adalah jangan berprasangka buruk terhadap Tuhan. Kita harus
menghormati dan menjaga ajaran Tuhan sebagai sesuatu yang telah digariskan dan
bisa membawa kebaikan bagi kehidupan manusia. Karena kita tahu Tuhan lah yang
maha tahu, dan manusia tidak tahu apa-apa tanpa petunjuk pengetahuan dari
Tuhan. Wallahu ‘alam.
(Muhammad Plato, @logika_Tuhan.)
No comments:
Post a Comment