Saya dan istri banyak baca
buku-buku karangan Ustad Yusuf Mansur. Pertama mengenal lebih dekat tentang
Ustad Yusuf Mansur saya baca dari bukunya berjudul, “Mencari Tuhan yang Hilang”.
Buku itu bercerita tentang perjalanan pahit yang berujung pada keindahan hidup
setelah tunduk kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Saya analisa sedikit, proses
kehidupan Ustad Yusuf Mansur memang sesuai dengan logika yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah wahyu dari Tuhan, maka logika-logika yang
terkandung di dalamnya saya sebut logika Tuhan. Saya sebut logika Tuhan agar
semua orang (non muslim) mau membaca logika-logika yang terdapat dalam Al-Qur’an,
siapa tahu mereka dapat hidayah. Alasan lain disebut logika Tuhan, agar kita
meyakini kebenaran logika dalam Al-Quran adalah dari Tuhan, dengan demikian
kita selalu berkeyakinan kepada Tuhan.
Di dalam logika Al-Qur’an
dijelaskan kesulitan adalah penyebab datangnya kebahagiaan. Dijelaskan dalam
surat Alam Nasyrah ayat 5-6. Dan dijelaskan
pula bahwa kesulitan adalah keharusan (kemutlakan) yang harus dilalui oleh
setiap manusia. Bisa dibaca dalam surat Al Balad ayat 4, bahwa diharuskan
manusia untuk hidup dalam susah payah.
Dibaca dari dua ayat ini,
perjalanan Ustad Yusuf Mansur mengikuti pola hidup yang sudah ditetapkan dalam logika
Al-Qur’an. Dalam hidupnya Ustad Yusuf Mansur mengalami kesulitan yang luar
biasa, kemudian berubah menjadi kemudahan, dan kelapangan. Kehidupan yang
dilalui oleh Ustad Yusuf Mansur, dilalui oleh seluruh manusia di muka bumi ini.
Contoh teladan kita adalah Nabi Muhammad saw, yang mengalami penindasan di
Mekkah, setelah itu pengaruhnya (ajaran Islam) tersebar ke seluruh penjuru
dunia. Baca juga kisah-kisah orang
sukses kontemporer saat ini, kesuksesan mereka tidak akan lepas dari kesulitan
hebat yang dihadapinya.
Saya dan istri juga baca buku
lain karya Ustad Yusuf Mansur, berjudul “
The Miracle Of Giving”. Menurut saya,
buku ini mengukuhkan tentang adanya logika Tuhan. Di dalam buku ini, Ustad
Yusuf Mansur menjelaskan matematika sedekah, yang diturunkan dari surat Al An’aam
ayat 160, “Barang siapa membawa amal yang
baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang
membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.
Keterangan di atas, melahirkan
rumus matematika sedekah. Menurut Beliau bahwa setiap kita ngasih 1, maka kita
akan mendapat balasan 10 kali lipat dari Allah. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
10-1 = 19
10-2 = 28
10-3 = 37
10-4 = 46
10-5 = 55 dst...
Hitung-hitungan di atas adalah pola
pikir Ustad Yusuf Mansur yang menggunakan logika berpikir berdasarkan petunjuk
dari Al-Qur’an. Logika berpikir ini
memiliki tujuan agar orang-orang yang bersedekah tidak berpikir uangnya
berkurang atau hilang. Dengan demikian mereka mau mengamalkan ajaran Al-Qur’an
yaitu sedekah.
Kemudian, Ustad Yusuf Mansur menjelaskan bahwa
hitungan-hitungan balasan sedekah tidak selalu berbalas dengan jumlah uang,
tetapi senilai dengan uang tunai yang kita harapkan. Dalam hal ini ustad Yusuf
Mansur telah menggunakan logika analogi (persamaan). Contoh pengembalian
sedekah tidak dalam bentuk uang bisa dalam bentuk lain yang nilainya sama dengan:
1. Kesehatan
bagi badan kita
2. Umur
3. Keluarga
rukun
4. Karir
lebih baik
5. Status
sosial lebih baik dst....
Bagi saya apa yang dijelaskan
oleh Ustad Yusuf Mansur mengandung ajaran logika. Berpikir logis itu sederhana,
diantaranya berpikir dengan pola sebab-akibat, atau analogi (persamaan). Mengapa
Ustad Yusuf Mansur memiliki rumus bahwa 10-1 = 19, sebabnya di dalam surat Al-An’aam
ayat 160 dijelaskan, setiap amal baik dibalas 10. Begitulah sedikit penjelasan saya
tentang pola berpikir yang digunakan Ustad Yusuf Mansur dalam berdakwah.
Dengan metode berpikir ini, Ustad
Yusuf Mansur termasuk orang yang istiqamah dalam sedekah, dan menjadi teladan
dalam mengajarkan sedekah kepada umat. Keistiqamahannya dalam mengajarkan ilmu
sedekah, Allah swt telah meninggikan kedudukan Ustad Yusuf Mansur menjadi ulama,
cendekiwan, kiyai, berpengaruh dalam mengubah mindset umat beragama. Saya
memberi gelar Beliau sebagai ahlinya logika Tuhan atau Kiyai Logika Tuhan.
No comments:
Post a Comment