Pikiran positif dan negatif,
semuanya dipengaruhi oleh pengetahuan yang masuk ke dalam otak. Menurut Erbe
Sentanu, setiap hari 60.000 pengetahuan baik maupun buruk masuk ke dalam otak.
Setiap hari otak bertugas mengolah, apakah pengetahuan itu menjadi baik atau
buruk.
Tuhan memerintahkan kepada otak,
agar berpikir dan mengubah semua yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi
lebih baik. Jika tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, tugas otak sangatlah berat,
60.000 pengetahuan harus dia positifkan.
Otak yang kelebihan beban, dia bisa mogok, muntah-muntah, kejang-kejang,
yang berdampak pada seluruh anggota Tubuh.
Ciri orang-orang yang
mempekerjakan otaknya sendirian adalah pusaran botak di kepalanya melebar. Semakin
botak kepala, semakin keras otaknya dipekerjakan. Kasihan otak tuh...
Seluruh anggota tubuh ada cara
kerjanya. Sebagai pencipta, Tuhan sudah memberi petunjuk bagaimana cara
menggunakannya. Wahyu adalah manual book
dari Tuhan yang harus kita baca sebelum seluruh anggota tubuh ini bisa kita
gunakan dengan baik.
Bagian utama tubuh yang sering
kita gunakan adalah otak. Bersumber dari otak semua anggota tubuh digerakkan. Banyak
yang tidak menyadari bahwa berpikir menggunakan otak ada manual book nya dari
Tuhan. Mereka yang tidak tahu cara berpikir dari petunjuk Tuhan,
mengeksploitasi otaknya agar semua pengetahuan yang diterimanya menjadi
positif.
Eksploitasi terhadap otak bisa
berdampak pada kondisi kesehatan yang memburuk. Dan hal ini akan berdampak pula
pada rendahnya kualitas hidup, menurunnya kesejahteraan, dan pendeknya angka
harapan hidup. Walaupun hidup di dunia ini sebentar, tidak ada yang mau hidup
menderita seumur-umur.
Akibat dari ekploitasi otak
adalah sakit kepala, kejang otak, pecah pembuluh darah, kangker otak. Tentu
inilah yang dimaksud dengan rendahnya kualitas hidup dan kesejahteraan. Siapa
yang mau hidup seumur-umur menanggung kualitas hidup dengan kondisi otak tidak
sehat. Untuk itu kita butuh petunjuk Tuhan, bagaimana menggunakan otak, agar
otak tidak menanggung beban yang berlebihan.
Sebetulnya sudah ada contoh orang-orang
yang berpikir dengan petunjuk Tuhan. Nabi Ibrahim, dan Muhammad saw adalah contoh
terbaik dari manusia yang berpikir dengan petunjuk Tuhan. Namun tidak ada yang
menyadari bahwa berpikir memiliki petunjuk dari Nya.
Pengetahuan yang di dapat dari
Al-Qur’an atau hadist, yang menjadi inti ajaran agama Islam tidak pernah
dikembangkan menjadi petunjuk berpikir dari Tuhan. Padahal perintah berpikir
selalu diulang-ulang sampai 63 kali. Sangat tidak mungkin jika memerintahkan
berpikir, Tuhan tidak menyertai dengan petunjuk-Nya.
Ayat pertama turun yang
diterjemahkan sebagai bacalah, jika ditelaah sesungguhnya punya kaitan erat
dengan perintah berpikir. Pada prakteknya, ketika kita membaca kitab suci, buku,
gejala sosial, fenomena alam, sesungguhnya kita sedang menggunakan otak untuk pikiran.
Pada prakteknya membaca, yang diartikan sama dengan meneliti, menelaah,
mengamati, semuanya berkaitan dengan pekerjaan otak yaitu berpikir.
Maka dari itu makna luas tafsir
pada awal surat yang pertama turun bisa dikaitkan sebagai perintah berpikir
dari Tuhan.
Bacalah (berpikirlah) dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah (berpikirlah), dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam
(logika). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-‘Alaq:1-5).
Dengan berpikirlah semua ciptaan
Tuhan bisa kita pahami. Dengan berpikirlah kemurahan Tuhan dapat kita
pahami. Dengan berpikirlah semua yang
tidak kita ketahui dapat kita ketahui. Logika adalah perantara atau metode atau cara berpikir yang diajarkan
Tuhan kepada manusia.
Manual berpikir, petunjuk
berlogika itu tertulis dalam Al-Qur’an. Berpikirlah atas nama Tuhan mu! Artinya
berpikirlah menurut pentunjuk-petunjuk yang telah Tuhan berikan kepada mu.
Sesungguhnya orang-orang yang berpikir di atas petunjuk Tuhan, dunia ini hanya
dipandang sebagai kebaikan (positif).
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan
No comments:
Post a Comment