Kata kun fayakun adalah perkataan Tuhan yang diucapkan
ketika Tuhan berkehendak menciptakan sesuatu atau kejadian. Kata kun fayakun
tertulis dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 117.
“Allah Pencipta langit
dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah)
Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah".
Lalu jadilah ia”.
Kun fayakun, diterjemahkan menjadi kata “jadilah”. Lalu
jadilah ia. Kata jadilah, dalam alam pikiran awan dipersepsikan sebagai bentuk
penciptakan tanpa proses. Awam mempersepsikan kata jadilah seperti jin memenuhi
permintaan Aladin. Tring...trin...tring...
Persepsi semacam ini tidak salah, karena Tuhan bisa
berkehendak apa saja dalam menjadikan sesuatu. Tetapi ada persepsi lain yang
perlu diketahui awam. Please open your
mind!
Kata jadilah, tidak mutlak dipersepsikan sebagai kejadian
tanpa proses. Jika dimutlakkan tanpa proses, umat akan terjebak pada pola-pola
pikir yang kurang rasional, dan cenderung mistis. Sementara, Al-Qur’an
mendandung ajaran-ajaran rasional.
Kecenderungan berpikir mistis (tanpa proses), akan berdampak
pada sikap-sikap pasrah, kurang kreatif, dan malas. Alhasil umat Islam akan
tenggelam dalam kejumudan.
Selain kata “jadilah”, terjemahan turunan dari kata kun
fayakun, bisa juga “berproseslah, kerjakanlah, lakukanlah, bergeraklah,
berhijrahlah”. Kun fayakun dilihat dari bentuk katanya adalah kata kerja. Maka
dapat diterjemhakan ke dalam bahasa kita sebagai kata kerja. Untuk itu, kata
Jadilah, berproseslah, kerjakanlah, lakukanlah, bergeraklah, berhijrahlah,
adalah bentuk-bentuk lain dari kata kerja kun fayakun. Maka, dengan terjemahan
berbagai macam kata kerja, kun fayakun dapat digunakan pada berbagai kejadian.
Menurut Agus Mustofa (2013), kata kun fayakun mengandung
logika sebab akibat. Kata penghubung ‘fa’ sebelum ‘yakun’ adalah bermakna
‘maka’, atau ‘kemudian’ atau ‘lantas’, oleh karena itu menunjukkan adanya sebab
akibat yang berarti mengandung proses. Selanjutnya beliau menegaskan, pemahaman saintifiknya,
bahwa semua proses penciptakan sesuatu atau kejadian di alam semesta,
membutuhkan waktu untuk berubah dari keadaan sebelum tercipta menjadi keadaan
setelah tercipta. Meskipun itu hanya berlangsung sepersekian detik, atau
berlangsung miliaran tahun.
Sekarang coba kita perhatikan bagaimana proses kesuksesan
seseorang dalam membangun bisnis, atau menemukan teknologi baru. Semua pengusaha
sukses berproses mulai dari kejadian sederhana sampai kejadian komplek.
Proses kejadian itu mengikuti logika sebab akibat, dan berkesinambungan (berproses).
Hal ini berlaku dalam kajadian manusia dan penciptaan langit beserta bumi.
Bisnis-bisnis besar yang dimiliki seorang pengusaha sukses, jika dibaca ke belakang rata-rata dibangun dari usaha-usaha kecil.
Pengusaha-pengusaha sukses, selalu memiliki usaha sederhana yang awalnya disepelekan orang, dan berkembang menjadi kerajaan bisnis.
Chairul Tanjung, bisnisnya dimulai dari menjadi makelar
photo copy diktat mahasiswa ketika kuliah, Bob Sadino, membangun kerajaan
bisnis mulai dari ternak ayam petelur dan menjualnya secara berkeliling, Dahlan
Iskan, menjadi raja media dimulai dari wartawan surat kabar, Edy Soeryanto
Soegoto, membangun kerajaan kampusnya dengan 17000 mahasiswa, dari lesan dua
orang murid.
Kesimpulannya, kawan-kawan Tuhan selalu berkehendak
menjadikan kalian orang-orang hebat. Kehendak Tuhan ini digambarkan dalam kata
kun fayakun. Dalam bahasa yang bisa kita pahami, jika ingin membangun kerajaan
bisnis, maka kun fayakun! Dalam arti operasional (bentuk kata kerja), lalukanlah,
berproseslah, mulai dari bisnis-bisnis kecil. Tuhan berkehendak, bisnis-bisnis
kecilmu akan berubah menjadi kerajaan bisnis, mulai hitungan detik, jam, bulan,
dan tahun. Bersabarlah dalam ketetapan Tuhan. Walalhu ‘alam.
No comments:
Post a Comment