Puji syukur kita
panjatkan kepada Allah swt. Shalawat dan salam bagi Nabi Besar Muhammad SAW
penutup dari para Nabi. Maha guru yang menuntun umat manusia berpikir dengan
logika Allah swt. Kali ini saya akan jelaskan
ajaran logika dari Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut;
“Aku bersama dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku,
maka hendaklah ia BERPRASANGKA
dengan apa yang DIINGINKAN, bukan yang
ia risaukan dan khawatirkan”. (Hadis Qudsi).
Hadis di atas
mengajarkan kepada kita tentang cara berpikir (belogika) positif. Cara berlogika
positif adalah memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada yang
kita khawatirkan. Konstruksi logika dari hadis di atas adalah sebagai berikut:
BERPRASANGKA------BERAKIBAT-----BERWUJUDNYA
KEINGINAN
(ISI
PIKIRAN-----------BISA JADI-------KENYATAAN)
Konstruksi
logika di atas menjelaskan kepastian bahwa setiap prasangka (isi pikiran) akan
berubah menjadi kenyataan. Untuk itulah hadis di atas mengajarkan kita untuk fokus
pada apa yang kita inginkan atau cita-citakan, karena hadis di atas
menginformasikan bahwa setiap prasangka (isi pikiran) akan berubah menjadi
kenyataan.
Mari
kita bandingkan konstruksi logika di atas, dengan konstruksi logika firman Allah
swt di bawah ini. Konstruksi logika hadis di atas bersumber dari konstruksi
logika di bawah ini;
Maka demi
Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah BENAR-BENAR (AKAN TERJADI) seperti PERKATAAN YANG KAMU UCAPKAN. (Adz
Dzariyat:23)
Logika
Allah swt; PERKATAAN----BERAKIBAT---KEJADIAN
NYATA
Logika
Rasulullah; PRASANGKA----BERAKIBAT---KENYATAAN
Setiap
PERKATAAN pada hakikatnya bersumber dari isi pikiran. Segala isi pikiran adalah
PRASANGKA. Perkataan dan Prasangka sama-sama bersumber dari isi pikiran. Jika
Tuhan adalah sumber logika, maka setiap perkataan (hadis) Nabi Muhammad saw,
mengandung unsur logika dari Tuhan yang bersumber dari Al-Qur’an.
Harus
diyakini, semua isi pikiran (prasangka atau perkataan) akan benar-benar menjadi
kenyataan. Isi pikiran buruk akan melahirkan keburukan, sebaliknya isi pikiran
baik akan melahirkan kebaikan. Maka kunci sukses paling mendasar hidup dimuka
bumi ini berawal dari apa isi pikiran.
Sangat
logis jika kita harus berpikir pada apa yang kita inginkan, karena kita akan mendapatkan
apa yang kita inginkan. Maka berprasangkalah bahwa Tuhan Maha Pengasih dan
Penyayang, dengan demikian semua keinginan Anda akan berubah menjadi kenyataan.
Kesimpulannnya,
konstruksi logika yang ada dalam hadis Nabi Muhammad saw, adalah konstruksi
logika Al-Qur’an yang bersumber dari Allah swt. Hadis Nabi adalah konstruksi
logika Allah yang dikonstruksikan oleh Nabi Muhammad saw ke dalam bahasa yang
mudah dimengerti oleh umat.
Selanjutnya
dapat dipahami bahwa urusan pikiran berkaitan dengan urusan NIAT. Pengertian
niat dalam hal ini adalah prasangka atau perkataan yang melatarbelakangi sebuah
perbuatan. Niat tidak bisa dilihat kasat mata, karena ada dalam alam pikiran
yang abstrak. Untuk itulah Rasulullah mengeluarkan sebuah kontrsuksi logika hadis
yang masih berkaitan dengan prasangka yaitu, “...setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkan.” (HR. Muslim.
Wallahu ‘alam
aslm. tanya gan, apakah prasangka yg agan maksud itu termasuk di dlmnya prasangka "buruk" pd org lain? Sbg contoh apabila agan pny atasan korup, lalu ketika terjadi penyelewengan dana perusahaan, apakah prasangka baik kita terhadapnya akan menjadikan bentuk penyelewengan dana itu baik? Trim's
ReplyDeleteker: prangka itu bukan untuk mengubah yang buruk menjadi baik di luar diri kita, tetapi fokusnya setiap kebaikan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri. Ketentuan ini tertulis dalam kitab suci. jadi memberi prasangka baik sebetulnya sedan membaikkan diri kita sendiri, bukan mengubah yang buruk menjadi baik.
ReplyDeleteArtinya berprasangka baik itu adalah cara agar yang datang pada diri kita kebaikan. Yang lebih penting diri kita baik dulu kan sebelum membaikkan orang lain, begitu ker.