Saturday, March 29, 2014

JANGAN NGAKU SUFI, SEBELUM PAHAM LOGIKA TUHAN



Jangan ngaku-ngaku sudah belajar sufi, sebelum mengenal logika Tuhan. Para sufi yang anda ikuti ajaran-ajarannya, mereka ahli dalam logika Tuhan. Jika tidak pecaya, sekarang saya akan bahas apa yang dinasehatkan Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani.

“Jika terkena cobaan, janganlah menginginkan mendapatkan kenikmatan dan menghindar dari cobaan. Karena suatu kenikmatan pasti datang juga kepada mu sesuai dengan ketentuan Allah, entah engkau harapkan atau tidak”. (Sudarmojo:2013)

Demikian juga cobaan pasti akan menimpa mu walaupun kamu tidak menyukainya. Karena itu berserah dirilah dalam segala urusan kepada Allah, yang mengatur sesuai dengan kehendaknya. (Sudarmojo:2013).

Apabila kenikamatan datang kepadamu, maka sibukkanlah dirimu dengan kesabaran dan kesadaran. Apabila engkau ingin mendapat tempat tertinggi di sisi Allah, maka bila ditimpa bala, kamu harus rela dan merasa diberi kenikmatan. Ketahuilah bahwa cobaan yang menimpa orang mukmin bukan untuk untuk menghancurkannya tetapi untuk menguji imannya. (Sudarmojo:2013)

Nasehat-nasehat yang dikemukakan Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani, merupakan bukti ketundukkan logika para sufi pada ketentuan Tuhan. Jika tidak memahami logika Tuhan, tidak mungkin akan keluar ucapan semacam itu. Alur-alur logika para sufi sesungguhnya mengikuti alur petunjuk berlogika dari Tuhan.
Mari kita buktikan, bahwa apa yang dinasehatan Syeh kepada kita bersumber dari logika Tuhan.  

“janganlah menginginkan mendapatkan kenikmatan dan menghindar dari cobaan. Karena kenikmatan pasti datang padamu, diharapkan atau tidak”. Sumber logika itu ada dalam Al-Qur’an, yang sudah sering kita baca setiap hari dalam shalat.

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam Nasyrah:5-6).

Dari ayat di atas, Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani menjelaskan bahwa sudah jadi kehendak Allah, cobaan (kesulitan) dan kenikmatan (kemudahan) akan datang silih berganti. Siklus itu terjadi, tanpa harus diminta, setiap orang akan diberi kenikamatan (kemudahan) dan dengan sekuat tenaga pun menghindar dari cobaan (kesulitan)  maka cobaan (kesulitan) itu pasti akan terjadi.

Untuk lebih mengerti  ayat di atas, mari kita baca dengan bahasa logika. Lebih tegasnya kita baca dengan logika sebab-akibat. Maka bunyi ayat di atas dapat dipahami sebagai berikut.  “JIKA DATANG KESULITAN MAKA PASTI AKAN DATANG KEMUDAHAN”.  

Bahasanya bisa kita pertegas lagi dengan bahasa hipotesis sebagai berikut, “Jika seseorang mengalami kesulitan maka pasti orang itu akan mendapat kemudahan”. Bisa juga dibalik, “ jika seseorang mengalami kemudahan, maka pasti orang itu akan mendapat kesulitan”.

Sekarang perhatikan nasehat Syekh ‘Abdul ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani berikut, “Apabila engkau ingin mendapat tempat tertinggi di sisi Allah, maka bila ditimpa bala, kamu harus rela dan merasa diberi kenikmatan. Nasihat ini bisa kita terima dengan rasio jika kita memahami hukum siklus, atau logika sebab akibat,  silih bergantinya kesulitan dan kemudahan.

Atas dasar nasehat Syeh yang bersumber dari logika Tuhan, “MAKA BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG DITIMPA BALA (KESULITAN), KARENA TANPA DIMINTA PUN KESULITAN ADALAH PENYEBAB DATANGNYA KENIKMATAN.  Hanya pikiran orang-orang yang diberkahi Tuhanlah yang bisa memahami petunjuk berlogika dari Tuhan.

Marilah kita buktikan sama-sama dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang yang selalu mencari kemudahan di muka bumi ini dia akan selalu dihimpit oleh kesulitan, dan sebaliknya orang-orang yang selalu mencari kesulitan (jalan terbaik di sisi Tuhan), akan selalu dihimpit dengan kemudahan.  

SALAM SUKSES DENGAN LOGIKA TUHAN. FOLLOW ME @Logika_Tuhan

No comments:

Post a Comment