Wednesday, February 4, 2015

MAU KAYA RAYA BERGURU PADA NABI SULAIMAN

Oleh: Muhammad Plato

Coba perhatikan, banyak orang berpandangan kaya adalah banyak harta. Padahal untuk jadi kaya tidak cukup hanya banyak harta. Syarat penting jadi orang kaya adalah jangan cinta harta. Orang-orang yang tidak cinta harta adalah mereka yang hidup dipandu dengan logika Tuhan bersumber pada Al-Qur’an.

Hal yang dikhawatirkan ketika jadi orang kaya adalah cinta pada harta melebihi dari segalanya. Lebih parah harta menjadi tuhan selain Allah. Jika kita perhatikan Al-Qur’an, Allah memberi contoh siapa orang kaya sesungguhnya. 

Nabi Sulaiman digambarkan sebagai sosok manusia dengan kekayaan luar biasa. Ada karakter yang dimiliki Nabi Sulaiman sebagai pelajaran bagi orang-orang berkelimpahan harta. 


“Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat. Ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore. Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". "Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku". Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Shad,  38: 30-35).

Jika kita perhatikan isi ayat di atas, kita bisa temukan karakter orang kaya. Nabi Sulaiman dijelaskan sebagai orang yang amat taat pada Allah. Nabi Sulaiman adalah manusia sebaik-baiknya manusia. Ketaatan pada Allah adalah karakter dasar orang kaya. Semakin tinggi ketaatan manusia kepada Allah, semakin banyak kekayaannya.  

Waspada karakter buruk orang kaya. Karakter buruk orang kaya adalah cinta harta. Kondisi ini pernah terjadi pada Nabi Sulaiman yang terlalu mencintai kuda-kuda terbaiknya. Kuda-kuda terbaik melalaikan ketaatan Nabi Sulaiman pada Allah. Nabi Sulaiman pun tergeletak di atas kursinya.

Di zaman sekarang kuda-kuda ini adalah kendaraan-kendaraan mewah. Karena kecintaannya terhadap kuda peliharaannya, Nabi Sulaiman mengakui, dia lalai mengingat Tuhan-nya. Kuda-kudanya membuat asyik dalam kehidupan dunia dan lupa kehidupan akhirat. 

Nabi Sulaiman mendapat ujian berat dari Allah dan tergeletak lemah karena sakit, akibat terlalu cinta pada harta. Nabi Sulaiman bertaubat menyadari apa yang terjadi pada dirinya akibat dari terlalu cinta pada harta. 

Untuk mengembalikan ketaatannya kepada Allah, Nabi Sulaiman mengorbankan kuda-kuda terbaiknya (memotong kaki dan lehernya). Memotong kaki dan lehernya sebagai bentuk pengukuhan bahwa Nabi Sulaiman tidak mencintai harta, sekalipun harta itu yang sangat dicintainya. Karakter orang kaya, semakin banyak harta semakin tidak mencintai harta. 

Nabi Sulaiman melewati ujian dengan bertobat dan mendapat balasan sebuah kerajaan yang tidak pernah dimiliki oleh siapa pun kecuali dia. Ujian atau kesulitan akan menimpa orang kaya, ketika mereka berhasil melewatinya dengan taat dan berkorban untuk Allah, mereka tetap dalam berkelimpahan harta dan kekuasaan. 

Belajar dari Nabi Sulaiman, kita dapat memahami penyebab kekayaan adalah ketaatan pada Allah. Pelajaran penting agar jadi orang kaya adalah melatih diri untuk tidak cinta harta dengan sering berkorban harta yang dicintai. 

Baiklah kawan-kawan yang kaya raya, sering seringlah berkorban dengan harta yang paling dicintai agar kawan-kawan tambah kaya raya. Berani berkorban dengan harta paling dicintai adalah ciri orang kaya tidak cinta harta. Inilah cara berpikir yang harus dimiliki orang kaya, cara berpikir yang dibimbing Tuhan. 

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.

No comments:

Post a Comment