Dunia sedang mengalami krisis, karena sedang menuju tatanan dunia baru yaitu globalisasi. Di era global segalanya menjadi terhubung dan terbuka karena kemajuan teknologi informasi. Dalam situasi ini masyarakat terus mencari bentuk ekonomi apa yang harus dikuasai yang sesuai dengan tataan era global.
Dalam konsep perubahan, terjadinya krisis adalah hal biasa, dan pasti dialami oleh masyarakat. Krisis adalah langkah yang harus dilalui masyarakat untuk menuju masyarakat ideal seperti yang dicitacitakan negara yaitu terwujudnya masyarakat sejahtera adil dan makmur.
Dalam konsep perubahan, terjadinya krisis adalah hal biasa, dan pasti dialami oleh masyarakat. Krisis adalah langkah yang harus dilalui masyarakat untuk menuju masyarakat ideal seperti yang dicitacitakan negara yaitu terwujudnya masyarakat sejahtera adil dan makmur.
Situasi krisis digambarkan persis seperti orang yang baru bangun dari tidur. Pada saat bangun terasa bingung tidak tahu waktu, kapan, di mana dan apa yang harus dikerjakan. Sesaat harus merenung untuk mengembalikan kesadaran.
Kondisi Indonesia saat ini persis seperti orang baru bangun. Banyak yang tidak sadar apa yang terjadi sebenanrnya. Banyak yang tidak sadar, ekonomi apa yang harus dikembangkan untuk mewujudkan kesejahteraan negara.
MENGUASAI ILMU PERBANKAN
Menyimak berita dari salah satu ayat dalam surat Al-Kahfi, ”Maka suruhlah salah seorang di antara kamu
pergi ke kota dengan membawa UANG
PERAKMU ini, (Al Kahfi:19)”.
Diceritakan setelah para pemuda tertidur selama 309 tahun, saat terbangun mereka tidak sadar ada di mana dan kapan. Lalu Tuhan menyuruh seorang pemuda
diantara mereka untuk mencari tahu tentang uang perak yang dimilikinya. Tidak
semata-mata Tuhan menyuruh pemuda itu mencari tahu tentang uang peraknya, kecuali ada
rahasia yang harus kita ungkap.
Kondisi bangsa Indonesia saat ini persis seperti orang bangun tidur. Kita sedang bingung harus dari mana memulai agar bisa mengejar ketertinggalan dari
bangsa-bangsa maju. Mengikuti petunjuk Tuhan kepada pemuda di dalam gua, kita harus meneliti, mengembangkan, dan menguasai ilmu keuaangan.
Sejak dulu, nilai mata uang dolar
Amerika selalu menjadi ukuran perkembangan ekonomi sebuah negara. Angka kemiskinan, harga minyak dunia, ongkos naik haji, selalu diukur dengan dolar. Mata uang rupiah
selalu dinilai melemah terhadap nilai tukar dolar, dan ini menjadi tanda
kondisi ekonomi Indonesia perlu pembenahan.
Mengapa dolar Amerika selalu
menjadi acuan ekonomi dunia, jawabannya bukan karena sepenuhnya ekonomi Amerika
baik. Amerika sangat konsen dan memahami ilmu keuangan. Dalam ilmu keuangan berlaku persepsi. Angka-angka dalam keuangan pada dasarnya adalah persepsi. Angka-angka ini kemudian
dijadikan gambaran bahwa negara ini kaya atau miskin. Amerika selalu berhasil membuat persepsi orang bahwa dolar adalah mata uang yang nilainya stabil.
Potensi
keuangan bangsa Indonesia, jika dikelola dengan baik tidak diragukan bisa
mensejahterakan berapa pun jumlah penduduk Indonesia. Masalah Indonesia bukan di berapa
jumlah uangnya, tetapi masalahnya seberapa cerdas mengelola uang. Tingginya
angka penyimpangan dalam hal keuangan adalah bukti bahwa kegagalan bangsa
Indonesia adalah lemah dalam mengelola keuangan.
Potensi zakat dan sedekah saja yang
dikeluarkan oleh kaum muslimin di Indonesia, bisa mencapai ratusan triliiun.
Jika ini tiap tahun dikeluarkan dan dikelola dengan baik, setiap tahun akan ada
pembangunan bendungan, kapal perang dan biaya sekolah gratis buat kaum miskin.
Jika saja infak harian, mingguan, yang
ada di masjid-masjid dikelola dengan baik, masjid-masjid dapat menjadi basis
ekonomi kerakayatan. Jika ada
1.000.000 masjid, setiap masjid menghasilkan dana infak harian Rp. 1.000.000,-
per bulan, maka setiap bulan ada dana Rp. 1000.000.000.000.- (satu triliyun).
Dana infak masjid ini jika dikumpulkan bisa membiaya pembangunan dua sampai
tiga kabupaten.
Munculnya ide pengembangan
perbankan syariah adalah pembenaran logis bahwa bangsa Indonesia yang pendudukya kurang lebih 250 juta harusnya bisa menguasai ekonomi dunia jika
memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik.
Contoh sukses pengelolaan keuangan adalah pengelola salah satu
biro jasa travel umroh dan haji terbesar di Indonesia dengan sistem multilevel syariah, mereka berhasil memberangkatkan
ribuan jamaah umroh per bulan dengan sistem manajemen keuangan yang mereka
ciptakan. Inilah kreativitas pengelolaan keuangan syariah yang harus terus
diciptakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Muhammad Yunus pemenang Nobel tahun
2006 di bidang ekonomi dari Bangladesh, bisa mendirikan bangunan 14 lantai
dengan uang receh dari nasabah orang-orang miskin. Arisan ibu-ibu Rp. 1000
rupiah per hari, dalam setahun bisa terkumpul uang satu milyar.
INDUSTRI MAKANAN
Selain ilmu keuangan, bangsa
Indonesia harus mulai konsentrasi mengembangkan
industri-insdutri makanan. Berbisnis dalam bidang makanan tidak akan ada
matinya. Selama manusia hidup dia pasti membutuhkan makanan.
Potensi makanan di Indonesia sangat
beraneka ragam. Hampir setiap suku bangsa memiliki ciri khas makanan. Berbagai
ciri khas makanan jika dikelola melalui industri modern,
kita tidak akan kehabisan stok jenis-jenis makanan untuk terus dipasarkan ke
seluruh dunia.
Suksesnya Amerika menjadi bangsa
besar, tidak lepas dari ekspansi industri makanan mereka ke seluruh dunia.
Selain menyebarkan industri makanan mereka sendiri, mereka juga menjadikan
makanan-makanan lokal ke dalam bagian industri makanan mereka. Sebagai contoh, tempe dan beras yang kita makan setiap hari tidak lepas dari
sistem perbankan dan perdagangan makanan yang mereka kuasai. Kita yang makan
tempe dan beras, mereka yang mendapatkan keuntungan banyak dari
perdagangannya.
Ketika harga tomat 100 rupiah per kilo, maka petani membiarkan
buah tomat matang dan membusuk. Ketidakpandaian pengelolaan dan pengembangan industri makanan, tomat yang mereka tanam
berbulan-bulan setelah panen dibuang karena tidak berharga. Padahal jika punya
alat produksi dan sistem perdagangan, tidak akan ada makanan yang mubazir
terbuang. Murah di daerah tertentu belum tentu murah di tempat lain. Murah di
pasar tradisional belum tentu murah di pasar modern. Murah dengan kemasan
seadanya, belum tentu murah dengan kemasan elegan. Murah dengan menjual ke
pasar, belum tentu murah jika menjual di tempat-tempat wisata.
Label halal yang jadi syarat
makanan untuk bisa dimakan, bisa menjadi potensi ekonomi. Selain dari produksi dan perdagangan makannya, labeling halal bisa
menjadi industri tersendiri dan harus dikuasai negara untuk kepentingan
masyarakat.
Diperintah Tuhan atau tidak, manusia itu harus berpikir, karena berpikir adalah naluri dasar manusia. Berpikirlah bahwa industri uang dan makanan adalah dua hal yang harus dikuasai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment